"Fan, pulang nanti aku mau ngomong sebentar, bisa?" Dengan wajah cemas menunggu jawaban, Anzelo berdiri di samping meja seorang gadis yang hanya duduk sendirian di bagian belakang kelas. Fany menoleh, tampangnya tidak bersahabat sama sekali ketika bertatapan dengan seorang pria paling tampan dan paling bisa diandalkan di kelas mereka. Sayangnya pria itu melakukan kesalahan yang membuat Fany tidak bisa menatapnya dengan pandangan yang sama seperti sebelumnya. "Aku sibuk. Harus bantuin warung Ayah," tolaknya. Anzelo menghela napas berat. Inginnya dia membujuk gadis itu agar mau, tapi sayangnya Anzelo tahu betul jika Fany bukanlah tipe orang yang akan baik-baik saja jika dipaksa. Gadis itu akan semakin membencinya jika dirinya melakukan itu. Maka dengan berat hati, Anzelo berbalik kembal

