"Lo apa ndi?" Kata Rossa menanyakan kepada Indi untuk memesankan dirinya makanan. Hari ini, Rosaa berulang tahun dan hari ini mereka bertiga ditraktir dengan Rosaa
Tak dapat jawaban Rossa menggebrak meja seketika dirinya menjadi pusat perhatian. Faga menoleh melihat dari mana asal gebrakan meja itu
"Astaga, ni anak melamun nya serius amat dah." Sembari geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Indi.
Filda yang berada disisi kanan Indi mendekatkan wajahnya dan berbisik pelan kepada Indi yang membuat Indi merinding.
"Bangh, sate nya duaratus tusuk bangh"
"Astagfirullah." Indi ber-istigfar karena ada setan yang membisikki dirinya.
"Eh, kalian denger gak tadi ada yang bisik gua. Sambil ngedesah-desah lagi. Ada kali ya setan tames? Haha" dan akhirnya, Indi garing sendiri.
Merasa geram, Rosaa tersenyum manis dan terlihat menyebalkan dimata Indi.
"Lo jadi gak traktir nih? Gua laper."
"Iyain dah Ros, Iyain! Biar fast. Gua tau dia mau pesen apa, Nasi goreng sama es Jeruk." Ucap Putri
Rossa langsung pergi seraya menghentakkan kakinya, "Kenapa dah tu anak?"
Tak ada yang menjawab pertanyaan Indi, kedua temannya sibuk dengan ponselnya masing-masing dan bergelanyut difikiran masing-masing
Perempuan rambut diikal satu agak tinggi keatas itu mencebikkan bibirnya kesal, apa salahnya jika dirinya bertanya bahwa dirinya tidak tahu apa-apa? Dasar, menyebalkan.
Rossa datang dengan nampan yang penuh dengan makanan dan juga minuman yang akan mereka isi didalam perut
"Nih, tuan putri." Ujar Rossa dengan senyuman tak ikhlas, atau senyuman yang terlihat menyebalkan
Ke empat perempuan itu langsung mengambil makanan nya, dan memakan dalam diam. Tak ada yang memulai pembicaraan hingga suara nada dering telfon dari ponsel Indi berbunyi
Dengan cepat Indi mengangkatnya karena Faga lah yang menelfon dirinya, bisa gawat jiga ketiga temannya tahu kalau Indi dekat dengan ketua osis itu.
"Halo." Sapa Faga seberang sana
"Ya, ada apa?"
"Gak, gua cuman mau kasih tau kalau gua gak bisa nganter lo pulang. Gakpapa kan?"
Mulut indi berbentuk O, tanda mengerti.
"Oh, yaudah. Gue lagi makan nih, udah ya."
"Gue tau kali lo lagi makan, gue didepan lo."
"Oh, iya yah, hehe udah ya."
"Ye"
Setelah mematikannya, Rossa bertanya,
"Siapa yang nelfon?"
"Oh. itu si Rexy anak kelas 10 itu, minta proposal yang kemarin." Jawab Indi berbohong, tentu saja berbohong kalau dirinya memberitahukan bahwa Faga yang menelfon, bisa-bisa mulut Rossa tak berhenti bertanya
Rossa mengangguk lalu kembali menyantap makanan nya, tak ada yang berbicara sibuk dengan makanannya, jika ada yang berbicara maka Ustadzah Filda akan berceramah panjang lebar tak boleh berbicara jika mulut sedang penuh.
Usai semua selesai makan, tinggal Indi yang sedikit lagi menyeruput es Jeruk nya dan habis. Semua makanan dan minuman di atas meja habis tanpa tersisa
"Oh iya, tanding lawan anak SMA Brawijaya tiga hari lagi. Dan kita? Nggak ada yang latihan, gimana nih?" Tiba-tiba Putri bertanya dan mengagetkan ketiga temannya.
Sontak ketiga perempuan itu memekik dengan nyaring nya hingga membuat mereka sebagai pusat perhatian. Tak kalah, Rossa yang memekik tak jelas.
"ASTAGA, GUE LUPA!" Pekik Indi
"ASTAGA NAGA, AYAM!" Pekik Rosaa
"ASTAGFIRULLAH!" Pekik Filda
Semua orang yang ada dikantin menggerutu karena nyaringnya teriakan mereka bertiga, ada juga yang menatap mereka dengan tatapan yang tajam, atau sebaliknya
Tapi ketiga gadis itu tak memperdulikannya dan tetap pada kekagetannya, lebay memang, tetapi itu lah ciri khas mereka.
"Kok gue nggak tau sih?" Dumel Indi karena dirinya tak diberitahu jelas-jelas dirinya lah yang sebagai kapten tim Basket mereka
"Ya lo, kemarinnya kan ga turun, bego."
Dahi Indi berkerut dalam, "Masa sih?"
"Tau, yok ke kelas bentar lagi masuk."
Keempat gadis itu beranjak dari duduknya dan keluar dari area kantin untuk memasuki kelas nya kembali dan mengikuti kegiatan pembelajaran kembali.
-
Faga yang sedang bercanda ria dengan kawan-kawannya tiba-tiba ada seorang cewe datang dan merayu dirinya, siapa lagi jika bukan, b***h eh?
"Hello, babe." Rayunya dengan nada menggoda sambil mengelus d**a Faga.
Faga menatap tajam Winda yang sedang mencoba menggoda dirinya, tak kalah keluar kata-kata pedas dari mulut Faga yang membuat gadis itu melepaskan tangannya yang bergelayut di tangan Faga
"Lepasin gak!? Lo itu bukannya sekolah malah ngegodain anak lelaki doang. Niat belajar enggak?! Kalau nggak niat mending lo pulang sana ke rumah, liat baju lo kek jalang aja, mana ada pelajar pakaiannya kek elo itu. Yang ada para cowok jijik liat lo, kecuali om-om belang diluar sana. Yekan?" Desis nya tajam dan menohok hati Winda seketika
Buliran bening mulai turun sedikit-sedikit dan menjadi deras, Winda langsung lari bersama dayang-dayangnya dan sesegukan.
Tiba-tiba Gara menceletuk, "Kasian kalik tuh anak Ga, kira-kira dah lo. Btw, aing putus. Anjirr!"
"Males gue, digangguin mulu nggak ada kerjaan apa tuh anak? Tiap hari ngikutin gue mulu kek tikus. Siapa suruh lo selingkuh." Faga mendengus
"Menurut gue sih Faga nggak salah Gar," Ujar Derik yang mematikan ponsel nya lalu menaruh didalam sakunya
Faga mengangguk mengiyakan apa kata Derik. "Nah, tuh lo tau."
"tapi mulutnya kurang dikontrol." Lanjut Derik menahan tawa dan siap-siap untuk mengambil langkah lari sebesar besarnya.
"t*i LO RIK." Teriak Faga ketika Derik sudah sedikit jauh darinya dan kedua temannya
"Bukan temen gua ya." Sandi yang sedaritadi menyaksikan kini bersuara
Faga dan Gara terkekeh kecil.
"YA ALLAH, YA RABB, SI FILDA NGE-CHAT GUA. ADUH-ADUH GIMANA NIH, GUA DEG-DEGAN ANJIR!"
Gara mendelik, "Bales kalik, heboh amat lo."
Dengan tangan lincah dan lihai Sandi mengotakngatik ponsel nya hanya karena membalas pesan Filda saja.
Perlu kalian tahu bahwa Sandi telah lama menyukai Filda, mungkin sewaktu MOS, sewaktu itu Filda jatuh, ditolong oleh Sandi dan itu juga Sandi merasakan seperti pemandangan pertama?
Dan perlu kalian tahu juga, bahwa mereka berempat itu sedang nongkrong dibawah pohon mangga yang ada disekolah mereka
"Eh, gua mau ke ruang Osis dulu ngurusin berkas anak basket mau tanding." Faga beranjak lalu menepuk-nepuk p****t nya yang kotor akibat pasir
"Yee, sianying gua beduaan kek homo sama ni anak." Jawab Gara,
"Yaudah si, kemana kek lo."
"Gua ke kantin ajalah, haus." Keduanya pergi meninggalkan Sandi yang asik dengan ponsel nya.
"Eh gue mau ngedate sama Fil--EH ANJIR DIMANA LU PADA!?" ketika mendongak Sandi baru menyadari bahwa dirinya sendirian dibawah pohon mangga itu.
Dengan cepat dirinya lari meninggalkan tempat itu dan memasuki koridor dengan langkah terburu-buru ingin memakimaki teman-temannya.
Sungguh, tega sekali mereka.