Dunia ini, dua hal yang paling di benci oleh seorang Diva Queenessa. ANGKASA RADJA SEMESTA dan hal yang bernama CINTA. Angkasa adalah rivalnya dari jaman SMP. Angkasa jahil kepadanya, Angkasa yang selalu membuat moodnya naik turun. Kebencian Diva memuncak ketika tanpa sengaja Angkasa merobek buku IPA tugas miliknya. Gara-gara Angkasalah Diva harus hormat bendera sampai bel pulang sekolah.
Menurut Diva, cinta itu tidak penting. Pacaran itu hanya akan membuang waktu yang ia miliki. Cinta adalah salah satu hal yang di benci oleh Diva. Dari umur 13 tahun, Diva sudah di jejali curhatan-curhatan mellow kakak-kakaknya. Dari situ Diva tahu bahwa cinta dan pacaran akan membuat orang pintar menjadi bodoh. Orang cuek dan pendiam menjadi bucin para ABG jaman sekarang mengenalnya dengan 'b***k cinta.'
Diva anak bungsu dari 4 bersaudara. Semua kakak-kakaknya adalah perempuan. Orang tua Diva tidak pernah di rumah. Mungkin beberapa bulan sekali Fania Maminya akan pulang. Sementara Papinya Elvan akan pulang jika sudah tidak sibuk.
Diva menuruni anak tangga di rumahnya. Perempuan berbandana biru itu sedikit buru-buru. Di bawah ada Adel kakak pertama Diva sedang duduk menonton TV dengan masker berwarna hijau di wajahnya. Sementara itu Bunga kakak ke dua Diva sedang berkutat dengan laptop dan kertas-kertasnya, maklum Bunga adalah mahasiswi semester akhir.
Diva berjalan ke arah meja makan ada Calina kakak ke tiga Diva yang sedang mengoles roti dengan selai coklat. Serta bibir yang tidak berhenti bernyanyi.
'Kau jadikan aku kekasih bayangan..'
Diva mengelengkan kepalanya, ia tak habis pikir kakak ketiganya itu bucin abis. "Kak Caca diem deh." kata Diva, sembari menutup kedua telinganya. karna telinganya jengah mendengar suara Caca, Kakaknya.
"Apa sih dek, syirik aja lo!" seru Caca sebal.
'Untuk menemani saat kau merasa sedih...'
"Udah kak masih pagi nggak usah ngebucin." ucap Diva, Caca tak menghirau perkataan Diva, ia tetap bernyanyi.
Diva menggigit roti Caca yang di letakan di piring setelah itu. Diva kabur sebelum Caca menyadarinya. Tak berapa lama suara terikan Caca dari ruang makan terdengar sampai depan. Diva hanya terkekeh lalu masuk kedalam mobil.
Diva mengetuk ngetuk jarinya di stir pengemudi, bibir merah muda miliknya bersenandung mengikuti alunan lagu. Diva memutar salah satu lagu Ariana Grande, kembarannya. Moodnya pagi ini cukup baik, entah nanti jika dia bertemu Angkasa pasti langsung bad mood.
Pukul 6:15 menit, Diva memarkirkan mobilnya di halaman sekolah. Perempuan berbandana biru itu turun dari mobil, setelah mengunci mobilnya ia berjalan di koridor sekolah.
"Diva.." seseorang memanggil namanya. Diva menengok ia menemukan Sintia dan Putri di belakangnya.
"Kenapa?" tanya Diva,
"Diva lupa? Kan, kita ada rapat pagi ini." ucap Sintia memperingatkan Diva. Diva memejamkan matanya lantas ia melirik jam di pergelanagan tangannya.
"Ayo kita mulai rapat." ucap Diva lalu bergegas menuju ruang Rapat.
Diva dan kedua temannya, Sintia dan Putri berjalan masuk ke ruang rapat. Di dalam sudah mulai ramai. "Ok kita mulai Rapat pagi ini, nanti pukul 6:30 kita harus ada di depan gerbang. Kita oprasi anak-anak yang telat masuk. " jelas Diva semua mengangguk.
"Dan oh iya, buat anak-anak yang sering telat gue punya peraturan baru, jadi nanti murid-murid yang telat. kalian tahan mereka di depan gerbang. Dan yang membawa kendaraan kunci kendaraannya di ambil, Seto lo berjaga di parkiran mobil. Biarin mereka masuk dan parkir setelah itu lo ambil semua kunci mobilnya. Seto lo bawa Dodi, Aceng, Putri sama Dania. Dan yang lain kalian ikut gue oprasi di kendaraan bermotor. " terang Diva.
"Oh iya Div nanti mereka gimana pulangnya kalau kunci kendaraannya kita ambil?" tanya Dodi. Semua tampak menunggu jawaban dari seorang Diva.
"Waktu bel pulang mereka semua harus temuin gue, setelah mendapat hukuman kunci kendaraannya akan gue kasih. Tapi kalau ada yang tidak menjalankan hukuman kunci kendaraannya akan gue tahan sampai mereka melaksaanakan hukuman." jawab Diva, Semua tersenyum bangga kepada ketua mereka.
"3 menit lagi, ayo kita siap-siap." ucap Diva ia meletakan tasnya di kursi kebangganya. Yang lain pun begitu, setelah itu mereka keluar dari ruangan rapat khusus anggota ke disiplinan. Dengan almamater khusus anak kedisiplinan membuat mereka menonjol dari pada siswi lain.
Semua murid SMA Galaksi yang sudah berangkat menatap horor anak anak kedisiplinan.
'Wah-wah, kak Diva memang auranya nggak pernah pudar ya.'
'Aduh cakep banget tuh kekel.'
'Kira-kira mau nggk ya sama gue.'
'Eh njing ngaca muka lo kek kanebo kering.:
Diva hanya diam ia tak memperdulikan perkataan-perkataan mereka. Ia malah berjalan cepat menuju gerbang utama sekolahnya.
****