2

3316 Words
Annyeonghasimnikka? Gimana ceritax? Gak kerasa sudah part 2 Aduh deg2an pas nulis ff ini. Membayangkan YiFan jadi guru dsb.. Nomu dugeun dugeun/sangat deg-degan! Ok, daripada banyak bacot(?) mending baca aja deh ceritanya! Check this out! 12:45 KST "Mereka masih tidur?", tanya Ji Ra pada YiFan yang baru keluar kelas. "Ne/ya, ada sih tadi yang gak mau tidur tapi untungnya mau setelah dibujuk. Bahkan mereka terlihat seperti angel saat tidur",kata YiFan dengan pandangan lembut memikirkan muridnya. "Kamu suka banget sama anak kecil ya?" "Bukan begitu.. Hanya suka dengan kepolosan mereka yang seperti angel",kata YiFan malu-malu. "Syukurlah kamu bisa akrab dengan mereka. Kalo saya dulu perlu waktu untuk mengenal mereka satu per satu" "Bukannya mereka suka padamu? Kenapa gak pede?" "Aniyo/gak, karena mereka anak-anak masih polos. Katanya anak-anak bisa tau yang mana orang baik yang mana yang bukan. Saya pikir kadang ada kepolosan dari diri orang dewasa tetapi banyak yang tak mengerti" "Apa kamu menyesal?" "Hmm?" "Apa kamu menyesal menjadi dewasa?",tanya YiFan lagi. "Kalo menyesal gak mungkin saya jadi guru tk. YiFan ssi juga, kenapa jauh-jauh ke Korea? Di China ada tk juga kan?" "Saya kemari atas rekomendasi teman. Katanya jadi guru di Korea lebih menarik di banding di China. Teman saya juga ada disini" "Apakah dia guru juga?" "Aniyo, dia bekerja di kantor. Kami bertemu saat dia berlibur di Ghuangzhou. Orangnya baik. Kalo ada waktu bisa kukenalkan" "Ah, gak usah repot-repot",kata Ji Ra malu. "Gwaenchanayo/tidak apa-apa, kalo kalian bertemu pasti langsung akrab" Dari kejauhan Soyoung dan guru lainnya mengintip Ji Ra dan YiFan. "Mereka ngomong apa sih? Gak kedengaran!", kata Dara. "Kamu yakin mereka gak ada hubungan?", tanya Chaerin ke Soyoung. "Molla/gak tahu. Belum ada info baru tuh" "Tipenya YiFan iti bukan Ji Ra tapi kayak aku!", kata Suzy. "Ya, ya, ya up to you", kata Soyoung beranjak dari tempat mengintip. "Bukannya kamu sama Minho? Jangan maruk dong!", tuding Dara. "Kata siapa? Gossip itu!",elak Suzy. "Wah mereka mau kemana tuh? Kayaknya bakalan seru nih! ",kata Chaerin yang membuat para guru tadi tiba-tiba mengalihkan pandangannya kearah Ji Ra dan YiFan. @ 16:11 KST Hari ini Ji Ra libur mengajar. Rencananya dia mau ke toko buku, jalan-jalan di Myeongdong. Seperti biasanya daerah Myeongdong padat. Bahkan kereta dan angkutan umum lainnya hari ini cukup padat dan penuh sesak. Untung Ji Ra sempat dapat tempat duduk. Menunggu kereta sampai, Ji Ra melihat lihat di dalam kereta. Ada seorang namja yang tingginya sekitar 185cm berjalan ke arah tempatnya duduk. Namja itu dengan ramahnya sebelum duduk menyapa Ji Ra yang duduk di sampingnya. Ji Ra hanya membalas dengan senyuman. "Kenapa aku merasa familiar ya dengan orang ini?", pikir Ji Ra ke arah namja yang duduk disampingnya. Diam-diam Ji Ra melirik ke arah namja di sampingnya itu. Mulanya namja itu gak sadar dan cuek, merasa diperhatikan namja itu tersenyum ke Ji Ra. Ji Ra yang merasa tertangkap basah langsung memalingkan wajahnya, malu. Kemudian ada nenek yang cukup tua sedang berjalan di dalam kereta dan berdiri di hadapan Ji Ra. Ji Ra yang merasa kasian lalu mempersilahkan nenek itu duduk di tempat duduknya. "Anu.. Halmoni/nenek ini kalo mau duduk...!! ",kata Ji Ra berbarengan dengan namja yang tadi duduk di sampingnya ikut menawarkan tempat duduknya. Ji Ra dan namja/cowok itu langsung saling bertatapan. Nenek itu hanya tersenyum ramah dan menerima kebaikan dari dua anak muda di hadapannya. $$$ Setelah mencari buku, Ji Ra langsung duduk di Cafe sambil minum mocca latte kesukaannya sambil baca buku. Cafe di Myeongdong sedang ramai, untunglah Ji Ra mendapat tempat duduk. Sedang asyik membaca, Ji Ra mendengar percakapan customer dengan karyawan di Cafe. "Choisonghamnida/maaf tuan, cafe sekarang sedang penuh", kata karyawan Cafe sambil membungkuk. "Jinjjayo/benarkah? Waduh, ini cafe ke 3 yang penuh", seru namja itu ikut bingung. Ji Ra yang merasa kenal dengan suara dan sosok namja itu lalu menoleh ke tempat mereka mengobrol. Namja itu pun menoleh ke arah Ji Ra juga. "Ah, yang di kereta kan?", kata namja itu ramah serta senyum lebarnya. "Ne, Annyeonghaseyo/hallo", kata Ji Ra canggung. "Annyeonghaseyo... Beneran gak ada tempat lagi?", tanya namja itu ke karyawan Cafe dan karyawan itu hanya menggeleng. Namja itu pun mulai beranjak dari tempatnya, Ji Ra ikutan berdiri menyusul namja itu entah kenapa dia menghentikannya. "Jamsimanyo/tunggu.. Kalo mau.. Bisa duduk disini", kata Ji Ra menawarkan walau merasa ragu. "Jongmalyo/benerkah? Choisonghaeyo.Perkenalkan saya Chanyeol", kata Chanyeol mengulurkan tangan ke Ji Ra. "Ne, Jinjjayo. Ji Ra imnida. Silahkan, sepertinya Chanyeolssi sangat butuh", kata Ji Ra membalas jabatan tangan dari Chanyeol. "Nomu gamsahamnida/sangat berterima kasih Ji Rassi! Saya menunggu teman katanya mau ketemuan di Cafe tapi entahlah dari tadi dia belum muncul" Ada bunyi getar dari tas yang dipakai Chanyeol. Ada telepon masuk dan Chanyeol langsung menerimanya. "Yeoboseyo, neon odie/hallo kau dimana? Hmm..? Jinjja? Wae/kenapa?... Geura/benar", kata Chanyeol memutuskan sambungan telepon sambil menghela nafasnya. "Waeyo?" "Sepertinya dia gak bisa datang hari ini. Mianhaeyo padahal sudah diberi bangku", jawab Chanyeol gak enak. "Aniyo, gwaenchanayo. Apa teman Chanyeolssi datang dari jauh?" "Ne, dia baru aja sampai ke Korea. Dari China" "Jinjjayo? Di sekolah tempatku mengajar ada guru dari China juga sih" "Wow, mungkin orang yang sama? Gak mungkin ya? Hehehe", cengir Chanyeol. Anehnya menurut Ji Ra pernyataan Chanyeol barusan seperti ada benarnya kalo orang yang mereka bicarakan adalah orang yang sama. "Ji Rassi, setelah ini mau kemana?", tanya Chanyeol. "Mollayo.. Biasanya sih jalan-jalan aja sih" "Ayo kita keliling kemana gitu.. Eh.. Kalo Ji Rassi mau sih", ajak Chanyeol ragu. "Ok... Mianhaeyo/maaf kalo merepotkan", kata Ji Ra sambil membungkuk. "Wah, gamsahamnida. Gwaenchanayo, saya yang minta maaf kalo merepotkan", kata Chanyeol sambil membungkuk. Mereka memutuskan jalan bersama di Myeongdong hingga larut malam. Entah kenapa Ji Ra langsung menerima ajakan orang yang baru dikenalnya itu. Ji Ra hanya merasa kalo Chanyeol bukanlah orang jahat dan entahlah dia hanya percaya saja. $$$ "Joheun achim/selamat pagi Ji Rassi", kata YiFan membuyarkan lamunan Ji Ra. "Joheun achim Yifanssi" "Kamu hebat ya, kemarin libur aja dicariin sama para murid",kata Yifan kagum. "Aniyo, mereka memang senang bercanda. Kemarin lancar kan?" "Ne, ternyata mereka lebih terbuka soal pikiran mereka. Kadang, saya pikir saya bahkan ketika seumuran mereka gak seaktif dan seterbuka mereka" "Setiap orang kan berbeda. Punya karakter dan keunikkan sendiri. Ayo semangat", hibur Ji Ra. "Gomawoyo/terima kasih, Ji Rassi. Sudah waktunya masuk ke kelas. Kita berjuang ya", kata YiFan meninggalkan Ji Ra lalu berjalan menuju kelas. "Serius gak ada apa-apa antara kamu dan YiFan?", kata Soyoung yang tiba-tiba muncul. "Ya! Ngomong kek loe di belakang gua! Kaget tau!", protes Ji Ra sambil memegangi jantungnya yang berdegup gak karuan karena kelakuan 'super' temannya ini. "Mianhae/maaf(sambil merong ) kalian sih akrab banget. Mencurigakan tau!", tanya Soyoung penuh selidik. "Curiga apanya? Bukannya kamu sudah tau gak ada apa-apa di antara kami?" "Ada juga gak apa-apa kok! Gosip sudah menyebar kalo kalian ada apa-apanya!", seru Soyoung yang jiwa shippernya kumat. "Gosip apaan, kan mereka tau kalo gue dimintai tolong kepsek mengawasi YiFan" "Ara/tau, maksud gue tuh orang apa-apa ke loe mulj. Jarang ke gue atau ke guru lain" "Uda deh, yang jelas kami gak ada apa-apa. Dia aja bahasa Korea aja belum lancar", kata Ji Ra gak ambil pusing. "Tapi gak menutup kemungkinan kalian ada hubungan dong?" "Soyoung,  kamu tau kan kenapa aku malas bahas masalah ini. Karena resiko jatuh cinta akan ada luka, melukai atau dilukai" Soyoung hanya mengangkat bahunya entah setuju atau tidak. Soyoung dan Ji Ra tidak tau sedari tadi ada seseorang yang sedang mendengarkan omongan mereka. $$$ "Ji Rassi" Ji Ra menoleh ke arah suara yang memanggilnya. YiFan menghampirinya. "Mau pulang?" "Ne, waeyo?/ya kenapa" "Kalo mau naik bus, bareng aja",ajak YiFan. "Geura/benar, sudah tau arah bus kemana?" Mereka berdua akhirnya naik bus bersama. Mengobrol banyak hal. Karena rumah YiFan lebih dekat, akhirnya dia duluan turun. "Saya duluan Ji Rassi, hati-hati ya?", kata YiFan sambil turun dari bus. Ji Ta hanya tersenyum melihat kepergian YiFan. Gak lama ada beberapa penumpang naik bus. "Ji Ra kan?", seru seorang namja. "Chanyeolssi?" "Wah, lucky bisa bertemu di bus!", seru Chanyeol yang langsung duduk di samping Ji Ra. "Aku pikir gak bisa bertemu lagi. Baru pulang kerja?", tanya Chanyeol lagi. "Ne, Chanyeolssi?" "Kebetulan kerja kali ini ada diluar tadi dan baru pulang juga. Sudah makan?" "Ajik/belum, wae?" "Gimana kalo kita makan ramen dulu? Aku tau tempat jualan ramen yang enak!" "Ne, sudah lama juga gak makan ramen", sambut Ji Ra semangat. Mereka turun dari bus dan mencari tempat makan ramen yang dimaksud. Mereka makan dengan lahap. Bahkan Chanyeol bercanda seperti teman lama. Tidak lupa sebelum pulang, Chanyeol meminta nomor hp Ji Ra. Sesampainya di rumah, Ji Ra langsung mandi. Setelah mandi ada pesan masuk. From: Chanyeol To: Ji Ra Ji Rassi, uda tidur? From: Ji Ra To: Chanyeol Aniyo, baru mau tidur From: Chanyeol To: Ji Ra Jangan tidur terlalu malam ya Jalja~/selamat tidur From: Ji Ra To: Chanyeol Ne. Jal jumuseyo Chanyeolssi Ji Ra naik ke tempat tidurnya, merebahkan tubuhnya yang letih. Matanya masih belum terpejam. Teringat percakapan dengan Soyoung tadi siang. "Wu YiFan??? ",seru Ji Ra. Deg! Entah kenapa hatinya berdenyut saat mengingat orang itu. Ji Ra menggeleng dan membetulkan posisi tidurnya. Ji Ra memaksa matanya menutup. Berusaha tidur tanpa memikirkan apapun lagi. $$$ "Gawat, katanya yang biasa menangani snack buat anak-anak di tk ini buru-buru pulang kampung. Ortunya jatuh sakit",kata Dara. "Jinjja/beneran? Aigu aku mana gak terlalu bisa bikin dessert buat makan siangnya anak-anak",keluh Suzy. Ji Ra yang baru datang langsung menghampiri kerumunan para guru yang sedang kebingungan. "Annyeonghasimnikka? Waeyo?", kata Ji Ra. "Ji Rassi, apa kamu bisa masak?", tanya Chaerin. "Eng, gak juga sih. Ada kehebohan apa sih?", kata Ji Ra berpikir. "Aigu, yang bertugas bikin dessert anak-anak mendadak pulkam nih! Mana mungkin kan minta Kim Ahjumoni, kasian", kata Dara. "Memang kalian gak bisa bikin? Aku sih sebisaku aja, hehehe", kata Ji Ra terkekeh. "Bisa sih tapi kan jumlah murid disini banyak! Kalo bikin sendiri kapan beresnya!", kata Suzy. Lalu Soyoung datang bersama YiFan. Guru lainnya juga menyusul masuk ke kantor guru. "Soyoungssi, kamu bisa masak? Urgent nih!", kata Chaerin menarik Soyoung. "Annyeonghasimnikka/apa kabar semuanya! Waeyo?", tanya YiFan dengan senyum hangatnya. "Yifanssi! Kami tau kalo kamu namja, apakah kamu bisa masak?", tanya Dara hati-hati. "Ya! Jangan aneh-aneh deh! Kita aja give up", kata Chaerin sambil melototin Dara. "Aku sih bisanya makan aja sih!", timpal Soyoung polos diiringi cubitan gemas lainnya. Ji ra hanya diam memperhatikan. "Kami bukannya gak bisa sih tapi jumlah murid disini cukup banyak jadi kalo gak barengan gak bakal beres", kata Suzy diiringi anggukan para guru lainnya. "Ne, kapan kita bisa mulai masaknya?", tanya YiFan dengan wajah tenangnya. Para guru cukup terkejut dengan reaksi YiFan akhirnya malah hanya menatap wajah YiFan. YiFan yang masih gak paham kenapa semua melihatnya hanya bisa tersenyum. LUNCH TIME "Kok kamu gak kasi tau YiFan bisa masak?",tanya Soyoung ke Ji Ra yang sedang membersihkan meja. "Ya! Aku aja baru tau dia bisa masak! Wae?" "Gojitmal/bohong! Kan kalian barengan trus masa gak tau! Ayo, ada yang diumpetin ya?",goda Soyoung. "Aniya/gak! Emang aku apanya sok segalanya tau tentang YiFan?", elak Ji Ra. "Yeochin/yeojachingu(pacar)? Geuraji?", tebak Soyoung. "Sembarangan deh! Hebat kok kamu lebih tau dibanding orangnya sendiri?", kata Ji Ra mulai kesal. "Abisnya oara guru aja kira kalian pacaran! Lihat gak tadi pas YiFan meragain memotong, menumis, goreng dll para guru yang yeoja matanya berbinar? Kayak matanya habis kelilipan intan permata tuh!" "Hush! Ngaco ah! Aku sih lumayan kagum sama cowok bisa masak! Eits no gossip! Ini cuman pendapatku!", kata Ji Ra menghentikan mulut Soyoung yang mulai berbicara. "Kamunya gak peka nih? Kan lihat tadi pas YiFan malaj dia banyak minta bantuan ke kamu mulu? Lah kami apa? Tembok? Obat nyamuk?" "Batu giok(?) Puas? Udah ah! Kan tadi kebetulan aja pas masaknya dekat dia" "Ji Ra sam! Kesini dong duduk bareng kami!", kata para murid dan disana sudah ada YiFan duduk bersama mereka. "Ne, segera kesana", jawab Ji Ra. "Ya! Info ya kalo uda jadian!", goda Soyoung dibalas jitakan oleh Ji Ra. Kemudian Ji Ra mulai duduk bersama para murid dan YiFan. $$$ Jam pulang sekolah para murid langsung berhamburan. Ada yang masih main, ada yang masih menunggu jemputan bersama guru lainnya dll. Ji Ra yang baru keluar dari kelasnya mengajar berpapasan dengna YiFan. "Mau pulang sekarang?", tanya Yifan. "Ne, apa mau bareng lagi?",tanya Ji Ra masih kikuk. "Kalo gak keberatan sih.. ", kata YiFan ragu sambil menggaruk kepalanya gatal. Mereka gak sadar ada para guru yang mau lewat tapi mereka lupa tengah berdiri di jalan untuk orang-orang jalan. "Ehem, Mianhae bukan mau ganggu, tapi kami gak bisa lewat", kata Dara, Chaerin, Suzy. Ji Ra dan YiFan yang tersadar lalu kelabakan dan sedikit meminggirkan posisi mereka berdiri. Dara, Chaerin, Suzy pun lewat tetapi malah cekikikan karena melihat pemandangan yang menarik menurut mereka. Lalu Ji Ra dan YiFan terdiam lagi. "Geuraso/lalu.. Bolehkah?", kata YiFan yang ikutan kikuk. "Ah, Ne! Bukankah seperti biasanya?", kata Ji Ra kikuk. Mereka yang menyadari kelakuan mereka hanya tersenyum saja. Mereka berjalan ke luar sekolah bersama dan memulai percakapan. "Saya cukup terkejut YiFanssi bisa memasak", kata Ji Ra. "Oh itu kadang-kadang aja memasaknya. Kan saya tinggal sendiri jadi harus bisa",kata YiFan agak malu. "Saya pikir namja bisa masak itu keren, karena kalo istrinya gak bisa kan bisa suaminya yang masak?" "Ji Rassi memamgnya gak bisa masak?" "Aniya, mungkin.. Sedikit? Maksudnya kan jarang namja bisa masak",kata Ji Ra kelabakan. "Saya sih senang bisa masak tapi saya harap istri saya bisa memasak untuk saya. Saya suka makan apa aja kecuali ikan. Aduh, saya kok malah jadi curhat?", kata YiFan dengan wajah polos. "Gwaenchanayo, saya juga kurang suka ikan! Bukan benci sih, cuma bukan favorit aja! Ohya, katanya di daerah Myeongdong ada cafe baru buka. Ah, itupun kalo mau" "Geura! Gathci galkayo/pergi bersama?",tawar YiFan. "Eh? Ne, gomawoyo (?)",kata Ji Ra gak percaya diajak YiFan. "Hari minggu ini bisa? Kalo boleh nomor HP Ji Rassi?", kata YiFan mengeluarkan hpnya. Ji Ra hanya mengangguk, mengeluarkan hpnya dan saling bertukar nomor hp. $$$ From: Chanyeol To: Ji Ra Annyeong Ji Rassi ~ Gimana hari ini? From: Ji Ra To: Chanyeol Annyeong Chanyeolssi. Baik. Waeyo? From: Chanyeol To: Ji Ra Ji Rassi guru tk kan? Aku ada kejutan lho! Penasaran? From: Ji Ra To: Chanyeol Apa itu? Bukan hal aneh kan? From: Chanyeol To: Ji Ra Aniyo~ Liat aja nanti di sekolah tempatmu mengajat besok ya~ Gut bam, jalja /selamat malam, selamat tidur From: Ji Ra To: Chanyeol Geurayo. Gut bam too. Jal jumuseyo/ya.selamat malam juga. tidur yang nyenyak Ji Ra hanya berpikir apa yang akan diberikan Chanyeol padanya nanti lalu Ji Ra menyerah karena tidak dapat jawabannya. Ji Ra mulai ke tempat tidurnya dan terlelap ke dalam mimpi. $$$ Hari minggu tiba. Ji Ra dan YiFan janjian ke cafe yang baru dibuka. Ji Ra datang duluan ke daerah Myeongdong. Entah kenapa dia pikir ini hanya mimpi atau guraun YiFan ternyata malah serius. "Mianhaeyo apa aku datang terlambat?", tanya Yifan menyadarkan Ji Ra dari lamunannya. "Aniyo, baru datang juga kok" Mereka keliling di tengah keramaian Myeongdong. Karena wajah YiFan yang cukup tampan, banyak menarik perhatian para yeoja di Myeongdong. Mereka mulai memperhatikan YiFan dari segala sudut. Tatapan iri yeoja mulai bermunculan satu per satu. Ji Ra sadar mendengar percakapan para yeoja itu. Dan merasa agak minder. "Aigu, nomu jal saengketta/aduh,tampan" "Tinggi dan tampan ya?" "Andai pacarku kayak namja itu" "Siapa yeoja disampingnya? Pacarnya? Lucky~" Satu per satu seruan yeoja yang iri dengan Ji Ra terus berdatangan. Ji Ra malah makin merasa gak pede. Ji Rassi? Wae? Kok melamun?", kata YiFan yang menarik Ji Ra ke dekatnya karena jalan Ji Ra yang menjauh dari YiFan. "Aniyo, hanya berpikir.. ",kata Ji Ra yang bingung mau bicara apa. "Berpikir apa? Itu cafenya, ayo masuk!",kata YiFan. Mereka disambut hangat oleh karyawan di cafe itu dan memilih tempat duduk. Membuka menu dan memesan. Selagi menunggu mereka mulai ngobrol. "Sudah terbiasa dengan makanan Korea?",kata Ji Ra. "Ne, aku pikir bakal kesulitan ternyata gak sama sekali. Ohya, tadi kenapa di jalan?" "Ani, hanya berpikir berapa banyak yeoja yang melihatmu pas kamu berjalan keluar? Aku merasa seperti berjalan bersama artis??" "Hahaha, aniyo. Aku malah gak tau ada yang memperhatikan aku di jalanan. Tapi kata temanku, memang saat kami jalan bareng dia bilang, dimana pun kami berada, kenapa hanya kamu yang diperhatikan?" "Kurasa YiFan ssi harus mulai menyadarinya" "Apa itu mengganggumu?" "Aniyo, hanya gak enak kalo pacarmu tau" "Apa aku terlihat playboy?", kata YiFan dengan smirknya. "Hmm.. Molla! Mungkin ya?" "Apa kamu mau tau tipeku?",kata YiFan memajukan wajahnya ke Ji Ra dengan senyuman misterius. Deg! Ji Ra yang terkejut hanya diam membisu. "Maaf ini pesanannya", kata pramusaji yang mengantarkan makanan ke meja Ji Ra dan YiFan. Ji Ra yang bingung dengan suasana tadi merasa terselamatkan. Ji Ra yang tadi agak kikuk sedikit bernapas lega. YiFan yang melihatnya hanya tersenyum penuh arti. "Temanku bilang, dia mau memasukkan adiknya ke sekolah tempat kita mengajar",kata YiFan. "Jinjja? Baguslah" "Aku lupa mau mengenalkan temanku itu. Katanya besok dia yang mengantarkan adinya ke sekolah" "Sepertinya kalian akrab sekali?" "Ne, sudah seperti saudara sendiri sih. Dia orangnya cukup supel tapi kadang usil juga",cerita YiFan bersemangat. Ji Ra  melihat perubahan dalam diri YiFan yang tidak dia ketahui. "Beruntung banget jadi temannya Yifanssi", seru Ji Ra tanpa sadar dan terdengar oleh YiFan. "Apa kita bukan teman?", tanya Yifan lagi-lagi tersenyum misterius. Ji Ra yang sadar ucapannya hanya bisa diam. Kenapa coba dia bisa ceroboh? Selesai jalan-jalan di Myeongdong, Ji Ra hanya bisa merutuki kebodohan dalam hati. Mereka berjalan menuju halte terdekat dan naik ke bus. Karena hari ini minggu, bus yang ditumpangi lumayan padat. Ji Ra yang badannya mungil agak kesulitan mau naik ke bus, tiba-tiba tangannya ditarik YiFan. "Gwaenchana?", tanya Yifan. "Ne, gomawoyo" Ji Ra yang sadar tangannya masih dipegang YiFan melepaskan secara tiba-tiba, Ji Ra lupa kalo dia sedang berdiri di bus yang berjalan tanpa berpegangan. Alhasil Ji Ra hampir terjatuh. Dengan sigap YiFan merangkul Ji Ra ke pelukannya. Deg! Ji Ra yang sadar posisinya mulai melepaskan lagi tetapi dicegah YiFan. "Hajima/jangan lakukan! Nanti kamu jatuh lagi, mianhae. Bukan bermaksud memeluk atau apa tetapi bus sedang penuh,makanya...", jelas YiFan yang sepertinya sadar dan sama-sama malu. "Ne... Gomawoyo",kata Ji Ra dengan wajah memerahnya. Ji Ra yang tidak punya pilihan akhirnua memegang baju YiFan agar tidak terjatuh. Betapa gugupnya Ji Ra dan hanya bisa menyembunyikan wajahnya di pelukan YiFan. "Apa suara jantungku terdengar?",pikir Ji Ra. Ji Ra yang belum tenang dengan kegugupannya menyadari bau aroma khas Yifan tercium olehnya. "Oh, begini wanginya",pikir Ji Ra. Ji Ra yang penasaran dengan wajah Yifan dari dekat mengangkat wajahnya melihat YiFan yang sedang melihat lurus ke depan. "Waeyo? Apakah wajahku tampan bagimu?",seru YiFan yang mengagetkan Ji Ra. "Aniyo",kata Ji Ra menundukkan wajahnya lagi, menyembunyikan wajah tomatnya dari YiFan. YiFan tertawa melihat tingkah Ji Ra. "Apa dia gak gugup?", pikir Ji Ra mendekatkan telinganya ke d**a YiFan. ".........!!!!!!" "Ayo, kita sudah sampai",kata YiFan yang masih merangkul Ji Ra. Mereka lalu turun di halte untuk naik bus selanjutnya. "Ah, hari ini gomawoyo",kata Ji Ra yang masih malu dengan kejadian di dalam bus. "Aniyo, harusnya aku yang berterima kasih karena mau ditemani Ji Rassi" Bus yang ditumpangi Ji Ra datang. Ji Ra membungkuk ke YiFan dan naik ke bus. YiFan dari luar bus melambaikan tangan ke Ji Ra. Ji Ra agak ragu membalasnya pun membalas lambaian tangan dengan senyum canggung. $$$ 07:17 KST "Sudah dengar katanya ada murid baru?",kata Soyoung. "Oh itu sepertinya murid barunya adik temannya Yifan",kata Ji Ra sambil merapikan bukunya. "Ckckckck, kalo pacaran ngaku aja deh!" "Duh, gak menerima godaan di pagi hari ya?",elak Ji Ra. "Trus ngapain coba Yifan kasih tau elo berita itu?" "Gak apa kan? Toh muridnya adalah orang yang dikenalnya" "Aniyo, itu karena kamu pacarnya makanya dia kasih tau ke kamu! Kami aja gak tau!" "Gak usah lebay deh! Itu kan karena aku sering sama dia. Dan bukan berarti pacar!" Ji Ra keluar meninggalkan Soyoung menuju kelasnya. Lalu hpnya berdering. From: Chanyeol To: Ji Ra Joheun achim Ji Rassi ~ Masih ingat kan apa janjiku? "Janji apa?",pikir Ji Ra mencoba mengingat . "Joheun achim Ji Rassi?", sapa YiFan. "Ah, YiFan ssi.. ",seru Ji Ra yang teringat kejadian hari itu. Dari luar ada mobil yang masuk ke halaman parkir sekolah. "Oppa, apakah oppa mengantarku sampai ke kelas?", tanya gadis kecil itu. "Geurom/tentu. Kau kan princessnya oppa!",godanya. "Oppa,  jangan perlakukan aku kayak anak kecil!" "Ya! Kamu kan emang anak kecil!", kata namja itu mengusap kepala adiknya. Mereka keluar dari dalam mobil dan berjalan menuju kelas. "Waeyi Ji Rassi?", tanya Yifan bingung dengan sikap Ji Ra. "Aniyo, aniyo.. Geunyang/hanya..",balas Ji Ra yang tidak sengaja melihat ke arah keluar. YiFan pun mengikuti arah pandangan Ji Ra. "Ah... Ji Rassi? Annyeonghaseyo!",sapa seorang namja sambil membungkuk ke Ji Ra. "Chanyeolssi....???" "Chanyeol??" Seru Ji Ra bersaman dengan Yifan. Mereka lalu  bertatapan penuh tanya. Sedangkan Chanyeol dan adiknya hanya tersenyum melihat Ji Ra dan YiFan. TBC Yes akhirnya kelar part 2! Sebenarnya cerita ini sdh lama dibikin tapi karena yang full ada di laptop jadi harus nulis ulang deh di hp semoga kalian reader bisa menikmati khususx fans kris wu ya! Maaf ceritax abal2 atau terlalu sederhana karena saya sendiri gak suka bikim cerita ribet kalo reader juga gak paham ceritanya.. Kita ketemu di next part ya.. Byebye #bow
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD