Champion

920 Words
tak terasa pembagian rapot akhir semester 2 akan tiba bagi anak yang bersekolah di tempat Maryam dan Hary. sedangkan Milan dan Lala mendapatkan rapot itu dua hari yang lalu, gadis kecil itu mendapatkan juara 2 tentu saja Aaron yang pertama, dan abangnya yang akan menaiki kelas 6 itu mendapatkan juara 1 bahkan perlombaan karate yang diikutinya juga dimenangkan oleh Milan. setelah Milan dan Lala mendapatkan hasil yang memuaskan, seminggu kemudian Hary dan Maryam juga mendapatkan hasil rapot yang membuat Mina terharu, ya kedua anaknya itu meraih juara 1 umum, bukan itu saja olimpiade matematika dan fisika Hary juga mendapatkan juara 1 padahal itu bersifat nasional. Mina sangat bangga dengan anak-anaknya itu bahkan terkejut tentang juara 1 menggambar Lala yang ternyata diam-diam diikuti gadis kecil itu tentu saja daftarnya butuh bantuan sang Abang yaitu Milan. Mina pun mengajak mereka berlibur semester ke tempat-tempat yang menyenangkan seperti hari ini mereka ke mall, bahkan keempat anaknya tidak membutuhkan uangnya karena hadis uang dari perlombaan yang mereka menangkan mencukupi. "Bun, habis ini Lala mau main capit boneka ya" ujar gadis itu memelas dengan pipi menggembung karena lagi makan donat coklat miliknya. sang bunda hanya mengangguk sambil terkekeh karena gemas begitu juga dengan Hary, sedangkan Milan ia mulai dengan kebawelannya. "telan dulu la nanti keselek, Abang ketawain" ujar Milan dengan senyuman miringnya. "ih Abang jahat, bantu dong Lala kalo keselek" ujar gadis itu setelah menelan makanannya. "ah males Lala bandel" ujar Milan mencoba membuat adiknya kesal sambil melipat kedua tangannya di depan d**a. "tenang aja kak, nanti Adit yang bantuin" ujar anak bungsu itu dengan senyuman polosnya membuat sang kakak bangga dan mencium pipinya gemas. "oke dit, nanti bantuin kakak juga jahilin bang Milan ya" ujar Lala berbisik di telinga Adit yang hanya mengangguk polos. tentu saja Milan tahu bahkan tertawa pelan melihat tingkah kedua adiknya yang polos. Mina juga tertawa melihat tingkah anaknya yang lugu tapi melihat Maryam yang hanya diam, ia pun berinisiatif bertanya. "kakak mau beli apa" tanya sang bunda menatap lembut ke arah Maryam, daritadi gadis itu tidak menginginkan apapun untuk dibeli membuat Mina heran. "disini ada jual buku gak Bun?" tanya Maryam ragu, karena semua yang dilihatnya daritadi disini hanyalah barang barang yang tak dibutuhkan nya. "ada, tapi di tempat khusus nya seperti toko buku mini di dalam mall ini" ujar sang ibu dengan perhatian. "kalau gitu Hary juga mau dong Bun kesana" ujar anak kedua nya. Mina mengangguk, ia mengerti tentang apa yang dilakukan anak pertama dan kedua nya, mereka berdua selalu mengutamakan pelajaran dan sangat menyukai buku-buku yang mengandung banyak pengetahuan, sedangkan Milan sudah membeli seragam karate baru nya dan juga sepatu olahraga yang diinginkannya, Lala jangan tanyakan lagi tentu saja semua koleksi segala jenis boneka sudah penuh di kamarnya karena hari ini tambah lagi, Adit seperti anak pada umumnya yaitu membeli robot dan motor mainan. setelah selesai makan siang di mall tersebut sang ibu mengajak kelima anaknya ke toko buku mini di dalam mall tersebut. "ini dia" ujar Mina setelah sampai di depan toko tersebut. "hm yaudah kakak masuk dulu ya" ujar Maryam langsung melengos pergi, semuanya heran kecuali Mina yang melihat keantusiasan Maryam terhadap toko buku didepannya itu. "Lala yuk masuk, pasti ada buku menggambar juga" ujar Hary dengan senyuman lembutnya membuat Lala mengangguk patuh, mereka berdua juga masuk terlebih dahulu. "Adit juga mau buku cerita yang ada gambarnya Bun" ujar Adit memelas, Mina terkekeh gemas dan langsung membawa Adit masuk tapi sebelum itu.. "Abang ayo masuk" ujar sang bunda pada Milan yang hanya diam saja. "tapi Bun, didalam sana pasti sangat membosankan" ujar Milan dengan menatap kesal ke toko tersebut. Mina tahu kepintaran Hary bukan karena ia rajin membaca buku pengetahuan tapi mendengarkan penjelasan dari orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan tinggi itu saja sudah cukup. "jadi Abang mau kemana?" tanya sang ibu perhatian. "mau nonton bioskop yang iklannya ada di tv" ujar Milan akhirnya senyuman mengembang di wajahnya. Mina mencoba mengingat film bioskop apa yang iklannya ada di tv yang ditonton Milan. "kungfu panda?" tanya sang ibu. "iya Bun" ujar Milan antusias. "kalo gitu Adit ikut juga dong Bun" ujar Adit bimbang. "yaudah kita bilang dulu ke kak Maryam, sekalian titip buku cerita menggambar nya sama kak Lala dan bang Hary ya" ujar sang bunda tersenyum lembut. akhirnya mereka semua berpencar, Milan, Adit dan sang ibu menonton film kungfu panda sedangkan Maryam, Hary, dan Lala larut dalam buku yang mereka baca masing-masing bahkan Lala mulai menggambar dengan serius di dalam toko buku tersebut. malam pun tiba mereka pulang dengan kepuasan masing-masing, di dalam mobil Adit tertidur di pangkuan Maryam, Lala tertidur di sisi kanan Hary sedangkan sisi kirinya Milan yang tertidur juga, Hary masih membaca buku yang membuatnya tertarik untuk membacanya terus menerus. saat sudah memasuki perumahan, mina melihat banyak tetangga yang duduk diluar seperti BBQ an, tentu saja mereka tak diajak karena acara itu pasti khusus untuk menggosipi pencapaian anak anaknya yang membuat mereka iri. Mina pun hanya menghela napas pelan setelah sampai di depan rumah, anak-anaknya sudah masuk terlebih dahulu, ia harus mengunci pagar rumah tapi ada seseorang yang menahannya. "maaf apakah anda Mina?" tanya seorang pria yang seumuran dengan mendiang suaminya. "iya saya Mina, apakah anda tetangga baru? saya tak pernah melihat anda sebelumnya" ujar Mina dengan sopan tapi tetap waspada. "oh saya ikut BBQ an di rumah saudara saya, dan suami anda adalah teman kerja saya dulu kami satu kantor" ujar pria itu "saat suami saya masih hidup saya sering datang ke kantornya, apakah anda pak Argan?" tanya Mina mengingat teman kerja suaminya . "iya, saya argan" ujar pria itu antusias.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD