keesokan pagi nya, mereka berencana untuk ke kota tempat adik sang ibu untuk berkunjung, sudah lama juga mereka tidak berkunjung kesana.
jam 8 pagi mereka masih sibuk bersiap siap, Lala baru saja bangun tidur langsung melihat abangnya yang sedang sibuk memasukkan sepasang baju mereka kedalam ranselnya.
"hoaam Abang" ucap sang gadis dengan menguap dan tangannya sambil mengucek matanya pelan.
"eh Lala udah bangun ya, ayo mandi kita kan mau pergi kerumah Sekar" ucap Hary menyebutkan nama sepupu yang semumuran dengan Lala dan juga sering bermain bersama Lala.
"baiklah" ucap Lala menurut.
Hary membantu Lala untuk bersiap siap.
sedangkan di kamar yang lain Maryam juga membantu adiknya Milan untuk bersiap siap.
"kak kemarin tidak jadi mengerjakan pr kan" ucap Milan.
"iya nanti bawa saja bukunya kita akan mengerjakannya dirumah Tante Rena" ucap Maryam.
"oh iya ya " ucap Milan sambil mengambil buku pr dari rak buku dan memasukkannya ke tas ranselnya.
dikamar sepasang suami istri yang tengah bersiap siap.
"Bun jangan lupa baju ganti, kita kan sampai malam disana" ucap sang ayah yang tengah bermain bersama Adit yang lincah itu.
"perjalanan kesana saja 3 jam, tentu saja sampai malam baru kita pulang" ucap sang ibu sambil memasukkan sepasang pakaiannya dan suaminya, serta beberapa pakaian si kecil adit.
"kalau begitu ayah isi minyak mobilnya dulu ya" ucap sang ayah, dijawab anggukan setuju dari istrinya.
sang ayah pun berlalu pergi, tapi ketika 3 langkah lagi untuk keluar rumah dihentikan oleh suara Hary "ayah mau kemana?" tanya nya penasaran. sang ayah pun berbalik melihat anaknya yang telah berberes.
"ayah mau isi minyak mobil, Abang mau ikut?" ajakkan sang ayah tentu membuat senyum Hary melebar, "mau" ucapnya senang.
"ayah, Lala ikut" ucap Lala celat menghampiri mereka berdua dengan larian kaki kecilnya.
sang ayah yang melihatnya langsung menyambutnya dengan pelukan lalu diangkatnya "oke Lala juga ikut, ayok bang" ucap sang ayah sambil mengajak Hary dengan gandengan tangan satunya lagi.
mereka bertiga pun memasuki mobil lalu sang ayah yang mengemudi mobil tersebut pun mendudukkan Lala dibelakangnya bersama Hary.
mobil pun berlaju dengan kecepatan sedang.
setelah minta mobil terisi penuh, saat diperjalanan pulang ada beberapa preman yang sengaja menghalangi jalan mereka.
sang ayah pun heran ada apa jadi dia memutuskan untuk turun dan melihatnya.
"ayah turun sebentar ya bang jaga Lala" ucap sang ayah sebelum keluar dari mobil, Hary pun mengangguk patuh, tapi firasat buruk dihatinya tak terhindarkan.
Hary melihat sang ayah yang mengobrol dengan pimpinan preman itu, semakin lama obrolan itu tampak penuh dengan emosi dari preman sang ayah masih bisa mengontrol emosinya walaupun genggaman tangannya terlihat sangat erat yang bisa seperti meretakkan tulang siapapun.
tiba tiba sang preman menendang perut ayahnya dengan keras sampai ayahnya membungkuk dan dibelakang seorang preman lainnya ingin menusukkan pisau kepunggung ayahnya tapi dengan mudah sang ayah membalikkan tubuh lalu mengambil alih pisau serta menahan tangan preman itu kebelakang yang siap dipatahkan.
"jangan ada yang mendekat kalau tidak mau tangannya patah" ucap sang ayah pada preman preman itu dengan pisau disatu tangannya, dan satu lagi memegang tangan preman yang tadi.
para preman tertawa mendengarnya lalu sang ayah yang sudah tidak ada harapan lagi terlihat untuk berdamai langsung saja mematahkan tangan tersebut dan disaat itu para preman tersebut menyerbu.
sang ayah sangat lihai berkelahi dengan pisau tajam itu bahkan tak ragu menusuk musuhnya untuk melindungi dirinya.
Hary dan Lala yang melihat itu sangat terkejut saat darah bermuncratan Hary langsung menutup mata adiknya itu, dan Lala pun tak tahan lagi menahan tangisan ketakutannya.
Hary berpikir mustahil ayahnya bisa mengalahkan 10 preman didepan itu sendirian, tapi dia juga tak bisa membantu dengan badan kecilnya, tangisan hary pun akhirnya keluar dalam diam saat ayahnya berhasil dikalahkan, dengan tersisa 5 preman lagi.
kelima preman itu dipenuhi luka dan mereka beristirahat sejenak, kesialan hari ini adalah mengapa jalan tampak sepi tak ada satu pun orang yang berlalu lalang untuk membantu ayahnya, Hary pun memeluk Lala.
setelah 3 menit beristirahat mereka mencampakkan mayat teman teman mereka di sungai yang jaraknya hanya 15 kaki dari tempat mereka sekarang.
entah mengapa hanya mayat ayahnya ditinggal disana, dan Hary pun merasa jika ia harus membawa Lala dan dirinya keluar mobil dan menjauh darisini.
benar saja ternyata satu preman berjalan menuju mobil, langsung saja dengan pelan Hary mengajak Lala yang masih bergetar ketakutan keluar dari mobil dari pintu kanan karena pintu tersebut tidak terlihat oleh para preman yang berada didepan kiri itu.
"la ayo kita keluar" ucap Hary sambil membuka pintu sedikit membiarkan Lala yang diujung untuk keluar terlebih dahulu lalu setelah itu dia yang keluar, menutup pintu dengan pelan lalu mereka berdua berlari pelan agar tidak berisik setelah sudah merasa jauh mereka mempercepat lariannya.
setelah 5 menit berlari Lala ngos ngosan.
"Abang Lala capek" ucap gadis kecil itu dengan d**a naik turun mengambil napas.
Hary yang mendengarnya teringat bahwa adiknya masih kecil berlari sampai berkeringat juga sesak napas sedih.
"yaudah kita berhenti dulu" ucap Hary dan mengajak duduk Lala dibawah sebuah pohon mangga yang rindang.
"Abang, ayah mana" tanya Lala teringat kejadian didepan matanya sekarang tubuhnya kembali bergetar ketakutan.
Hary bingung menjelaskannya yang pasti dia juga sangat kalut melihat langsung pembunuhan ayahnya, Hary pun tanpa menjawab langsung memeluk Lala lagi tapi kali ini tangisannya pecah, membuat Lala juga ikut menangis.
karena Lala yang ikut menangis Hary pun segera menghentikan tangisannya.
"la jangan nangis ya" ucap Hary sambil mengelap air mata adiknya dengan telapak tangannya yang mungil.
"Abang tadi nangis jadi Lala nangis juga" ucapnya polos dengan mata memerah.
"Abang gak kan nangis lagi kok" ucap Hary sambil tersenyum paksa agar sang adik percaya.
Lala pun mengangguk percaya "Abang kita dimana" tanya Lala sambil mata melihat sekitar.
Hary tau jalan ini dan dia juga ingat jika berjalan lurus ke depan sana ada kantor polisi.
Hary anak yang pintar juga dewasa dan lemah lembut pada adik perempuan satu satunya ini.
"Lala masih capek" tanya Hary pada adiknya.
"gak kok, Lala mau pulang" ucap Lala lirih.
"iya tapi rumah kita lumayan jauh, jadi kita ke kantor polisi terdekat dulu ya untuk melaporkan kejadian ini" ucapan Hary dapat anggukan polos sang adik.
Hary pun tersenyum lalu menggandeng tangan Lala berjalan ke kantor polisi.
7 menit berjalan kaki akhirnya mereka sampai dikantor polisi.
para polisi disitu sangat kaget melihat dua anak kecil dengan penuh dengan keringat diwajahnya tentu saja juga pucat pasi.
"hei adik dimana orangtua kalian" tanya lembut seorang polisi wanita.
bukannya menjawab Hary malah berkata pada adiknya "Lala disini dulu ya sama Tante ini" ucapan Hary dapat anggukan patuh dari sang adik.
Hary langsung menuju polisi pria yang 5 langkah jaraknya, lalu mengatakan "kami kerampokan, ayahku meninggal dan mobil kami dicuri" ucap Hary setengah berbisik pada polisi itu agar Lala tidak mendengarnya.
para polisi yang ada disana langsung terkejut setelah mendengar ucapan Hary, lalu meminta Hary menceritakan kejadiannya.
setelah menceritakannya Hary dan Lala diantar pulang begitu juga mayat ayah mereka diantar pulang oleh ambulance.