°• ELANG 02 •°

1762 Words
Malam yang dingin menyelimuti tidur gadis cantik bernama viona ini. Ia berada didalam kamar sejak sore tadi, ia tidak bisa tidur kerena memikirkan suatu hal. Kejadian tadi siang saat Elang mengantarkannya pulang, kata sasha, Elang itu orang yang dingin, cuek sama cewek. Tetapi kenapa justru Elang berperilaku baik padanya. Ia merasa aneh Drrt..drrt.. Tiba tiba ponsel viona berbunyi menampilkan satu pesan dari nomor tak dikenal. Ia membukanya. 085632152*** : Hi viona, ini gue sasha. Oh, ternyata ini adalah nomor sasha, teman sebangkunya sejak tadi pagi. Viona : Iya, ada apa sha. Shasa : Kalo boleh tau, lo udah kerjain tugas belom. Viona : Udah kok. Shasa : Asyik, besok gue pinjem ya soalnya susah banget, gue gabisa. Viona : Iya. Shasa : Lo lagi ngapain vi..? Viona : Gue gangapa ngapain kok, lagi gak bisa tidur aja. Shasa : Oh, yaudah sih minum kopi aja biar cepet tidur. Viona : Itu mah, malah gak bisa tidur kali sha. Shasa : Haha.. Iya ya? Yaudah lo baek baek ya, gue mau tidur, jangan lupa besok gue pinjem pr lo, cepetan tidur lo, besok telat awas aja lo. Viona : Emang knapa kalo gue telat! Shasa : Ya otomatis, gue gabisa salin pr lo dong. Viona : Hh iya iya gue ngerti, dasar nyontekan. Shasa : Biarin welee ;p udah ya gue ngantuk babay. Viona : Ya. Setelah itu viona berusaha memejamkan matanya dan mulai tertidur walaupun agak sulit. •••√•√•√••• Viona duduk sendiri dibangku kelasnya dengan tatapan kosong, entah sedang memikirkan apa gadis itu, hingga kedua temannya datangpun ia tak tahu. "Woy" Viona sontak berdiri dan memegang dadanya yang berdetak kencang karena kaget. "Anjir lo berdua, untung gue gak punya jantung" "Jiyahaha gak punya jantung dia ghe, Vampir kali" ujar sasha dengan tertawa terbahak bahak. Sedangkan ghea hanya terkekeh. "Maksud gue gak punya penyakit jantung."ujar viona sambil mendengus. "Zulfa mana?" Tanya viona. "Dia berangkat bareng cowoknya, oh iya vi tugas lo mana?" Viona menganggukkan kepala dan membuka tasnya memberikan satu bukunya kepada sasha lalu mereka semua duduk. " nulis itu yang rajin dong sha"ujar viona. "Bodo amat yang penting masih bisa dibaca." ujar sasha dengan tangan yang masih menulis. BRAKK.. Tiba tiba terdengar suara dobrakan pintu dan menampakan sosok zulfa dengan wajah horrornya. "Asstafirullah, anak kadal ngapain sih lo dobrak dobrak pintu segala, orang pintunya juga gak ditutup rapet." ujar sasha kesal karena ia sempat loncat saat terdengar dobrakan pintu. "Kenapa sih" tanya ghea. "Gue kesel, arghh... Gue kesel sama cabe gope ih pokoknya gue kesel titik" ujar zulfa dengan nafas terenggah enggah karena menahan emosi. "Ya kesel kenapa, cerita dong sama kita." ujar ghea lagi. "Cabe gope, siapa?" tanya viona bingung sendiri. "Sstt.. Lo diem dulu biar ntar gue yang kasih tau siapa itu cabe gope" bisik sasha. "Zulfa kalo lagi marah itu serem, awas aja kena seprot" ahra hanya menganggukan kepala. "Nih lo minum dulu aja biar adem hati lo" ujar ghea memberikan botol air mineral, dan zulfa menerimanya lalu menengguk selama 4 kali setelah itu ia memberikan kembali botol air mineral itu kepada ghea. "Lo cerita pelan pelan aja" ujar sasha. "Lo tau gak sih gays, pagi pagi gini si cabe udah bikin ulah aja bikin gue naik darah aja ihh nyebelin banget sih gue benci aaa" zulfa kesal lagi dan duduk dengan sangat keras entah itu pantatnya sakit atau tidak. "Bikin ulah apaan lagi?" tanya sasha. "Dia godain cowok gue, dia pegang pegang tangan axel depan gue, dan lo tau yang bikin gue tambah keselnya si axel diem aja digituin." jelas zulfa. "Lo coba aja jadi gue, gimana perasaan lo." "Iya gue ngerti perasaan lo, tapi pada dasarnya si jeny kan emang gak tau diri orangnya, bertingkah seenak jidatnya aja" ujar ghea. "Gue kesel sama jeny, tapi gue juga marah sama exel."ujar zulfa. " bodo amat gue tinggal lari aja kekelas." "Zulfa!" terdengan suara laki laki dari arah pintu dan kini orang itu mendekat kearah zulfa dan berjongkok dihadapannya. "Maafin aku, aku gak tau kalo kamu bakalan marah." ujarnya, tetapi zulfa diam seolah dia enggan menatap wajahnya. "Aku tau kok, kamu marah, kamu cemburu, kamu kesel"ujar axel. "maafin aku, aku janji gak bakan ngulangin lagi." Kini axel beralih memegang tangan kanan zulfa dan mencium punggung tangan zulfa. Siapapun yang melihatnya pasti iri apa lagi untuk kaum jones. Zulfa agak tertegun melihatnya hatinya perlahan luluh, tetapi perasaan kesal itu masih ada. "Maafin aku sayang" "Nggak, mendingan kamu balik aja deh kekelas." ketus zulfa. "Aku gak akan pergi dari sini sebelum kamu maafin aku."ujar axel. "terserah" kini zulfa memalingkan wajahnya hingga beberapa menit kedepan ia tetap mendiamkan axel. "Zulfa" panggil axel. "Mendingan lo maafin kak axel deh fa, kasihan" ujar sasha. "Iya jul, kasihan kak axel udah capek jongkok tuh" ujar ghea. "Maaf sayang" "Yaudah aku maafin" jawab zulfa. "Beneran" "Tapi ada syaratnya"tambah zulfa. " apa syaratnya"tanya axel. "Kamu gak boleh deket deket sama jeny, apalagi ngobrol." jawaban zulfa membuat sasha dan ghea menggeleng gelengkan kepala. "Iya, akan aku lakuin untuk kamu" ujar axel sambil tersenyum. "Aku maafin kamu" ujar zulfa dan axel langsung memeluknya, membuat para jones dikelas itu iri. Kring... Bel berbunyi. "Udah bel, lepasin" ujar zulfa. "I love you " bisik axel lalu pergi keluar menuju kelasnya. "I Love You too.." balas zulfa dalam hati. " mesra banget njir, gue kapan?"ujar Sasha menggigit jari telunjuknya. "Abis kiamat" ujar zulfa. "Enak aje lo ngomong huft, mentang mentang udah baikan" ujar sasha. "Pb.nya dong jul" ujar ghea. "Pb paan, power bank? " Tanya zulfa. "Pajak baikan elah" "Minta aja sama emak lo" ujar zulfa Dan memutar tubuhnya 90° hingga kini dirinya menghadap depan. "Yodah sih, gue mau lanjut nih" ujar Sasha. •••√•√•√••• Jam istirahat sma garuda bangsa digunakan oleh anak anak untuk jajan dikantin Dan yang lainya pergi kelapangam, jalan jalan DLL. Viona Dan kawan kawan pergi kekantin Dan memakan pesanan yang tadi mereka pesan. Saat sedang asyik² nya makan tiba tiba saja. Brakk... Suara gedoran meja membuat orang yang menempatinya kaget, dan orang itu tidak lain adalah viona, ghea, sasha, dan zulfa. Zulfa dan Viona keselek lalu dengan segera mereka meminum minuman mereka. "Heh, gue mau ngomong sama lo" ujar seseorang yang baru saja mendobrak meja dengan tatapan sinis kearah viona. "Mau apa lo ngomong sama dia" ujar zulfa sambil berdiri. "Gue ga ada urusan sama lo ya, dan gue mau ngomong sama dia" ujarnya lagi hendak menyeret viona tetapi dicegah oleh zulfa. "Lo mau bawa temen gue kemana hah! Urusan dia berarti urusan gue juga karena gue temennya dia." ujar zulfa mengehempaskan tangan jeny kasar. "Eh lo adek kelas gak punya sopan santun banget ya" "Eh, justru lo yang gak punya sopan santun.. Dateng dateng marah marah gak jelas, lo gak diajarin ya sama ortu lo, oh iya lupa gue... Orang tua lo kan gak peduliin lo ya hahha kasihan" ujar zulfa mengejek dan melipat kedua tangannya didada. Plakk.. Jeny menampar pipi Zulfa membuat semua orang yang berada didalam kantin kaget, bahkan elang dan kawan kawan melihatnya. Sayang sekali Axel sedang ada urusan diruang guru jadi ia tidak tau jika kekasihnya ditampar oleh jeny. "Jaga mulut lo ya" ujar jeny. "Kenapa emang, lo takut rahasia lo gue sebarin disini hah" tantang zulfa melotot kearah jeny. Karena merasa diancam jeny menjambak rambut zulfa begitu juga sebaliknya. Teman teman zulfa ingin memisahkan mereka tetapi tidak ada yang berhasil. "Argh.. Cewek murahan dasar" ujar zulfa ditengah tengah aksinya. "b*****t" jawab jeny. Jika tidak dihentikan maka kejadian ini akan semakin parah dan membuat salah satu dari mereka terluka. Kini hanya ada satu orang dikantin itu yang dapat memberhentikan jeny. "Dari dulu sampai sekarang sama aja ya, gak ada perubahan" ujar seorang laki laki yang tiba tiba kini sudah ada disebelah zulfa dan jeny. Jeny yang mengenali suara itu langsung berhenti dan melihat sosok Elang disana. "Auh, elang kepala gue sakit" ujar jeny memegang kepalanya dan berusaha merangkul bahu elang, dengan cepat Elang menghindar. "Gak usah akting, ini ulah lo sendiri gak usah minta bantuan gue." ujar Elang melirik tajam jeny. "Tapikan gue ngelakuin ini buat lo lang" ujar jeny. "Buat apa lo nyakitin zulfa, lo tau dia pacarnya Axel dan Axel saudara sekaligus sahabat gue, gue benci orang yang nyakitin sahabat sahabat gue." "Tapi kan--"belum sempat jeny selesai bicara, elang pergi meninggalnkannya dan menarik tangan zulfa untuk dibawa ke uks sedangkan teman temannya mengikut dibelakang elang. Di UKS.. Zulfa duduk di ranjang uks dengan rambut yang awut awutan dan juga pipi yang merah bekas tamparan dari jeny. "Axel mana sih?" tanya zulfa. "Ada diruang guru" jawab Elang. Sedangkan teman temannya membantu merapikan zulfa karena kondisinyaa sekarang sudah seperti orang gila. "Ngapain sih lo pisahin gue sama jeny tadi, gue kan masih pengen tuh hajar si cabe, uuhh mulutnya pengen gue robek robek terus gue uleg buang kesungai." ujar zulfa dengan tangan meremas dan meninju udara. "Gak usah lebay, tuh axel dateng.. Gue mau cabut." ujar Elang datar sambil melirik pintu yang baru saja terbuka menampakkan sosok Axel. Elang melirik kearah viona sebentar lalu pergi, sebelumnya Axel berterima kasih terlebih dahulu karena Elang telah membantu zulfa. "Kamu ngapain berantem sama jeny sih sayang" ujar Axel merebut posisi sasha yang sedang memoleskan obat dipipi zulfa. "Dia duluan yang mancing emosi aku" ujar Zulfa. "Tapi kamunya gapapa kan, atau ada yang sakit." tanya Axel. "Nggak papa kok, cuma pipi aku aja agak perih dan kepala aku pusing." ujar zulfa memegang pipinya dan wajahnya tampak sedikit pucat. "Kamu istirahat aja dulu" kini Axel menidurkan zulfa dan memakaikannya selimut. "Makanya jadi cewek itu jangan mudah terpancing sama hal hal yang gak berguna seperti itu, kamu juga harus bisa kontrol emosi kamu, masa hampir 1 minggu 5X kamu berantem sama jeny." "Dianya yang bikin aku kesel." ujar zulfa lagi. "Iya aku ngerti kok, sekarang kamu istirahat. yang tadi udah gak usah difikirin lagi."ujar axel mengusap lembut rambut zulfa. Sasha, Viona, Dan Ghea hanya bisa melihatnya dan diam, lali membayangkan jika zulfa adalah dirinya. Setelah sadar jika mereka bertiga berada diruangan zulfa dan tidak ingin mengganggu sepasang kekasih itu, akhirnya Viona mengangkat bicara. "kak, Fa kita keluar dulu ya" ujar viona. Axel pun menganggukan kepala. "Makasih ya udah bantuin zulfa." "Itu udah jadi kewajiban kita sebagai sahabat, saling menolong satu sama lain dan menyayangi layaknya sebuah keluarga." ujar sasha. "Yaudah kita keluar dulu ya kak, jul cepet sembuh yak" ujar ghea dan zulfa menganggukan kepalanya. Kini mereka bertiga telah keluar dan berjalan menuju kelas, sambil bercerita mengulang kejadian tadi. Saat hendak belok kearah kiri tiba tiba ada yang memanggil nama viona. "Viona"ketiganya pun menoleh kesumber suara. Betapa kagetnya mereka melihat sosok yang begitu tampan layaknya seorang pangeran. "kak Elang." gumam sasha dan ghea. •••√•√•√•••
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD