"Hari itu akan datang saat kamu menjadi milikku. Tapi aku hanya akan menunggunya saat itu tiba. Jika memang aku harus menunggu selamanya, itupun akan aku lakukan. Karena aku tak bisa hidup tanpamu."
————————
Author Pov
"Jadi, rere mau nggak di khitbah? "Tanya abi kepada rere.
"Abi..... "
"Bagaimana rere? "
"Rere boleh memikirkannya dulu bi? "
"Tentu saja boleh. "
"Abi, orang yang kemarin datang kesini serius ingin mengkhitbah rere? " tanya azzam pada abinya.
"Iya azzam. Bagaimana menurutmu? "
"Hmmmm ternyata ada juga ya yang mau khitbah kamu de, padahal kamu itu kaya......" kata - kata azzam menggantung membuat rere penasaran.
"Kaya apa mas? "
"Kaya apa hayoooo."
"Ih... Apa mas? "
"Kaya penyihir nenek lampir kalo lagi marah! " jawab azzam sedikit berteriak karena ketika menjawabnya ia sambil berlari menjaga jarak agar pukulan tangan rere tidak mengenai badannya itu.
"Mas azzam!! " teriakan rere sangat melengking memenuhi seisi rumah yang membuat umi dan abinya otomatis menutup telinga mereka.
"Rere sudah, lebih baik kamu masuk kamar dan istirahat. "
"Iya umi, tapi umi mas azzam kan belum menikah juga, kenapa harus rere dulu?"
"Tidak rere, mas azzam bulan depan sudah akan menikah."
"Hah? Betuo umi? Kok rere nggak tau si?"
"Habis kamu asik sama kuliahmu si,kalo disuruh pulang selalu aja sibuk."
"Hehe maaf ya umi,rere emang kuliahnya lagi sibuk banget."
"Iya sayang tidak apa - apa."
"Oya umi ngomong - ngomong emang mas kapan nglamar calon istrinya?"
"Minggu lalu."
Rere hanya ber oh ria menjawab omongan umi. Sebenarnya ia ingin sekali mengikuti acara lamaran mas azzam tapi ia terlalu sibuk sehingga tidak mengetahui mas azzam sudah melamar calon istrinya sekaligus calon kakak iparnya itu.
"Umi rere ke kamar dulu ya, mau istirahat. "
"Iya sayang. "
"Assalamualaikum umi, abi. "
"Waalaikumsalam. "
Rere mencium tangan kedua orang tuanya itu dan langsung menuju kamarnya.
***
Pagi yang cerah, sinar matahari memasuki kamar rere melalui celah - celah jendela yang tertutup tirai.
"De, bangun udah siang kamu udah bangun belum? "
"Udah dari tadi mas! " teriak rere agar terdengar oleh azzam.
"Sudah sholat kan? "
"Ya sudah lah mas"
"Kalau begitu cepat turun sekarang, umi sudah menyiapkan sarapan. "
"Iya mas. "
Setelah rere selesai berganti pakaian, ia segera menuju ruang makan untuk bersarapan, ia hari ini bebas dari jadwal apa pun sehingga dia meluangkan waktunya untuk bersama keluarganya.
"Assalamualaikum umi. " ucap rere kepada uminya sambil mengecup pipi uminya itu.
"Eh anak umi udah bangun, pagi sayang. "
"Pagi umi. Umi masak apa hari ini? "
"Umi nanti siang mau masak sop ayam kacang merah, sama tempe goreng. Sekarang kita sarapan sama sandwhich dan s**u, oke? "
"Oke umi, nanti rere bantuin masaknya ya. "
"Iya, ya udah kamu sarapan dulu gih. "
"Iya umi. "
Saat rere mau meminum s**u bagiannya tiba - tiba mas azzam datang dan langsung merebut s**u yang sudah mau diminum rere itu, otomatis susunya sedikt tumpah di meja.
"Mas azzam! Ati - ati dong, tumpah kan jadinya, lengket semua nih kena s**u. " rere hanya mengomeli masnya yang sangat jahil itu. Sedangkan azzam masih asik meneguk susunya sampai tetes terakhir tak menyisakan untuk rere dan menaruh gelasnya kembali ke depan rere.
"Ih... Mas, ini kan bagiannya rere, kok di habisin sama mas azzam si! "
"Habis mas masih haus, mumpung ada s**u ya udah mas minum, mas males bikin. "
"Ih... Umi...., mas azzam nih. "
"Azzam, kamu itu kaya anak kecil aja, udah mau nikah juga. "
"Umi, kan nanti kalo rere udah di lamar aku udah nggak bisa gangguin lagi umi, karena aku juga bentar lagi nikah makanya aku manfaatin waktuku buat sama adeku ini. "Jawab azzam sambil mengacak puncak kepala rere yang mengakibatkan jilbab rere menjadi berantakan.
"Mas azzam jilbab rere berantakan tau! "
"Iya iya, maaf de." ucap azzam sambil nyengir kuda yang mengisyaratkan bahwa dia melakukannya dengan sengaja.
"Huuu, pokoknya rere nggak mau tau bikinin rere s**u lagi. Titik! "
"Iya iya, mas bikinin lagi. Mau s**u rasa apa? "
"Strawberry hehehe. " rere menjawab dengan nada kemenangan karena berhasil membuat azzam menuruti permintaannya.
"Iya, tunggu bentar ya. "
Umi yang menyaksikan adegan anak - anaknya itu hanya menggelengkan kepalanya mengingat bahwa anak nya sudah dewasa tetapi apabila sedang bersama keduanya menjadi kekanak - kanakan.
"Umi..., abi ngemaana? " tanya rere kepada uminya dengan keadaan mulut penuh mengunyah makanan.
"Telan dulu rere, baru bicara. "
Rere mengangguk sambil menelan makanannya itu.
"Abi kemana umi? "
"Abi sedang bersepeda dengan temannya. "
"Ooooohhh, sejak kapan? "
"Tadi pagi, abimu langsung bersepeda begitu keluar rumah. "
Rere hanya mengangguk dan melanjutkan sarapannya kembali. Bertepatan dengan itu azzam datang membawa permintaan adiknya itu.
"Ini tuan putri, susunya sudah jadi. "
"Hehehe, makasih masku yang paling ganteng. "
"Kamu selama ini kemana aja de, baru pernah ngatain masmu ini ganteng. "
"Entah mas, tapi kenapa mas tambah ganteng ya."
"Dari kecil emang udah ganteng kali re. "
"Hehehe, kok aku nggak nyadar ya mas."
"Huuuu ade mas yang satu ini bisa nggoda ya ternyata. "
Azzam menanggapi omongan rere sambil menjitak kecil kepala rere.
"Aduh, sakit mas azzam! "
"Ahahaha, rasain makanya jangan suka nggodain cowo. "
"Lagian salah ya kalo sama mas sendiri. "
"Ya kan siapa tau ntar masmu ini baper gimana? Hayoooo mau tanggung jawab? "
"Ya nggak lah. "
"Azzam, rere. Sudah hentikan, lebih baik kalian habiskan sarapan kalian. "
"Baik umi. " jawab kakak beradik itu dengan serempak.
"Oya umi, ini kan weekend, kita jalan - jalan yuk umi..., rere pengin beli baju baru. "
"De, bukannya baju kamu udah banyak ya? "
"Iya, tapi udah pada kekecilan. Terlalu nempel sama badan. Risih mas. "
"Iya iya, nanti kita jalan - jalan, tapi ingat jangan pernah boros. " jawab umi.
"Baik umi. "
"Kalian tau ayatnya? "
"Rere, rere tau umi Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isro’: 27) betul kan umi? "
"Iya rere, betul. "
"Azzam juga tau kok umi Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan sesungguhnya (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (QS. Al-Furqon: 67)"
"Iya azzam juga betul, jadi kita sebagai manusia tidak boleh boros dalam membelanjakan harta kita, lebih baiknya adalah harta yang kita miliki sebaiknya kita sumbangkan pada orang yang lebih kurang mampu dari kita, entah itu sedikit atau banyak kita mesti bersedekah karena di balik hasil harta kita ada harta orang lain yang harus di kembalikan karena harta tersebit hanyalah titipan dari allah saja.
Dari Ali bin Abi Thalib RA berkata, “Apa yang engkau nafkahkan untuk dirimu, dan keluargamu tanpa ada sikap berlebihan dan boros, dan apa yang engkau shedeqahkan maka hal itu adalah bagimu dan apa yang engkau belanjakan dengan motifasi riya dan sum’ah maka itu adalah bagian dari setan. "
"Jadi kita harus bersedekah ya umi?" tanya rere.
"Tentu saja, rere."
"Iya umi, kalo begitu apabila rere punya uang sendiri rere akan bersedekah kepada orang yamg kurang mampu. "
"Ade siapa si ini pinter banget... "
"Ade nya mas azzam kan emang paling pinter. "
Mereka bertiga tertawa dengan bahagia, kehadiran azzam dan rere semakin membuat hidup andira semakin berwarna.
"Ya sudah, umi mau beres - beres dulu ya, kalian nonton tv saja dulu sambil menunggu abi pulang. "
"Iya umi. "
Rere dan azzam berjalan menuju ke ruang keluarga untuk menonton tv. Ketika baru satu jam mereka menonton tv ada seseorang yang menekan bel.
Ting tong
"Assalamualaikum. "