bc

Jodoh yang Terlambat

book_age18+
10.3K
FOLLOW
60.8K
READ
HE
heir/heiress
blue collar
drama
bxg
office/work place
secrets
like
intro-logo
Blurb

Dua tahun sudah seorang Andrea Kirani Akssa berusaha menata kembali hatinya setelah perpisahan menyakitkan. Dikhianati oleh suami sekaligus kehilangan harta yang sangat berharga, membuatnya seakan mati rasa.

Pertemuan Andrea dengan Bayanaka Agler secara profesional, mengubah semuanya. Segala perhatian Naka diartikan oleh Andrea sebagai rasa penasaran dan kasihan. Terlalu banyak perbedaan yang membuat Andrea enggan berharap dan ia tidak mau membiarkan hatinya kembali terluka.

Lalu apa yang akan terjadi jika sebuah rahasia besar Andrea di masa lalu terungkap? Apa benar Naka hanya penasaran kepada Andrea? Bagaimana dengan calon istri yang sudah disiapkan keluarga untuk Naka yang dianggap lebih baik dari Andrea?

chap-preview
Free preview
1. TUGAS PENTING
Tubuh Andrea gemetar, mematung di depan pintu sebuah ruangan yang baru saja dibuka. Menyaksikan dengan kedua matanya, dua sosok yang sangat ia kenal, tengah b******u di atas meja kerja. Saling memeluk dan mencium tanpa rasa malu. Mengeluarkan desahan hingga membuat Andrea merasa mual dan muak. Dua orang itu menatap kedatangan Andrea, tanpa peduli jika apa mereka lakukan adalah hal yang sangat menjijikkan. Kedua tangan Andrea bahkan mengepal kuat. Ingin melayangkan pada dua orang pengkhianat. Namun tubuhnya tidak mampu bergerak. Bahkan untuk memisahkan laki-laki dan perempuan yang kini sedang tertawa mengejeknya, ia tidak sanggup. Atau memberikan tamparan keras agar segera sadar jika yang mereka lakukan adalah sebuah kesalahan fatal. “Apa tujuan kalian melakukan ini? Kenapa kalian nggak punya malu, b******u sambil tertawa bahagia?” teriak Andrea dengan wajahnya yang sudah basah karena air mata. “Tanpa rasa bersalah sudah menusukku dari belakang dalam keadaanku yang seperti ini. Di mana letak hati nurani kalian? Kalian berdua benar-benar pengkhianat!” Tidak ada jawaban dari dua orang itu dan justru mereka semakin keras tertawa. Menjadikan Andrea seperti lelucon, yang sungguh mudah dipermainkan. Seakan tidak peduli kalau saat ini Andrea berdiri dengan keadaan hancur dan tidak berdaya. “Jangan tertawa! Diam kalian! Aku bilang diam!” teriak Andrea keras sembari menutup kedua telinganya namun suara tawa itu justru masih menggema nyaris membuatnya gila. Mendadak Andrea merasakan perutnya begitu sakit. Tangannya memegang bagian perut, yang rasanya sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bahkan saking tidak kuat menahannya, tubuh wanita itu terjatuh. Bersama isak tangis dan teriakan yang diabaikan oleh dua orang yang sudah menyakitinya. “DIAM!” Andrea bangun dari tidurnya dengan wajah pucat dan penuh keringat. Sudut matanya juga basah karena air mata yang keluar, saat ia dalam keadaan tidak sadar. Napasnya nampak tersengal-sengal. Sekian lama tidak pernah dihantui oleh mimpi buruk, kini mimpi itu datang lagi. Andrea tertunduk sambil menghela napas panjang. Dadanya terasa nyeri, disetiap potongan memori menyakitkan itu kembali menghantui. Seakan waktu dua tahun belum cukup untuk melenyapkan kepahitan yang pernah terjadi di hidupnya. Kisah pilu yang membuatnya hidup sebagai seorang janda. Kedua tangan Andrea menyugar rambutnya dengan kasar. Pandangan matanya melihat jam weker yang sengaja di taruh di atas meja nakas. Waktu masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Tidak mau terjebak kesedihan karena mimpi yang terjadi, Andrea Kirani Akssa (30 tahun) memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamarnya. Setelah menyelesaikan segala rutinitas paginya, Andrea bergegas pergi berangkat kerja. Pagi ini ia ada janji bertemu dengan General Manager tempatnya bekerja. Entah dalam rangka apa, ia tidak tahu. Ia hanya melakukan tugas yang diperintahkan. Sebagai salah satu staf HRD di Autumn Hotel and Resort, Andrea diberikan pekerjaan yang cukup penting. Sudah dua tahun menempati posisi itu dan ia merasa betah meski jabatan sebelumnya jauh lebih baik. Andrea selalu menikmati proses dalam meniti karier. Ia tidak punya ambisi karena saat ini hidupnya hanya ingin diisi dengan bekerja dan bekerja, sehingga tidak sempat memikirkan hal yang berpotensi membuat luka di hatinya kembali terbuka. *** Sesampainya di office Autumn dan meletakkan tas kerjanya, kini waktunya Andrea pergi ke ruang kerja General Manager sesuai dengan apa yang diberitahu oleh Komang. Mengenakan seragam hotel dengan atas berwarna maroon dan bawahan panjang bermotif batik unik. Dipadukan dengan Kitten Heels berwarna hitam. Terlihat elegan dan cantik namun tetap menonjolkan aura wanita berkelas. Tidak butuh waktu lama, Andrea sampai di tempat tujuan. Kedatangannya ke tempat ini membuat Andrea ingat saat dulu ia bertugas di ruangan ini. Pengalaman berharga yang tidak akan ia lupakan. “Pagi Mbak. Pak Suta sudah di dalam?” “Pagi Andrea. Bapak belum datang, tapi sudah titip pesan agar kamu tunggu di ruangannya.” Andrea mengangguk. “Baik Mbak.” Sesuai perintah, Andrea menunggu di ruangan orang yang memiliki jabatan paling tinggi di Autumn. Meski sudah mengenal dan tahu bagaimana sosok bosnya, tetapi Andrea masih saja merasa gugup dan canggung. Apalagi ia tidak tahu tujuan dari pemanggilan dirinya. Setelah menunggu selama 10 menit, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Andrea segera bangun dari duduknya, lalu menyapa sosok laki-laki yang bernama Suta. Tetapi Andrea cukup terkejut karena atasannya tidak datang sendiri, melainkan bersama dengan sosok penting Autumn yaitu Dirja-ayah dari Suta. Dirja merupakan mantan atasan Andrea ketika menjabat sebagai General Manajer, sebelum akhirnya digantikan oleh anaknya yaitu Bayusuta. “Selamat pagi Pak Suta. Selamat pagi Pak Dirja,” sapa Andrea. Tidak lupa menjabat tangan ayah dan anak di hadapannya. “Pagi Andrea. Kamu sudah menunggu lama?” tanya Suta. “Belum Pak.” “Silakan duduk.” Andrea mengangguk. “Terima kasih, Pak.” “Kamu masih belum berubah Andrea. Selalu sopan dan apa adanya,” ucap Dirja yang sudah lama tidak melihat mantan sekretarisnya. “Ini berkat bimbingan dan pelajaran yang saya dapat dari Pak Dirja,” balas Andrea sopan. Dirja tertawa. “Kamu memang selalu bisa membalikkan pujian orang lain dengan bijak. Itu yang saya suka dari karakter kamu sebagai seorang karyawan.” “Terima kasih Pak atas pujiannya.” “Pa, sebaiknya kita langsung saja katakan tujuan pemanggilan Andrea. Dia pasti sibuk, jadi jangan sampai membuang waktunya,” ucap Suta. “Kamu benar. Hal penting ini harus segera kita sampaikan agar Andrea bisa segera bersiap-siap.” Mendengar dan melihat raut wajah serius Suta dan Dirja, membuat Andrea merasa tegang. Tidak biasa ia seperti ini. Biasanya ia akan bersikap santai, apa pun yang akan terjadi. Tetapi mimpi buruk yang ia alami, benar-benar mempengaruhi suasana hatinya saat ini. “Ada apa ya, Pak? Apa saya sudah melakukan kesalahan?” tanya Andrea ragu. Suta menggeleng. “Tidak Andrea. Kami justru ingin menyampaikan tugas penting untuk kamu.” “Kamu pasti sudah dengar kalau putra kedua saya yaitu Naka akan pulang. Dia akan menjabat sebagai Assistant General Manager. Kamu dipanggil ke sini untuk menerima jabatan baru yaitu sebagai sekretarisnya Naka,” jelas Dirja. Andrea benar-benar terkejut dengan berita ini. Sebelumnya ia memang sudah mendengar desas-desus tentang Bayanaka, yang akan mengisi jabatan penting di Autumn. Tetapi ia tidak pernah berekspektasi bahwa ia akan menjadi sekretarisnya. “Tapi Pak, setahu saya Nikita yang akan jadi sekretaris Pak Naka. Saya belum diberitahu oleh manager saya.” “Kami sudah mendiskusikan ini semua dengan atasan kamu, Andrea. Beliau setuju mengingat kamu juga pernah menjabat sebagai sekretaris GM. Kalau dibandingkan dengan Nikita, kamu jauh lebih baik mendampingi adik saya. Berpengalaman dalam pekerjaan ini,” jelas Suta. Dirja berdeham, menatap Andrea serius. “Andrea, kamu sudah bekerja dengan saya lebih dari lima tahun, jadi saya sudah tahu bagaimana kemampuan bekerja kamu sebagai sekretaris. Kamu tenang, cekatan, fokus, bertanggung jawab dan juga berdedikasih tinggi. Andai bukan karena permintaan kamu, mungkin sekarang kamu jadi sekretarisnya Suta. Dan sekarang saya ingin kamu menemani Naka, memulai dari awal. Naka sangat sulit dihadapi, dan saya yakin kamu mampu membantu putra saya. Membantu melakukan tugasnya sebagai asisten GM. Saya tidak mau orang-orang memandang dia sebelah mata. Saya ingin membuktikan kalau Naka juga bisa membantu Suta, mengelola hotel ini.” Siapa Andrea yang bisa menolak dan membantah perintah atasannya. Meski ia sudah nyaman bergabung di HRD, tetapi melihat dua orang penting langsung meminta kepadanya untuk menjabat sebagai sekretaris dari Naka, yang bisa dilakukan adalah menerima. Andrea tahu diri jika dirinya hanya seorang pekerja. Segala bentuk tanggung jawab, harus ia terima. Apalagi tempat ini sudah memberikan ruang untuknya menyibukkan diri. “Baik Pak. Saya siap menerima tugas baru ini. Sebuah kehormatan untuk saya karena masih dipercaya menjabat sebagai sekretaris.” “Saya senang mendengar ini, Andrea. Jujur, sebagai kakak, saya merasa bertanggung jawab untuk membuat citra adik saya tetap baik,” ucap Suta. “Andrea, saya ingin berpesan kepada kamu. Tolong bersabar menghadapi Naka. Laporkan apa saja, termasuk hal buruk yang dia lakukan terhadap kamu, agar saya dan Suta bisa memberi nasihat. Dia anak saya, dia atasan kamu, tapi jika Naka salah, dia tetap harus bertanggung jawab,” jelas Dirja. Andrea mengangguk patuh. “Baik Pak, saya akan ingat dan akan saya lakukan.” *** Setelah menyelesaikan pembicaraan serius antara dirinya dan dua orang penting di Autumn, kini Andrea sudah kembali duduk di meja kerjanya. Tanpa membuang waktu, ia segera menyalakan komputer dan memulai pekerjaannya sebagai staf HRD. “An, aku sudah dengar gosip tentang kamu.” Tiba-tiba rekan kerja Andrea muncul dari belakang. Tata adalah teman baik Andrea di HDR dan selalu antusias membawa kabar untuknya. “Kamu bikin kaget saja. Pagi-pagi kerja, jangan bergosip,” sindir Andrea tanpa mengalihkan pandangan matanya dari layar komputer. Tata berdecak, lalu menarik kursi kosong agar bisa duduk di sebelah Andrea. “Jangan pura-pura. Aku tahu barusan dipanggil Pak Suta, kan? Kamu bakalan jadi sekretarisnya Pak Naka, kan?” Andrea menghentikan aktivitas tangannya, lalu menoleh ke samping. “Terus ada masalah soal ini?” “Memangnya kamu nggak takut kerja sama adiknya Pak Suta? Di balik wajahnya yang tampan dan pendiam, terkenal dengan sifatnya yang kejam, dingin dan ketus.” “Kalau sudah dilimpahkan tanggung jawab, kamu nggak boleh mikir yang lain, Ta. Sebaiknya kamu balik kerja, nanti malah kena omel.” “Iya bentar. Ada yang penting lagi.” Andrea berdecak. “Apa lagi Ta?” “Sepertinya Nikita marah sama kamu karena ternyata posisinya diganti. Hhmm, maksudnya dia batal jadi sekretarisnya Pak Naka.” “Aku nggak punya waktu mikirin itu, Ta. Kalau dia marah dan nggak terima, suruh protes ke manager atau ke Pak Suta. Aku nggak ada urusan sama dia.” Tata berdecak kagum. “Keren. Aku paling suka sama sikap seorang Andrea. Tangguh dan berkelas. Lagian, kenapa Nikita marah sama kamu. Ini kan perintah atasan, bukan atas keinginan suka-suka.” Dipuji demikian membuat Andrea menggeleng pelan. “Sudah, ya. Aku harus beresin kerjaan sebelum mutasi ke tempat baru.” Setelah kepergian Tata, perhatian Andrea justru menjadi buyar. Andrea kembali ingat mengenai sosok Naka yang dikatakan oleh temannya barusan. Hal yang paling Andrea tahu dari seorang Naka adalah luka mendalam dari laki-laki itu. “Setahuku, dia lebih senang tinggal di luar setelah mengalami kehilangan. Apa sekarang lukanya sudah sembuh, makanya dia kembali pulang?”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
96.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook