julian
Makasar. 07:00
Di pagi hari tepatnya di sebuah sekolah menengah SMA madagaskar.
Terlihat ramai sekali murid yang berdatangan, mereka semua datang tepat waktu dan pagi sekali, karna sekarang adalah hari Senin di mana mereka akan mengadakan upacara.
Jadi mereka harus pagi datang biar tidak di hukum karna terlambat.
Tapi tidak dengan Juliana, anak paling bandel bin nakal, dia terlihat masih tertidur di rumahnya.
Dia seolah olah tidak peduli dengan terlambat atau tidaknya di sekolah dia masih. terlelap bersama mimpi indahnya.
"Tok-tok"tok-tok," suara pintunya di ketok dari luar oleh orang tuanya, ya itu sari ibunya, dia biasa memanjakan anaknya ini, sari baru saja selesai masak untuk menyiapkan sarapan buat keluarganya.
"Julian... bangun sayang. Apa kamu tidak kesekolah?," Teriak mamanya pelan untuk membangunkan putra tersayangnya itu, mengingat putrinya sudah berangkat kesekolah tapi tidak dengan putranya ini kebiasaan bangun siang.
Mendengar panggilan mami ya, dia pun langsung menyahut," ya, mi 5 . menit lagi Julian keluar," nya lalu dia pun langsung bangun menguap, dan langsung masuk ke kamar mandi.
Selesai mandi dia pun langsung berangkat sekolah. Tapi jangan salah dulu dia bukan langsung ke sekolah dia malah mampir di tempat tongkrongannya dengan teman teman seperjuangannya.
Melihat Julian datang mereka langsung menyapanya,"hai bos, ku kira kau masih molor, tumben lagian sekarang?, Apa mimpi kau tadi tidak bagus," ucap salah satu temannya itu
Tapi Julian malah cuek, dia memarkir motornya lalu langsung duduk di sebelah kawannya itu, dia mengambil rokok kawannya,"hai ingat bodoh merokok membuat mu mati," ucapnya lalu mematikan rokok kawannya itu, ya Reza, nama kawannya yang merokok itu,
" Sorry gue gak bisa gak merokok, malah mati kalo gak merokok," ucapnya sambil tersenyum.
Di sana terlihat lima orang sedang asik mengobrol, yang jadi ketua adalah, siapa lagi kalo bukan Julian , walaupun Julian terlihat dingin dan tidak banyak bicara tapi di antara temannya itu tidak ada yang berani menyinggungnya, mereka sadar kalo Julian memang tidak banyak bicara tapi sekali kali bukan mulutnya yang main tapi kakinya. jadi sebelum mereka mau menyinggungnya mereka harus siap terpental terlebih dahulu.
"an, apa kamu masuk kelas hari ini?," Ucap Joko salah satu sahabatnya di situ, bertanya kepada Joko apa dia masuk sekolah atau pergi bolos jalan jalan seperti biasa,
" Hai bodoh, emang Lo udah pinter makaknya mau bolos terus, habis upacara nanti langsung ke sekolah, awas kalian berempat kalo gak balik ke sekolah, gue patahkan kaki kalian," ucap Julian dingin, mereka mana berani melawan, langsung mereka meng iyakan ucapan Julian,
" Baik lah gue balik ke sekolah duluan, apa ada yang mau balik Ama gue?," Ucap nya dan ternyata semuanya pun mau gak mau harus ikut.
"Tapi an di sekolah masih belum selesai upacara nanti dululah,"ucap Reza, karna dia gak mau sampai sana malah upacara," terserah Lo mau ikut atau gak, gue gak peduli sudah selesai atau belom, ucapnya sambil menyalakan mesin motornya sang mengegas ngebut.
Tidak sampai 15 menit dia sudah sampai di sekolah, ya tempat mereka menongkrong itu lumayan jauh dari sekolah dan komplek bertepatan di pinggir kota dekat kolam bekas wisata yang sudah lama tidak di tempati, dan jalur itu memang jalur dari rumah Julian.
Sesampainya di sekolah Julian dan kedua temannya itu Joko dan Paris, pun langsung pergi ke parkiran motor.
Melihat mereka datang seorang guru BK menggelengkan kepalanya melihat mereka, kenapa tidak temannya yang lain sudah membaca undang undang dasar mereka malah baru datang, sebenarnya sappam di gerbang selalu menghalangi mereka tapi karna Julian sappam itu tidak berani, sejak Julian masih kelas 10 sappam itu tau siapa Julian, peria dingin tidak banyak bicara walaupun sangat tampan tapi sangat mengerikan kalo lagi marah.
Pernah suatu saat Julian marah di sekolah karna suatu sebab dia langsung pulang menaiki motornya dan sappam itu melarangnya, tapi Tampa pikir panjang Julian langsung menendang sappam itu sampai terjatuh dan Julian pun di sekor karna itu tapi dia tidak pernah peduli.
Terlihat seorang guru BK berjalan menuju mereka, dan menghalangi jalan mereka, dan mau menghukumnya, tapi tidak dengan Julian dia berjalan sangat santai de depan semua siswa dan siswi yang sedang upacara, dia berjalan seolah olah tidak ada apa apa, langsung masuk ke kelasnya, melihat itu semua gurunya menggelengkan kepala, terlihat Joko dan paris hanya pasrah menerima hukuman mereka di jemur di sebelah lapangan upacara.
Di depan para siswi siswi, terlihat seorang gadis cantik dan manis tapi terlihat dingin, dia adalah Desi ulandari tapi sering di panggil Desi itu, dia juga sangat dingin dan pemarah kalo melihat siswa lain yang bandel, ya dia sangat membenci sifat dan cara Julian, yang seperti tadi.
Sesampainya di kelas Julian langsung duduk di kursi sambil menaikan kakinya di atas meja, dan terbengong sendiri, sebenarnya Julian walaupun nakal dan sangat susah diatur tapi dia sangat cerdas dalam hal apapun.
"Trying- tring" suara bel berbunyi menandakan kalo, semua murid harus masuk ke dalam kelas untuk melanjutkan pelajaran.
Melihat semua murid memasuki kelas Julian, tidak merubah gaya duduknya tatapannya tetap fokus kedepan, semua siswi di kelasnya semua tertarik dengannya hampir seluruhnya selalu curi pandang ke arahnya, paras yang tampan pintar dan cerdas walaupun agak dingin, tapi auranya selalu memikat semua yang memandangnya.
"Selamat pagi" suara seorang guru memasuki kelas tersebut,"pagi juga buk," dan semuanya pun membalasnya kecuali Juliana, dia memandang guru yang masuk itu dengan seksama,
"Untuk hari ini kita, memulai pelajaran dengan ujian harian, apa kalian sudah belajar di rumah unt.... ," Selamat pagi buk," belum selesai guru matimatika itu menyelesaikan ucapannya, terdengar suara Joko dan Paris memasuki kelas," baik silakan kalian berdua duduk, nah saya ulangi sekali lagi bahwa untuk hari ini kita akan melakukan ulangan harian, dan apa kalian sudah belajar di rumah untuk mengulangi pelajaran?," Tapi Bu kenapa begitu mendadak sekali Bu?" Ucap Joko membuka suara,"siapa suruh kamu tidak masuk meinggu lalu, sekarang siap gak siap harus kalian mengerjakannya," ucapnya lalu membagikan kertas soal, kesemua muridnya dan dia kembali duduk di mejanya,"siapa yang sudah selesai langsung, maju serahkan kedepan lalu kalian bisa keluar istirahat," ucapnya langsung , dan terlihat Joko dan Paris yang kebingungan untuk menjawab soal ulangan tersebut tapi tidak dengan Julian Tampa menengok kiri dan kanan dia tetap fokus dengan soal di depannya. ya Paris, Joko dan Julian Minggu lalu tidak masuk karna mereka pergi bolos untuk santai pergi ke pantai, dan sekarang Paris dan Joko jadi bingung.
"Jok"gue nyesel deh bolos Minggu lalu kalo tau gini jadi gak tau jawabannya deh," gumam Paris lesu.
"Emang kalo Lo gak bolos, Lo bisa ngerjain soal matimatika?,"Tanya Joko langsung, karna mengingat mereka berdua paling membenci pelajaran matimatika makaknya mereka pergi bolos tapi tidak dengan Juliana dai bolos karna suatu hal yang menurutnya membosankan, simak saja nanti siapa yang membuat Julian jadi sangat membosankan.
"Gak sih jok tapi kan setidaknya bisa jawab satu dua," ucap Paris menjawab.
"Elah sok Lo, udah ah diam kita ngarang ngarang a..," belum selesai dia ngomong dia mendengar langkah Julian kedepan dan menyerahkan jawabannya kedepan, dan Tampa acuh tak acuh langsung keluar.
"Ah Julian bantu gue lah, ahhh gue nyesel harusnya gue duduk Deket Julian, kedepannya gue akan duduk di sebelahnya," geram Joko lalu mau tidak mau harus menjawab soalnya.