bc

Meliora

book_age16+
1.4K
FOLLOW
12.8K
READ
love after marriage
arrogant
dominant
manipulative
badboy
CEO
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Sequel dari cerita Damian Devina di cerita No Pregnant With You

-+-+-+-+-

Meliora...

Nama gadis yang begitu malang...

Ia anak perempuan satu-satunya dari lima bersaudara. Dirinya hampir saja diperkosa beramai-ramai oleh ketiga kakaknya. Namun takdir berkata lain, dirinya dapat melepaskan diri.

Tapi dirinya tak pernah lepas dari kesialan. Dirinya malah masuk dalam dekapan pria dingin yang terkadang memiliki sifat Psikopat.

Ia tak dapat berkutik walaupun hanya mengedipkan mata di hadapan dia...

Dia yang membuat semuanya berubah...

*-*-*

Sebuah tarikan dirambut Liora membuat perempuan itu merintih kesakitan. Ini bukan pertama kalinya pria itu memperlakukan dirinya kasar.

Tapi dirinya belum terbiasa dengan sikap kasar pria tampan yang saat ini tengah menarik rambutnya. Namun jika dirinya mengelak rasa sakit itu akan semakin menyakitkan.

"Dengar!!! Aku yang mengatur. Kau akan hamil atau tidak! Jika kau hamil, kau hanya harus menerimanya!!!" bentak pria itu di depan Liora.

Air mata terus saja mengalir jika mendengar bentakan pria di depannya. Memang bukan sekali ini saja, namun dirinya hanya perempuan biasa yang takut akan kekerasan.

"Dengar, Liora. Kau termasuk wanita yang beruntung masih aku biarkan hidup. Apalagi dengan sikap pembangkangmu! Aku tidak menyukai perempuan pembangkang"

"Jadi dengarkan baik-baik, Meliora! Jangan pernah mengonsumsi pil sialan itu. Jika kau hamil itu karena aku mau! Kau tidak akan bisa mencegahnya. Mengerti!!!" teriak pria itu dan mendorong tubuh Liora ke lantai.

chap-preview
Free preview
Chapter 1
"Liora..." teriak seseorang memanggil namanya membuat gadis mungil yang sedang berada di dapur menolehkan kepalanya. Kakak pertamanya, Bryan masuk ke dalam dapur dengan kemeja yang melekat pada dirinya. Kemeja yang baru saja dia beli mall dengan harga yang cukup murah. Hari ini Bryan akan melamar kerja ke salah satu perusahaan ternama. Ia ingin mengangkat derajat keluarga kami yang masih dalam keterpurukan biaya. Apalagi Bryan dan kedua orang tuanya harus menanggung biaya ke tiga anak dan adiknya. Dirinya dan kedua kakaknya saat ini menginjak bangku perkuliahan. Dirinya saat ini masih menginjak semester awal. Ia baru saja masuk di dunia perkuliahan ini. Tidak seperti kedua kakaknya yang sudah pertengahan semester. "Aku akan pergi sekarang" ucap Bryan sambil menyodorkan dasi pada Liora. Liora yang merasa senang diberi kesempatan untuk memasangkan dasi di hari pertama kakaknya melamar kerja langsung berlari mencuci tangannya sebelum memegang dasi Bryan. Liora dengan cepat menyimpulkan dasi itu di kerah kemeja Bryan. Kakaknya itu terlihat semakin tampan dengan pakaian seperti ini. "Apa kau tidak ingin memakan sarapanmu terlebih dahulu ?" tanyanya sambil menatap Bryan. Laki-laki itu menggeleng dan berjalan mendekati rak gelas dan mengambil gelas tersebut. Dirinya mengambil air langsung dari wastafel. Ia meneguknya dengan cepat. "Aku tidak ingin telat. Minum air saja aku sudah kenyang" ucapnya sambil mengecup kening Liora sayang. "Aku berangkat dulu. Ketiga kakakmu sedang libur. Minta mereka saja untuk mengantarmu kuliah" Liora mengangguk dan melambaikan tangannya kearah Bryan yang berjalan keluar dapur. Kakaknya yang satu itu sangat baik dan perhatian. Ia rela membagikan makanannya untuk keempat adiknya dan tak memikirkan dirinya juga membutuhkan makan. Kedua orang tua Liora telah berangkat kerja pagi tadi. Kedua orang tuanya hanya bekerja semakin pelayan dan juga pengantar makanan. Namun Liora bangga memiliki keluarga yang sederhana dan penuh kasih sayang. Liora berjalan kearah kompor dan mematikan sayur soup yang dimasaknya sejak tadi. Ia membuka penutup panci dan aroma sedapnya soup langsung menguar keluar. Ini adalah kegiatan rutin paginya. Nasib seorang anak perempuan tunggal dikeluarganya membuat dirinya harus menyiapkan segala makanan jika kedua orang tuanya telah pergi bekerja. "Meli, di panggil Bram di kamar" teriak Billy membuat Liora yang akan menuangkan sayur menundanya. Bram kakak keduanya. Hari ini dirinya sedang menunggu panggilan kerja yang telah dikirimkannya. Alhasil hari ini dirinya berada dirumah bersama ketiga kakaknya. Biasanya dirinya hanya sendiri di rumah sebelum berangkat kuliah. Ia berencana mencari pekerjaan sampingan untuk membantu keluarganya. Ia berencana berangkat pagi dan mencari lowongan kerja sebelum kuliah. Liora melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamar Bram. Bram dan Billy sekamar. Sedangkan Bryan sekamar dengan Mark. Hanya Liora yang memiliki kamar sendiri. Karena Liora anak perempuan satu-satunya. Sesampainya di depan pintu kamar Bram. Liora membukanya dan menemukan Bram tengkurap di atas ranjang kamarnya. Liora berjalan masuk tanpa menutup pintu. "Kenapa kau memanggilku ?" Bram menoleh dan tersenyum manis. "Tolong pijatin dong, Mel" Liora yang tau jika salah satu kakaknya ini pasti capek dengan segala rutinitasnya hanya mengangguk. Anggap saja sebagai balas budi dengan kakaknya. Dia melangkahkan kakinya mendekati ranjang kakaknya. Namun kurang dua langkah untuk mendekati ranjang tersebut sebuah dorongan membuatnya limbung kearah ranjang. Bram dengan cepat menangkap tubuh mungil Liora dalam pelukannya. Suara pintu ditutup membuat Liora menoleh dan menemukan Billy berdiri di belakang pintu kamar dengan seringaian mesumnya. Dirinya segera meronta dari pelukan Bram. Ketika dirinya merasa jika Bram menciumi tengkuknya. Gadis itu meronta dengan kencang berusaha lepas dari Bram. Tapi usahanya seakan sia-sia. Ia hanya mendengar suara tawa Billy yang memenuhi kamar. Bram masih asik berusaha mencumbuinya. "Mark tolong..." teriak Liora yang membuat kedua kakaknya tertawa. "Kau meminta tolong dengar saudaramu satu itu ? Cih percuma. Dia yang mempunyai ide untuk menikmatimu" ucap Billy mendekati ranjang. "Kau terlalu polos, sayang. Saudaramu itu bahkan sedang memeriksa jika tidak akan ada yang tau dan curiga pada kita" ucap Bram dengan mencengkram dagu Liora. "Terlentangkan dia" ucap Billy. Tubuh mungil Liora dengan mudahnya di banting. Kedua kakinya segera ditahan oleh Billy. Kedua tangannya dipegangi oleh Bram dengan kencang. Liora menangis dan berteriak meminta tolong. Tapi dia sangat yakin jika tidak akan ada orang yang mendengarnya. Kamar ini kedap suara dan dirumah tidak ada orang lain. Cklek... Suara pintu yang dibuka membuat ketiga orang itu menoleh dan menemukan Mark masuk membawa nampan berisi tiga gelas minuman. Ia tidak tau minuman apa itu. Yang ia tau saat ini dirinya harus kabur. "Oh... Adik kita tersayang ternyata sudah berhasil ditakhlukkan" ucapnya sambil tertawa. Mark berjalan mendekat kearah ranjang tanpa menutup pintu kamar. Kedua kakaknya makin melebarkan senyumnya melihat kedatangan Mark. "Nih, obat kuat seperti pesanan kalian... Mending kita minum dulu " ucap Mark sambil menyodorkan nampan itu ke Billy. Liora yang melihat celah untuk bisa kabur dan kakaknya sedang lengah. Segera saja dirinya memberontak sekuat tenaga. Keberuntungan sepertinya sedang berpihak padanya. Kakinya tanpa sengaja menedang nampan itu dan membuat ketiga gelas itu menabrak wajah Mark dengan keras. Bahkan pecah membentur kepalanya. Kakinya yang satu lagi langsung menendang tepat di s**********n Billy. Bram yang terkejut melihat hal itu lengah dan mengendurkan tangannya. Segera saja Liora menarik tangannya yang membuat Bram ikut terjungkal kedepan. Liora langsung saja beranjak dan berlari keluar kamar segera menuruni tangga Namun sebuah tangan menarik baju dibagian punggung. Cengkraman yang erat itu membuat baju belakangnya robek. Kancing kemejanya berjatuhan di lantai. Kemejanya sobek. Dirinya saat ini hanya berbalut bra biru dengan celana hotpants dengan kancing yang telah lepas. Badannya penuh dengan bekas merah karena terbentur. Tubuh Liora di dekap dari belakang dengan erat oleh Bram. Liora meronta dengan brutal. Di benturkan kepalanya ke hidung Bram dengan keras. Bram langsung mengadu kesakitan dan melepaskan Liora. Membuat gadis itu jatuh terjerembab di atas lantai. Liora tak membuang waktu segera saja dirinya berdiri dan keluar rumah. Ia berusaha menahan rasa sakit yang teramat sangat di kaki dan juga kepalanya saat ini. Ia berlari keluar dari gang rumahnya. Ia tak peduli dengan penampilannya saat ini. Ia harus segera mencari bantuan atau tidak berlari ke rumah saudara Mommynya yang berada di ujung jalan. Jika dirinya bertemu dengan orang lain. Bisa saja dirinya malah di perkosa. Ia terus berusaha berlari mencari bantuan. Tanpa sadar dirinya menabrak tubuh pria tegap di depannya. Pria dengan kaos hitam polosnya. Liora berusaha lepas dari dekapan pria itu. Namun pria itu tak melepaskannya malah menatap matanya intens. Air mata Liora mengalir kembali. Ia sangat takut jika orang di depannya bukan membantu tapi malah memperkosanya. Pria itu tersadar dari pikirannya langsung melepaskan Liora. Namun ketika Liora ingin berlari pria itu malah mencekalnya. Liora yang ingin berteriak mengurungkan niatnya ketika pria itu melepas bajunya. Liora diam saja ketika pria itu memasangkan kaos tersebut ke tubuh Liora. Hal itu membuat pria itu bertelanjang d**a. "Ikutlah denganku" ucap pria itu yang seakan menyihir Liora.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Hurt

read
1.1M
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

Mrs. Rivera

read
45.5K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

HYPER!

read
559.3K
bc

Everything

read
278.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook