Chapter 2

1216 Words
Dara langsung menuju alamat rumah yang diberikan temannya melalui pesan pager barusan. Tanpa ragu Dara tentu mempercayai informasi yang temannya itu berikan. Dan Dara memang sudah menyatakan bahwa dirinya tidak keberatan, tidak masalah pekerjaan apa pun asalkan Dara bisa membiayai hidupnya selama berada di Korea bahkan kalau bisa juga membiayai kelanjutan kuliahnya. Gadis itu kini berdiri di sebuah pagar rumah yang bisa dibilang sangat mewah, Dara bisa meyakinkan bahwa pemilik rumah itu jelas adalah orang yang memang kayak, salah satu yang terkaya di jajaran orang kaya Korea bahkan—meski belum bisa dikonfirmasi, namun Dara meyakini itu. Yang pasti, orang kaya ini sepertinya sama sekali tidak terdampak dengan krisis yang sedang terjadi di negeri itu. "Dara, akhirnya kamu datang!" Dara baru saja akan menekan bel untuk bisa memasuki rumah itu, tapi belum sempat melakukannya Jihyo—temannya sudah lebih dulu menyambut kedatangan Dara. "Oh, Jihyo-ya. Aku baru saja akan menekan bel." "Tidak. Tidak perlu, aku sudah di sini. Ayo kita masuk saja, setelah itu akan aku jelaskan pekerjaan apa yang harus kamu lakukan." Tanpa menunggu jawaban Dara, Jihyo sudah lebih dulu menarik lengan Dara terlihat tidak sabar. Bahkan orang yang mengajaknya dalam pekerjaan ini lebih bersemangat dibanding si pencari kerjanya sendiri. "Kamu tidak bilang kalau kamu punya rumah sebesar dan seluas ini, kamu jelas tidak mengatakan padaku juga kalau kamu orang kaya." "Oh? Aku? Maksudmu ini rumahku? Kamu sudah gila? Kalau aku memiliki rumah sebesar ini dan sekaya ini aku jelas tidak akan kuliah di Korea! Aku pasti sudah meminta orangtuaku untuk kuliah di luar negeri." Raut wajah Dara berubah bingung. Pandangannya yang semula tertuju pada sekeliling rumah di depannya kini beralih fokus hanya pada Jihyo yang masih menarik lengannya entah menuju ke mana di bagian rumah itu. "Huh? Jadi ini bukan rumahmu?" "Tentu saja! Ah, andai saja ini rumahku, dalam mimpi pun aku rasa aku akan mensyukurinya." Dara tidak berkomentar banyak lagi, karena setelahnya gadis itu hanya mengikuti langkah Jihyo yang masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang, melalui pintu lain yang bukan merupakan pintu utama rumah itu. "Oh, apakah kamu temannya Jihyo? Yang ingin bekerja itu?" Dara kini berhadapan dengan wanita separuh baya yang menyambutnya begitu mereka berada di dalam rumah itu. "Iya, Bi. Ini Dara, temanku. Dara kenalkan, ini Bi Nayeon, Bibi dari ibuku." Dara langsung membukukan diri memperkenalkan diri. "Saya Dara, Bi. Teman Jihyo..." "Iya, iya. Bibi sudah dengar ceritanya dari Jihyo. Malang sekali nasibmu, Nak. Bisa-bisanya pihak kampus membuat keputusan konyol itu dan menelantarkanmu." Bibi Nayeon mengulurkan tangannya yang langsung disambut Dara, lantas mengusap-usap punggung tangan gadis itu penuh dengan keprihatinan. "Iya kan, Bi. Aku saja sampai tidak habis pikir. Padahal Dara ini pintar sekali lho. Jelas aku juga kesal dirinya diperlakukan tidak adil. Maka dari itu aku meminta tolong Bibi untuk membantunya. "Ya, ya. Tentu aku akan membantunya, Jihyo. Asal seperti yang Jihyo katakan, kamu benar-benar tidak masalah dengan pekerjaan ini." "Saya tidak keberatan, Bi. Tentu saja, selama itu pekerjaan yang bisa saya lakukan." Bibi Nayeon di hadapannya tersenyum tipis, senyum yang masih menunjukan keprihatinannya sebelum memberitahu Dara pekerjaan macam apa yang harus dilakukannya. "Menjadi salah satu pembantu di rumah ini? Apa kamu tidak masalah?" Pe-pembantu? Apa maksud Bibi Nayeon, Dara harus membersihkan seluruh rumah ini dan mengerjakan pekerjaan yang berkaitan dengan hal itu juga? Untuk beberapa detik Dara tidak memberikan reaksi apa pun, dari raut wajahnya juga tidak ada yang berubah. Biasanya dalam hal ini, seseorang yang enggan akan terlihat dari raut wajahnya, begitu pun jika memang menunjukan ketertarikan, sayangnya hal itu tidak terlihat sedikitpun dari ekspresi wajah Dara, dan itu membuat Jihyo yang membawa Dara ke rumah itu sedikit khawatir. Khawatir karena jika Dara menolaknya Jihyo akan merasa tidak enak pada sang Bibi. Uh, mungkin seharusnya Jihyo menjelaskan lebih dulu mengenai pekerjaan macam itu pada Dara sebelum mengundangnya langsung ke tempat ini. "Dara, kalau kamu—" "Saya akan melakukannya." "Kamu akan melakukannya? Tidak apa-apa?!" Dibanding Bibi Nayeon, Jihyo justru lebih terkejut mendengar perkataan temannya itu. Jihyo pikir Dara akan menolaknya, tapi ternyata gadis itu justru menerimanya? Dara sungguh tidak masalah dengan pekerjaan macam itu. "Kamu yakin? Kamu masih bisa mempertimbangkannya kalau memang enggan, Dara. Bibi bisa mengerti, karena anak muda seperti kalian pasti memiliki banyak hal untuk dipertimbangkan, terlebih status kamu yang merupakan mahasiswi unggulan dengan riwayat beasiswa penuh." "Tidak Bibi, saya akan tetap melakukannya. Saya yakin. Dan soal status mahasiswi itu, kalau saya tidak bisa melanjutkan kuliah dengan membayarnya, semua itu juga akan sia-sia. Saya jelas tidak akan mendapatkan gelar apa-apa juga." Bibi Nayeon dan Jihyo berpandangan, sependapat dengan apa yang dikatakan gadis itu. "Benar kata Jihyo, kamu gadis yang baik." Ucap Bibi Nayeon menatap Dara dengan perasaan lembut sebagaimana ibu pada anaknya. "Bibi senang kalau kamu memang tidak masalah dengan itu. Untuk detail pekerjaan juga kontraknya, akan Bibi jelaskan pelan-pelan sambil menceritakan apa saja yang akan kamu kerjakan di rumah ini, tentu saja Bibi juga akan menjelaskan siapa pemilik rumah ini dan siapa saja yang akan kamu jumpai di rumah ini." Dara tersenyum tipis sambil mengangguk. Mengucapkan terima kasih beberapa kali pada Bibi Nayeon juga Jihyo yang sudah membuatnya memiliki pekerjaan. *** Jadi, pada intinya. Dara bekerja di keluarga Park, salah satu keluarga konglomerat Korea—seperti yang Dara duga sebelumnya, salah satu dari beberapa keluarga terkaya di negeri itu, dan jelas termasuk keluarga yang tidak terkena dampak krisis ekonomi Korea karena kekayaan mereka rata-rata dalam bentuk dollar atau aset di luar negeri. Itu kenapa di saat sulit seperti ini mereka juga tetap bisa merekrut pegawai seperti Dara. Dara menggantikan seorang Bibi pekerja yang meninggal sebulan lalu, tadinya hanya karena seorang pekerja keluarga Park tidak berencana membuka lowongan pekerjaan baru, tapi kondisi berubah karena tuan rumah yang sebelumnya menetap di luar negeri memutuskan untuk tinggal dan menetap di Korea. "Ini potret mereka. Tuan Park dan Nyonya Lee beserta orang tua dari Tuan Park." Dara diperlihatkan pada potret keluarga yang terpasang di ruang utama, di mana di sana terpampang dua pasangan muda dan dua pasangan yang jauh lebih tua. Dahi Dara sedikit berkerut, karena merasa janggal dengan potret keluarga itu. Rasanya... ada yang kurang. "Kamu pasti penasaran kenapa tidak nampak generasi ketiga di potret itu, kan?" Oh, pikiran Dara sepertinya terbaca oleh Bibi Nayeon, yang membuat Dara langsung menoleh ke arah Bibi Nayeon dan tersenyum sungkan. "Tuan Park dan Nyonya Lee belum memiliki keturunan, meski sudah 9 tahun menikah." "S-sembilan tahun?" Dara lumayan terkejut mendengarnya. Kedua orang itu sudah menikah selama sembilan tahun? Dan belum memiliki anak... "Dan sebaiknya kamu jangan coba-coba membicarakan itu setelah ini ya. Akan sangat tidak sopan dan bisa jadi kamu akan menyinggung mereka." Tanpa bertanya Dara mengangguk, mengerti dengan instruksi yang tidak akan dilanggarnya. Bibi Nayeon baru akan mengajak Dara berkeliling sambil menjelaskan tugasnya ketika beberapa orang masuk ke dalam ruangan itu dengan suara-suara yang juga menyertainya. "Kalau seperti ini ibumu benar-benar tidak akan mewariskan apa pun padamu, Yeobo. Kita harus mencari cara untuk mempunyai anak, apa pun itu kita harus melakukannya. Entah itu dengan diam-diam mengadopsi tanpa siapa pun tahu, atau mencari ibu pengganti untuk anakmu yang tidak bisa aku miliki!" "Yeobo!" "Ooh—" Perdebatan itu terhenti ketika dua orang itu menoleh mendapati Dara juga Bibi Nayeon yang ada di sana, membuat mereka bertatapan untuk beberapa saat sebelum Bibi Nayeon membungkuk mengucapkan selamat datang pada pemilik rumah itu diikuti Dara yang sadar setelahnya dan ikut melakukan hal yang sama.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD