bc

My Lesbian Wife

book_age18+
1.8K
FOLLOW
13.8K
READ
love after marriage
arranged marriage
dominant
badboy
drama
sweet
bxg
bxb
gxg
like
intro-logo
Blurb

Tentang Nabira dan Ara, sepasang mantan kekasih lesbian yang terjebak dalam cerita pernikahan yang berbeda dengan suami masing-masing.

Tentang perjuangan mereka untuk kembali ke kodrat diwarnai pergulatan batin yang begitu emosional di antara keduanya.

chap-preview
Free preview
PROLOG
PROLOG Gadis cantik bermata bening dan berambut legam itu duduk terpekur dengan secarik kertas dalam genggamannya. Matanya basah, sembab, dan jejak-jejak kesedihan itu masih kentara menghiasi wajahnya. Ia baca untuk kesekian kali surat dari almarhum ayahnya yang ditulis khusus untuknya saat terbaring di rumah sakit. Ibunya memberikannya setelah proses pemakaman sang ayah selesai. Jejak pena yang pernah ditorehkan sang ayah terlihat sedikit berantakan seperti tulisan anak kelas satu SD yang baru bisa menulis. Semua ini menceritakan dengan jelas betapa sang ayah berusaha menuliskannya dengan tubuh ringkih dan tenaganya yang melemah. Tulisan ini seolah menjadi pertanda bahwa untuk sekedar menggerakkan otot-otot jarinya pun, almarhum harus bersusah payah melakukannya. Bagaimana bisa ia tega mengabaikan pesan almarhum di surat terakhirnya? Terbayang di benaknya betapa sang ayah menderita karena kanker otak yang menggerogoti pertahanannya. Ia melihat wajah teduh itu tersenyum sebelum mengembuskan napas terakhir. Kata demi kata sang ibu kini menari-nari di pikirannya. Dia wanita yang paling ia hormati dan sayangi. Tak ada yang bisa menggantikan kasih sayang seorang ibu. Ia pun tak sampai hati mengesampingkan permohonan sang ibu yang memintanya untuk memenuhi permintaan terakhir sang ayah dalam suratnya. “Ibu mohon Nabira... Penuhi permintaan ayahmu. Jika kamu memang sayang ayahmu dan ingin ayahmu tenang di alam sana, kembalilah ke kodratmu... Ayah akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat selama mendidikmu, Nak. Ibu mohon penuhi permintaan ayahmu...” Nabira menyeka air matanya kala terngiang sengguk tangisan sang bunda yang begitu mencekat. Mata tajamnya yang sudah berembun masih menatap nanar secarik kertas itu. Nabira putriku, menikahlah dengan Athar. Dia putra sulung sahabat ayah. Dia laki-laki yang baik. Ayah akan tenang jika ada laki-laki baik yang menjagamu sepeninggal ayah. Ayah mohon... Ayah tak meminta banyak. Ayah menyayangimu, Nak... Tangis Nabira kembali pecah. Menikah... Satu hal yang sangat ia takuti. Entah sejak kapan dia kehilangan ketertarikan pada laki-laki. Yang ia ingat, ia pernah menjadi korban pelecehan seksual saat SD dan SMP. Teman laki-lakinya menggerayangi tubuhnya dan mencium pipinya berkali-kali. Ia berlari ketakutan dan setelah dia beranjak dewasa, ia baru tahu apa yang ia alami adalah salah satu bentuk pelecehan seksual. Sebenarnya dia pernah menyukai laki-laki semasa SMA, tapi laki-laki itu tidak membalas perasaannya. Dia justru memacari sahabatnya. Ia sakit hati dan terluka. Jatuh cinta pertamanya berujung pada patah hati yang menyiksa. Semenjak itu, dia semakin membenci dan takut pada laki-laki, kecuali keluarganya. Dia lebih tertarik pada perempuan. Ia memiliki seorang kekasih bernama Ara yang ia kenal sejak kuliah. Kini ia harus mengucap selamat tinggal pada gadis pujaannya karena ia akan menikah dengan laki-laki yang bahkan tidak ia kenal sebelumnya. Ia tak punya pilihan lain dan memang tak bisa memilih apapun. Ia sadar, cinta sesama jenis tak akan pernah berpihak padanya maupun kekasihnya. Semesta tak akan membenarkan. Agama melarang, orang tua menentang, orang-orang sekitar mencemooh... Apa yang bisa diharapkan? Semua akan berujung pada akhir yang mengenaskan. Ya, dia sudah melihatnya. Teman-teman lesbian tak ada yang bertahan dengan kekasih mereka karena menikah dengan laki-laki. Pilihan itu terpaksa mereka pilih atas alasan “demi orang tua”. Usianya 23 tahun ini dan ia baru lulus kuliah setahun yang lalu. Dia sedang semangat-semangatnya bekerja di salah satu SMA di bagian tata usaha. Dia tengah bahagia-bahagianya menjalin hubungan cintanya bersama Ara. Kini ia harus melepaskan semua... ****** Dua insan duduk saling berhadapan tanpa suara. Dua cangkir kopi itu sudah agak dingin, sedingin hati keduanya. Gerakan jari yang terampil mengaduk-aduk minuman masing-masing seolah hanya sebagai pemecah kebekuan. Alunan biola nan manis tak jua mampu hadirkan cerita romantis. Suasana restoran yang mewah, yang selalu membatasi jumlah pengunjung pun tak lagi berarti di hati Nabira. Ia tak menginginkan semua ini. Nabira meletakkan sendok kecil itu dengan sedikit keras. Ia menatap laki-laki bercambang tipis dan berbadan atletis itu dengan datar, bahkan ada kebencian menyala tajam di kilat matanya. “Aku mau menikah denganmu demi almarhum ayahku, juga demi ibuku. Jangan salah mengartikan kalau aku sudah jatuh cinta padamu.” Laki-laki bernama Athar Anggara Pramudya tersenyum sinis dengan menaikkan sebelah sudut bibirnya. “Kamu pikir aku mau menikah denganmu karena cinta? Jangan bermimpi gadis aneh. Aku bisa mendapatkan yang jauh lebih baik darimu. Sama sepertimu, aku menyetujui perjodohan kita semata karena aku tak mau kehilangan perusahaan. Ayah mengancam akan melimpahkan perusahaannya pada saudara tiriku jika aku tak mau menikah denganmu. Aku laki-laki pintar. Jelas aku tak bisa melepas perusahaan ini begitu saja.” Nabira membalas dengan senyuman yang tak kalah sinis. “Uang... Siapapun bisa buta karena uang. Aku ingin kamu mematuhi kesepakatan kita. Jangan pernah sentuh aku setelah kita menikah.” Nabira menegaskan kata-katanya. “Tanpa kamu ingatkan, aku tak akan lupa nona. Kamu tidak cukup seksi dan cantik untuk bisa membangkitkan hasratku. Jangan menilaimu terlalu tinggi. Atau perlu aku belikan cermin baru?” Nabira tak menyangka kata-kata yang terlontar dari laki-laki yang katanya diidolakan banyak perempuan itu sungguh tak berkelas, pedas, dan begitu kontras dengan citra baiknya. “Kata-kata yang sungguh tak berfaedah dan tak ada nilai edukasinya. Entah bagaimana orang menyebutmu laki-laki yang paling diinginkan perempuan. Arogan dan menyebalkan.” Tatapan Nabira kembali menghunjam seakan menguliti sang pria habis-habisan. Athar tertawa kecil, “Aku bicara fakta. Kamu merasa cantik? Seksi? Kamu bukan tipikal perempuan yang aku suka.” Nabira tak membalas apapun. “Dan ingat satu hal, pernikahan kita hanya tinggal tiga hari lagi. Jaga sikapmu dan jangan kabur. Jangan merusak semuanya. Jangan mencoreng nama baikku maupun perusahaan. Jika kita gagal menikah, perusahaan akan lepas dari tanganku.” Nabira tertawa lepas, "Bagaimana jika aku benar-benar kabur?" tentu saja Nabira hanya menggertak. Dia tetap akan melaksanakan pesan terakhir almarhum ayahnya. “Kamu akan tahu akibatnya. Aku bisa melakukan hal yang buruk pada kekasih lesbianmu.” Athar tersenyum sinis dengan tatapan maut yang membungkam keangkuhan Nabira. Gadis itu membeku, tak berkutik. Seribu pertanyaan mengacaukan pikirannya, bagaimana bisa Athar tahu bahwa dia lesbian? Bagaimana bisa laki-laki arogan itu tahu tentang Ara? Kini ia menyadari, laki-laki di hadapannya bukan laki-laki sembarangan. Ia harus bisa memainkan strategi terbaik untuk bisa mengalahkannya. ******

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.6K
bc

Turun Ranjang

read
579.0K
bc

MOVE ON

read
95.1K
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

Suamiku Bocah SMA

read
2.6M
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook