Bab 4 – Jodoh untuk Radit

1256 Words
“Ada apa sih? Ada yang lucu?” tanya Arkan saat mendapati Radit dan Yoga masuk ke ruang kerja tim pengacara seraya tertawa bersama setelah kembali dari persidangan PT YOW vs PT WOY. “Ini si kucing garong baru aja begal dimsum Sheryl si anak baru di tim accounting,” jawab Yoga yang bersiap untuk mendarat di atas kursi meja kerjanya. “Oalah. Kalau cocok sih gas aja, Dit,” ujar Arkan. “Ah, kurang,” balas Radit. “Hah? Apanya yang kurang?” tanya Arkan dengan dahinya yang tampak berkerut menandakan ia sedang berpikir. “Kurang gede!” jawab Radit yang membuat Yoga memberikannya pukulan ringan di lengan adik kelas sekaligus tetangganya yang suka sekali mengunjungi rumahnya. Radit pun terkekeh dan menjulurkan lidahnya pada abang kesayangannya itu. “Ish! Punya lo gede juga gak?!” ujar Arkan. “Tak perlu diragukan lagi. Dijamin puas!” balas Radit seraya menunjukkan seringainya. “Heh! Banyak anak di bawah umur woy!” ujar Yoga lagi yang membuat semua orang yang mendengar percakapan mereka tertawa. “Dit, Dit … cepetan kawin sih lo biar gak gangguin abang-abang lo terus,” celetuk Tami, sekretaris Herman, Partner dari tim Intellectual Property. “Cariin jodoh buat Radit dong, Mbak Tam, biar gue gak pusing ngurusin manusia kucing satu ini!” ujar Yoga. “Aduh, mana ada yang mau sama duda kucing, mana anak-anaknya banyak banget pula,” balas Tami. “Banyak kok yang mau jadi ibu kucing pengganti si gemoy. Raditnya aja yang terlalu pemilih,” celetuk Arkan. Gemoy adalah induk kucing yang sangat disayangi Radit. Sayangnya, dua tahun lalu Gemoy harus meninggalkan suami manusianya karena usianya yang sudah terlalu tua. “Ya udahlah, Dit, gas aja si anak baru. Siapa tau dia mau jadi ibu tiri buat anabul-anabul lo. Kurang gede dikit doang mah gak jadi masalah,” ujar Tami lagi yang semakin membuat Radit, Yoga, dan Arkan tertawa. Diam-diam, beberapa pengacara wanita yang mendengar percakapan antara tiga serangkai itu sedikit merasa patah hati karena harapan mereka agar Radit tertarik pada mereka tampaknya akan sia-sia saja. Radit masih dalam usia muda dan produktifnya, karirnya membanggakan, dan memiliki latar belakang keluarga yang membuat dirinya menjadi incaran banyak para gadis. Radit pun merupakan teman yang baik. Walaupun Radit merupakan salah satu pengacara kebanggaan XXX Law Firm, pria pecinta kucing itu tak pernah semena-mena pada karyawan lainnya. Ia memang berasal dari keluarga kaya raya, tetapi bukan berarti ia hanya mau berteman dengan orang-orang yang berasal dari kalangan kelas atas saja. Selama orang itu tulus berteman dengannya dan tidak berusaha memanfaatkannya saja, maka Radit akan menjadi teman baiknya. Jelas saja banyak gadis yang mengidolakan pengacara tampan yang juga mapan itu. Dari semua gadis yang hatinya patah, sepertinya hati Yuri yang paling patah. Kedua matanya terasa memanas memandangi Radit. Jantungnya pun berdetak cukup kencang. Siapa gadis yang berani merebut calon suami idamannya itu? Yuri adalah gadis yang cantik dan pintar. Ia juga berasal dari keluarga terpandang. Ayahnya adalah pemilik salah satu firma hukum ternama yang banyak menangani kasus para artis kondang dan ibunya adalah seorang notaris. Sudah tentu kehidupan Yuri sangat mapan sejak ia baru saja terlahir ke dunia ini. Siapa yang bisa menandinginya di kantor tersebut? Tadi Yoga menyebutkan bahwa gadis yang memberikan dimsum pada Radit adalah salah seorang karyawan dari tim back office. Ah, yang benar saja? Masa ia yang merupakan pengacara cantik kalah dari seorang karyawan biasa? *** Pukul tujuh pagi di hari Minggu memang sangat cocok untuk acara sarapan pagi bersama. Hari itu seperti biasanya, keluarga Jeno Hadiputro berkumpul di halaman belakang rumah mereka yang sangat luas dan pemandangannya sangat asri. Anak sulung keluarga itu, Arjuna, tampak sedang bermain bersama istri dan anak-anaknya di kolam renang. Ada juga Ezra, yang merupakan menantu bungsu keluarga itu, bermain bersama anaknya. Sementara itu, Indah, anak bungsu di keluarga itu, sedang ikut membantu para pelayan untuk menyajikan hidangan sarapan di atas meja pendopo. “Pagi, Sayang,” ujar Jeno menyapa anak bungsunya. “Pagi, Pa,” balas Indah seraya tersenyum semringah pada ayahnya. Hidupnya terasa semakin membahagiakan setelah memiliki anak laki-laki yang menggemaskan dan orang tuanya masih sehat wal afiat hingga usianya yang hampir kepala tujuh. “Ajak anak-anak sarapan, Ndah,” ujar Jeno setelah mendarat di kursinya. Indah pun segera menghampiri suami dan anaknya yang masih asyik bermain di kolam renang untuk mengajaknya ke meja makan yang berada di pendopo rumah mereka. “Mas Radit mana?” tanya Ezra setelah semua anggota keluarga menempati kursi masing-masing, kecuali Radit. “Masih molor!” jawab Ira dengan sebal. “Radit pulang pagi lagi ya?” tanya Arjuna setelah meneguk kopi hangatnya. “Iya. Tadi malem dia nge-DJ di klubnya Yunita,” jawab Ira lagi setelah menelan sesendok bubur ayamnya. “Enak juga ya mas Radit. Bisa menghasilkan uang dari hobi musiknya,” celetuk Ezra. “Tapi umurnya itu lho, Zra, udah 35 tahun! Kapan dia mau serius sama hidupnya?!” timpal Ira yang masih sebal dengan kelakuan anak ke duanya itu. “Mas Radit kan serius sama karirnya, Ma,” ujar Indah untuk mencairkan kekesalan sang ibu. “Suruh masmu cari istri sana. Mama udah capek cariin jodoh buat Radit. Bayangin aja stock temen-temen Mama sampai udah habis semua Mama tanyain anak gadis mereka ada yang mau gak dijodohin sama Radit,” balas Ira. “Udahlah, Ma. Yang penting Radit bahagia sama hidupnya. Itu yang utama. Jangan paksa Radit. Kalau memang dia belum mau menikah, tapi dipaksa segera menikah, bisa kacau nanti rumah tangganya,” timpal Jeno. “Tapi setidaknya mbok ya buka hati untuk menerima orang baru gitu lho,” ujar Ira. “Oh, mas Radit masih belum move on dari Citra?” tanya Ezra. Citra adalah mantan kekasih Radit dari hasil perjodohan yang dirancang oleh Ira. Citra adalah anak dari salah seorang teman kuliahnya yang kini menjabat sebagai direktur utama salah satu perusahaan ternama yang bergerak di bidang transportasi. “Bukan Citra, tapi Erica,” jawab Ira. “Erica? Siapa lagi tuh?” tanya Ezra. “Pacarnya mas Radit sejak TK,” jawab Indah. “Hah? Sejak TK?!” ujar Ezra sedikit histeris. “Erica itu tetangga kita, Zra. Dia kuliah dan kerja di Amerika,” balas Jeno. “Dia seumuran sama Radit. Satu sekolah sejak TK sampai SMA.” “Oalah. Ya udah, kenapa mas Radit gak dijodohin aja sama Erica?” tanya Ezra lagi. “Kak Erica udah meninggal, Mas,” jawab Indah. “O-oh gitu … m-maaf,” ujar Ezra terbata-bata. “Meninggal kenapa?” “Kecelakaan mobil. Mas Radit yang nyetir mobilnya,” jawab Indah. “Hah?” ujar Ezra. Ia tak menyangka Radit pernah mengalami kecelakaan hingga menewaskan kekasihnya. “Makanya itu, Zra, Mama sebenarnya khawatir sama Radit. Mama gak mau Radit terus-terusan terjebak di masa lalunya,” ujar Ira. Ezra tampak berpikir sejenak. Ia sedang memikirkan seorang gadis yang dapat dijodohkan dengan Radit karena ada beberapa teman perempuannya yang masih belum memiliki pasangan hingga ia mendapatkan sosok gadis cantik yang cocok untuk mendampingi kakak iparnya itu. “Oh ya, di kantor Ezra ada anak baru. Namanya Chayla. Cantik deh. Dia manajer tim legal. Siapa tau cocok sama mas Radit,” ujar Ezra. “Wah, gas, Zra! Cocok tuh sama Radit. Sama-sama kerja di legal,” ujar Arjuna. Ezra pun tersenyum bangga. Ia ingin berbakti pada keluarga istrinya yang telah menerima kehadirannya dengan sangat baik. “Oke, nanti Ezra kenalin Chayla sama mas Radit di acara ulang tahun HTK Group, ya,” balas Ezra. Ia pun menjadi tak sabar menantikan hari yang ditunggu-tunggu itu. ‘Sabar sebentar lagi ya, Mas Radit. Jodohmu akan segera datang!’ ujarnya membatin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD