Chapter 04

529 Words
Kini, Indi tengah menatap dirinya yang memakai kebaya berwarna putih itu. Dan, riasan tak terlalu tebal di wajah cantik nya. Ia sedikit nervous dengan acara pernikahan nya ini. Ke-tiga sahabat nya tidak tahu jika Indi akan menikah dengan Faga. Dan begitu juga dengan Faga. Suara ketukan pintu sedikit membuat Indi terkejut. Ia berjalan membuka pintu, ia melihat Mama nya yang sedang tersenyum dan Indi pun mengajak mama-nya masuk ke dalam. Kedua orang itu memeluk antar satu sama lain dengan erat. Mama nya sedikit menangis dan terus menghapus tangisan-nya karna jika ia akan menangis, riasan di wajah nya akan luntur. Indi tak menangis, ia akan berusaha tetap tegar dihadapan sang Mama. Indi melepaskan pelukannya dan menatap Mama. "Udah, mama jangan nangis lagi. Maaf kalau Indi ngerepotin di rumah, maaf kalau Indi udah bikin mama marah-marah. Makasih juga mama udah rawat aku dari kecil hingga besar seperti ini. Mama ada sosok wanita yang kuat dan Indi paling sayangi di hidup Indi. Mama juga nggak kesepian kok. Ada si kembar yang belum nikah." Ujarnya. Mama nya tak bisa berkata apa-apa. Ia juga tak menyangka jika Putri nya itu akan menikah dalam waktu dekat. "Itu udah tugas mama kok. Kamu jangan ngelawan Faga ya." Mama nya pun mengecup kedua pipi Indi. Indi mengangguk, lalu mengecup kedua pipi sang mama lama. "Dek, udah ntar makeup mama luntur nih." Gerutu Rani. "Semua tamu udah nunggu dibawah, tinggal kamu aja yang belum." Lanjutnya. Mereka berdua berjalan menuju kelantai bawah, dan benar. Banyak tamu yang datang, kerabat, keluarga, teman-teman orang tuanya mereka. Faga melihat Indi jantung nya berdegup lebih kencang dari biasanya. Cantik puji Faga dalam hati. Kini, Indi telah di samping Faga. Ia setengah mati menahan rasa gugupnya itu. Setelah Faga mengucapkan ijab kabul, Indi mencium punggung tangan Faga dan Faga mencium dahi Indi. "Akhirnya gue punya mantu juga!" Seru Arkan--Papa Faga. "Hush! Pa, tau tempat dong." Tegur Fania--Mama Faga Acara berjalan dengan lancar, malam ini malam resepsi mereka juga berjalan dengan lancar. Hanya keluarga, kerabat, rekan bisnis orang tua mereka berdua. • • • Kini, mereka berdua telah ada di rumah mereka. Indi sudah terlelap ia sangat letih. Berbeda dengan Faga, ia masih menatap benda berbentuk kotak didepan nya itu yang bercahaya menampilkan siaran bernama 'NET' Merasa bosan, Faga ingin memasuki kamarnya yang melewati kamar Indi. Ia tak masuk kekamar nya tetapi ingin masuk kekamar Indi. Ia melihat istrinya itu sedang tertidur dengan napas teratur. Cantik. Ujar Faga dalam hati. Ia mencium kening Indi, dan mematikan lampu kamar Indi. Ia langsung kekamarnya. Ia tak langsung tidur, tetapi memainkan ponselnya. Ia membuka password, yang isinya angka '0402' adalah tanggal pernikahan nya itu. Tanggal 4 dan bulan 2. Ia membuka aplikasi Line dan membuka chat grup bernama 'Ganteng-Ganteng-Somvlak- SandiPurwan : Gua lagi nongkrong di Rerumputan cafe. DerikIwanjaya : Sayangnya, aing gk nnya bang(: GaraTamvan : Sayangnya, aing gk nnya bang (: SandiPurwan : s****n lo berdua. Dan banyak lagi, ingi men- scroll kebawah tetapi Faga malas meladeni tiga orang tak waras itu, dan nasibnya adalah tiga orang itu menjadi kawan dekat Faga yang bisa disebut sahabat Faga. Ia mematikan paket datanya, dan men-charger ponsel nya, tak lupa juga ia mematikan ponsel. Ia segera merebahkan dirinya di kasur, dan segera tidur.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD