Chapter 4

1444 Words
"If a kiss was a raindrop, I’d send you a shower. If a hug was a second, I’d send you an hour. If a smile was water I’d send you the sea. If you needed love, I’d send you me." ———————— Author Pov Rere mengendarai motornya menuju rumah umi karena dia sudah berjanji akan pulang secepatnya. Ya, sekarang adalah waktu yang tepat untuk pulang kerumah karena tidak ada kuliah hari ini. Sebenarnya umi mau membicarakan apa si, bikin penasaran saja. Gumam rere. Tidak memakan waktu lama untuk rere menuu rumahnya. Hanya sekitar 45 menit dia telah sampa di rumah. Tok tok tok "Assalamualaikum. " "Waalaikumsalam, iya sebentar. " "Umi.... " Rere memanggil uminya sambil merentangkan tangannya dan bersiap memeluk uminya. Dan langsung memeluk uminya karena merindukan uminya. "Eheheh anak umi udah pulang" "Iya umi, rere udah kangen banget sama umi. " "Iya iya, ya udah ayo masuk, umi lagi masak makanan kesukaan kamu loh. " "Wah? Beneran umi, asik... Rere mau makan, laper hehehe. " Rere lantas langsung lari ke dalam dapur dan bersiap - siap untuk makan. Hari ini andria uminya rere memasak cap cay basah dan udang goreng tepung kesukaan rere. "Emm, enak. Masakan umi emang paling jempol." "Udah dimakan aja, makan jangan sambil bicara sayang. " Rere hanya mengangguk dan melanjutkan makannya, saat piringnya sudah bersih "Emmm enak, umi rere nambah lagi boleh nggak?" "Rere sayang dengar ini baik - baik “Makan dan minumlah kalian, namun jangan berlebih-lebihan (boros) karena Allah tidak mencintai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (Al-A’raf:31). Jadi jangan makan yang berlebihan ya, makanlah sebelum kamu lapar dan berhentilah makan sebelum kenyang, karena allah tidak menyukai segala sesuatu yang berlebihan." "Iya umi. " "Ya sudah sekarang kamu ke kamar trus mandi, habis itu abi sama umi kau ngomong sama kamu." "Iya umi, rere mandi dulu ya umi. " Setelah rere mandi, dia segera turun kebawah untuk menemui kedua orang tuanya. "Assalamualaikum abi umi. " "Waalaikumsalam, eh anaknya abi udah cantik." "Anak nya abi sama umi kan emang selalu cantik hehehe. " "Ya sudah sini duduk, abi mau bicara sama kamu. " "Abi mau bicara apa? " "Duduk dulu rere, abi serius. " Rere pun menuruti omongan abi dan langsung duduk manis siap untuk mendengarkan pembicaraan abi dan umi. "Ada yang mau meng khitbahmu nak, bagaimana kau mau? " "Ha?? Kenapa tiba - tiba sekali abi. Rere kan juga belum kerja, masa rere udah ada yang khitbah aja, rere kan masih kecil. " rengek rere kepada zaidan abinya. "Rere, jangan bertingkah seperti anak kecil. Kamu sudag dewasa, kamu sudah cukup umur untuk menikah. " "Tapi rere belum mau menikah abi, rere mau mbahagiain abi sama umi dulu, ntar kalo rere udah sukses baru rere menikah. " "Rere, dengarkan apa kata abimu! " Rere menganga ketika mendengar uminya membentaknya, ini pertama kalinya andria membentak putri satu - satunya itu. Biasanya dia selalu membela putrinya itu dihadapan siapa pun. Dan rere pun mulai menitikan air matanya ia terkejut, ia bukan terkejut karena ada yang mau mengkhitbahnya, tetapi ia terkejut karena uminya membentaknya. Dan pada akhirnya rere mulai terisak kalap. "Ttta tapi uu umi, re rere bbe belum mmmau menikah... " jawa rere sambil terbata - bata karena berbicara sambil menangis. "Rere maafkan umi, tapi ini yang terbaik untukmu. " "Rere dengarkan abi, abi dan umi tidak lah selalu bisa bersamamu, kami tidak bisa hidup selamanya bersamamu, ntah kapan abi dan umi ini di panggil oleh allah untuk kembali. Maka menikahlah agar kelak ada yang menjagamu ketika kita sudah tiada. " "Aaa abi jja jangan berbicara ses seperti itu..., re rere nggak mau kkke kehilangan aabi sama uu umi. " tangis rere semakin menjadi - jadi ketika mendengar perkataan abinya, ia tidak mau kehilangan kedua orang tuanya yang sangat dia sayangi. "Rere turutilah perkataan abimu ini, abi dan umi sudah semakin tua nak, abi takut kalau tidak ada yang bisa menjagamu. " "Tta tapi yang llle lebih baik mmme menjaga rere adalah abi dan umi. " "Rere sayang, jika kamu menikah kamu akan memiliki penjaga lain selain umi dan abi, yang dapat menjagamu langsung di dunia, umi dan abi hanya bisa mengawasi dari akhirat apabila kelak ketika kamu menikah umi dan abi sudah tiada di dunia. " "Huwa....., uuuuu umi...., aaaabi... Rere sayang sama umi dan abi, rere nggak mau ditinggalin abi sama umi, rere pengin sama umi abi terus.... ,huwa.... " tangis rere semakin menjadi setiap detiknya. Ya siapa yang mau kehilangan orang tua yang paling kita sayang. Tidak ada yang menginginkannya, apabila ada yang benar - benar menginginkan kedua orang tuanya cepat meninggal waallahu alam. Tidak ada yang tau akan menjadi apa mereka yang menginginkan kedua orang tua mereka meninggal hanya allah saja yang mengetahuinya. "Aduh... Kok putri umi ini jadi cengeng gini si, ntar cantiknya ilang loh. " "Umi... Nggak lucu..., rere nggak pengin bercanda huwa..... " Zaidan dan andria hanya menggelengkan kepala mereka melihat tingkah anak bungsunya ini yang sangat kekanak - kanakan. Sebenarnya mereka berdua tidak ingin melepaskan rere begitu cepat kepada orang lain yang belum tentu bisa menjaga rere dengan baik. Tapi mau bagaimana lagi, umur mereka sudah semakin tua. Semua orang tua pasti akan merasakan kehilangan permata yang sangat mereka cintai. Satu persatu akan meninggalkan mereka menuju ke kehidupan baru mereka, menjalani lembaran baru bersama keluarga yang telah dibentuk oleh permata mereka dan mereka hanya dapat menyaksikan dengan air mata bahagia sekaligus sedih karena tugas menjaga mereka telah berpindah tangan kepada orang lain. Karena cinta orang tua melebihi dari apapun bahkan melebihi cinta anak ke kedua orang tua, maka dari itu berbaik hatilah kita kepada orang tua yang telah menjaga kita. ” Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a “Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk menysukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridlai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” [Al-Ahqaaf : 15] "Umi...." "Iya sayang? " "Rere pengin tidur sama umi sama abi... " "Rere kan sudah besar masa masih pengin tidur sama abi dan umi. " "Tapi rere pengin tidur sama abi umi, ya ya ya, boleh ya abi? Boleh ya umi?" "Iya iya, apa si yang nggak buat anak perempuan abi satu - satunya. " Mereka berdua memeluk rere penuh dengan cinta, semua cinta yang telah mereka tanam telah mereka tuai menjadi cinta untuk anak - anak mereka agar kedua anak mereka tumbuh dengan penuh kasih sayang orang tua. "Assalamualaikum, azzam pulang" Azzam langsung masuk ke rumah setelah ia memberikan salam, namun tidak ada yang menjawab salamnya dan ia heran dengan pemandangan yang ada di depannya, orang tuanya dan rere sibuk berpelukan sehingga tidak menjawab salamnya. "Loh loh loh, ada apa ini kenapa pada peluk pelukan segala? " Akhirnya kedua orang tuanya dan rere melepaskan pelukannya dan hanya nyengir ala kuda sebagai jawaban pertanyaan azzam. "Umi sebenarnya ada apa ini? " tanya azzam kepada andria. "Tanya saja pada adikmu itu, kami tidak lihat matanya itu? " "Astaghfirullah, kamu kenapa rere kok matanya sembab gitu, cerita ke mamas. " tanya azzam pada rere dengan raut muka yang sangat cemas, maklumlah adik satu - satunya maka ia sangat menyayangi adiknya itu. "Nggak apa - apa kok mas, beneran. " jawab rere sambil memeluk uminya. "Umi aja nih yang dipeluk, abinya nggak? " "Hehehe sini abi juga rere peluk." "Ih... Tuh kan pada main peluk - pelukan lagi, mana azzam nggak diajak lagi" azzam berpura - pura memasang raut muka cemberut. Dan mereka semua tertawa, azzam pun ikut tertawa dan akhirnya mereka berempat berpelukan bersama. Semua keluarga pasti menginginkan keluarga yang harmonis tanpa perkelahian, tetapi suatu hubungan tanpa perkelahian tidak akan membuat kita belajar dari kesalahan sebelumnya agar kita bisa menjadi lebih baik dengan belajar dari kesalahan. Bagaikan masakan tanpa garam makan hubungan itu akan hambar tanpa rasa yang mewarnai indahnya suatu hubungan. Keharmonisan di dalam rumah tentu menjadi impian semua orang. Dengan keharmonisan, apa yang diimpikan yaitu menjadikan rumah sebagai surga (baytii jannatii) akan terwujud. Atau dengan kata lain, maqashid syariah dari sebuah kehidupan berkeluarga yaitu terciptanya suasana sakinah mawaddah wa rahmah akan tercapai (QS. Ar-Ruum : 21) . Keharmonisan bukan hanya milik suami dan istri, melainkan untuk semua anggota keluarga; antara orang tua dan anak, juga antara saudara sekandung; kakak dan adik. "Jadi, rere mau nggak di khitbah? "Tanya abi kepada rere. "Abi..... "
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD