Chapter 03
967 Words
Seusai pulang sekolah, Indi dan Faga berniat untuk pergi melihat baju pengantin mereka yang akan mereka kenakan besok. Semua nya telah siap tinggal baju Indi dan Faga yang belum.
Kini Indi dan Faga sedang di butik Dara, tante Faga. Butik Darares yang terkenal di seluruh kota, dengan baju-baju yang sangat mewah dan elegan.
Indi menatap semua dress pengantin yang berada didepan nya itu kagum. Matanya berbinar dan senyum yang tak pernah lepas darinya dan memancarkan kecantikannya. Faga sedari tadi tengah menatap Indi.
Indi jatuh kepada dress pengantin berwarna Biru ke-ungu-unguan, renda-renda berwarna putih. Dan dibelakang punggung terbuka panjang.
Dara tersenyum melihat Indi menjatuhkan selera nya dengan dress-nya berwarna biru muda itu. "Kamu pandai juga milih dress" mengacak sedikit rambut Indi.
Indi terkikik sedikit mendengar perkataan Dara. "Yasudah, kamu tes dulu. Kalau Faga udah dari kemarin selesai baju nya. Tinggal kamu saja."
Indi pun masuk kedalam ruang ganti baju. Setelah ia selesai ia pun keluar, Dara menatap Indi kagum. Tak pernah ia melihat pengantin secantik Indi memakai pakaiannya. Faga melihat Indi tak berkedip.
Dara melihat Faga dan tersenyum jahil, "Udah kali ga, tante tau Indi cakep." Tertawa kecil melihat keponakan nya itu.
Faga jadi salah tingkah, kini Indi pipinya bersemu merah karna tingkah laku Faga dan juga Dara.
"C—antik." Ujarnya dengan ragu.
Indi semakin bersemu merah pipinya karna ujar Faga. Ia langsung masuk kedalam ruang ganti baju. Ia mendengar sebentar Dara lagi-lagi menggoda Faga.
"Cie keponakan tante udah berani ya. Duh, besok malem gimana ni ya."
"Apaansih tante. Faga nunggu diluar aja. Gerah."
Indi dan Faga pun pamit dari butik tante nya itu. "Faga sama Indi pulang dulu yang tan. Sampai jumpa besok tan." Pamit nya
Dara mengangguk dan tersenyum, "Iya, kalian hati-hati ya."
Mereka berdua telah didalam mobil, dan Faga yang sedang fokus menyetir. Perut Faga ingin meminta jatah nya, karna cacing-cacing didalam perut nya sudah demo.
"Kita singgah ke warung ya makan." Ucap nya kepada Indi.
Indi mengangguk, "Iya, gue juga laper banget. Kepengen Ayam Penyet bu Endang Ga." Rengek nya kepada Faga.
Faga mengerutkan dahinya tak mengerti, "Hah? Dimana?"
Indi berdecak kesal. "Dekat perempatan g**g Mahoni itu loh. Samping smp 114." Jelas nya
Faga hanya ber-oh ria saja menjawab perkataan Indi.
Faga sudah memakirkan mobil nya berada, tak jauh dari warung yang disebut oleh Indi. "Dah, turun." Seraya membuka seatbelt nya. Indi juga turun, ia menatap warung favorit nya itu dengan mata berbinar.
Ia sudah jalan lebih dulu daripada Faga. "Faga, cepetan dong!"
Mereka berdua telah masuk kedalam warung tersebut. Indi sedang mencari-cari seseorang, "Mang Ujang!" Teriaknya memanggil seorang lelaki yang tengah melayani pembeli nya. Orang yang diteriaki tersenyum ia pun jalan ke arah meja Indi.
"Tumben neng." Ujar lelaki yang bernama Ujang tersebut. Indi menyengir ala khas nya dan terlihat lesung pipi keduanya yang dalam.
"Hehe, aku seperti biasa ya sama Es Jeruk. Mm, lo apa Ga?" Tanya nya kepada Faga yang sedari tadi menatap 2 orang tersebut.
Ia mengedikkan bahu nya, "Gatau, samain ajalah."
"Samain aja mang. Oh iya, lomboknya di banyakin ya." Mang Ujang menganggukan kepala nya mantap.
Ia segera pergi ke belakang untuk memberikan pesanan pelanggan setia nya itu.
Tak ada yang membuka pembicaraan antara 2 calon suami dan istri itu. Indi bosan dengan keheningan, ia mengambil ponsel Android nya di tas. Ia melihat notifikasi Line nya 999+ ia menggeleng kan kepala nya. Pasti ketiga bocah itu yang ribut digrup atau grup kelas nya.
Ia terutama membuka grup dirinya dan ketiga sahabat nya itu.
RossaC.Sandra : Woi! Latihan basket jadi nggak nih?. Indi mna dah?
FildaR.Erita : Gatau. Captain mana coba? Ilang gitu aja.
RossaC.Sandra : Putri mana? Indi mana? Ketelan bumi ya? Wkwkwk
PutriP.Jariana : t*i lo ya.
RossaC.Sandra : wkwk piss. Eh, masa disekolah tadi pas lu pada pulang semua gue disenyumin sama Genta astagaaa!!!! Langka ini mah Langka!!
FildaR.Erita : hah? Jadi beneran lo suka sama waketos yang irit bicara dan muka nya datar banget itu senyum sm lo? Ah lo boong Ros.
PutriP.Jariana : ya, lo boong?
RossaC.Sandra : ah lu mah! Gue bilangin juga. Iyaaa!! Eh gue mau charger hndphone gw dlu.
PutriP.Jariana : ya.
FildaR.Erita : ya. (2)
Baru saja ia ingin membalas percakapan di grup nya itu Faga memanggilnya.
"Indi." Indi balas hanya deheman saja.
"Tuh makananya dah sampe. Lo asik aja sama Handphone." Ucap nya.
"Lo kira-kira napa. Lombok nya banyak banget, ntar lo sakit perut! Udah tukar sama gue aja." Sambung nya.
Indi menggeleng dan memasukkan handphone nya kedalam tas nya itu. "Ah nggak! Enak aja lo. Ini banyak gini enak tau!" Ketusnya.
Faga mendecak kesal, ia menatap gadis didepan nya itu. Keras kepala fikir Faga.
"Lo mau sakit." Dengan nda datar dan dingin.
Indi menatap Ayam Penyet nya dengan tak ikhlas kini ditukar oleh Faga. Faga menatap Indi. "Napa lo? Udah makan."
Indi makan dengan malas, tetapi lahap juga. Lagu Cold Water - Justin Bieber terdengar, ternyata itu handphone Faga yang berbunyi.
Faga mengangkat nya dan men-speaker.
"Faga!"
"Apasih! Gue lagi makan tau nggak."
"Yee, lo dimana? Kita-kita nyusul."
"Ah, gamau gue ada lo semua. Brisik ntar!"
"Aaa, yayang Faga mah gitu."
"Najis."
"Ada yang mau gue omongin sama lo."
"Apa?!"
"Soal. Soal. Lo hamilin gue Ga."
Indi tersedak dari makan-nya mendengar Gara— TemanFaga — dengan cepat Faga menyodorkan minuman Indi.
"Makannya hati-hati." Faga memperingatkan Indi. Indi hanya mengangguk dan melanjutkan makan-nya.
"Lo ngomong sama gue? Gue ga makan Faga! Gue minta pertanggung jawaban!"
"Bacot njir!"
"Aaa, yayang Faga mah gi —"
Tut.
Faga memutuskan telfon dengan cepat. Ia tak mau mendengar ocehan tak jelas dari Derik yang sedikit tak waras itu.
Sudah selesai mereka makan, mereka pun memutuskan untuk pulang karna sudah sore. Faga mengantarkan Indi tepat pada Papa Indi berpesan agar sebelum jam 6 anaknya sudah ada dirumah.
Faga langsung menancapkan gasnya untuk pulang ke Rumah nya. Kini, hidupnya telah berwarna. Semua itu karna gadis itu.
Indi Prisila Hornson.
- Writer
