Chapter 3

1547 Words
"Meeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control." ------- "Dok... Dokter! " "Oooiya, maaf kan saya karena melamun." "Iya dok, maafkan saya juga karena telah membuat anda terkejut. " Cantik sekali. "Baiklah kamu ingin mulai dari mana konsultasi ini?" "Sebaiknya saya menurut dengan dokter saja, karena dokter adalah pembimbing saya." "Baiklah jika begitu, perkenalkan namamu terlebih dahulu. " "Nama saya Azmya Sabiya Nasira Raesha, dokter bisa panggil saya Rere. " "Panggil saja saya ian. " "Ahh... Bbba baiklah dok, eh ian maksud saya hehehe. " Dia juga periang. "Kamu lucu juga ya." "Eh? Maksud dokter, eh maksud ian? " "Iya, kamu orangnya ternyata lucu, walaupun kita baru pertama bertemu semoga kita bisa bertemen ya, rere." Astaghfirullah bicara apa aku ini. "Ah haha terima kasih ian. " Aku menjelaskan semua yang harus disiapkan untuk koas apa saja ke pada rere agar dia dapat menjalaninya dengan benar. Dan aku sangat beruntung dapat menjadi dokter pembimbing koas dia. "Sudah paham re? " "Iya sudah dok, eh ian. " "Panggil aku apa saja yang bisa membuatmu nyaman rere. " "Baik, terima kasih ian. " Aku hanya mengangguk dan melihat jam di tanganku sudah menunjukan pukul 2.30. Ya allah aku lupa harus memeriksa pasien. "Oke, hari ini kita akhiri sampai sini dulu karena saya ada tugas." "Baiklah dokter ian. Terima kasih, saya pulang terlebih dahulu. Assalamualaikum. " "Waalaikumsalam. " Cantik, sangat cantik haruskah aku segera melamarnya. "Umi sudah punya calon untukmu. " Ya allah, aku melupakan itu. Umi sudah memilihkan calon untukku,tidak mungkin aku membantahnya. Maafkan hambamu yang serakah ini ya allah. Tapi hambamu ini telah mencintai wanita lain dari pandangan pertama aku melihatnya. Dan aku ingin dia menjadi istriku dan menjadi ibu dari anak - anakku kelak. "Baiklah, untuk melupakan masalah ini aku harus bekerja. " Tok tok tok "Ya masuk. " "Hei bro, makan siang yuk, laper nih gue. " "Eh lo, mau makan di mana emang. Kantin aja ya. " "Pelit ama lo sama sahabat sendiri. Sekali - kali makan di luar dong, nyari pemandangan baru. " "Emang lo mau makan apa azrael? " "Makan yang enak dong, yang nggak ada di kantin rumah sakit lah. " "Ya apa ?" "Kita makan makanan korea mau? Gur pengin makan jjampong. " *Jjampong ini berisi mie yang diolah dengan seafood seperti cumi dan udang. Rasa kuahnya pedas dan kaya akan rempah. Dan bahan dasarnya pun mengindikasikan makanan ini adalah makanan yang halal karena tidak ada bahan seperti daging babi yang biasa digunakan pada makanan Korea lainnya.* "Baiklah kita makan di rumah makan korea, asalkan makanannya halal." "Oke, makasih buat sohib gue yang paling jempol. " Azrael mengacungkan ke dua jempolnya. Aku dan azrael menuju rumah makan korea yang biasa menjadi langganan Azrael. Nama rumah makannya yaitu Korean Food. Korean Food yang satu ini khusus menjual makanan ala korea yang halal. "Sana lo yang pesen rael, gue yang nyari tempat duduk. " "Sip" Aku berjalan mencari meja makan lalu tiba - tiba Azrael memanggilku. "Eh ian, lo mau pesen apa? " "Doenjang jjgae" *Doenjang jjgae ini termasuk makanan berkuah yang berisi rebusan sayur dan makanan laut atau seafood. Sayuran yang digunakan pun cukup beragam dan tentu in juga bisa dijadikan sebagai santapan yang sehat.* "Oke" Aku memilih duduk di dekat jendela yang pemandangannya tertuju langsung menuju jalanan yang ramai lancar. Aku melihat sekeliling melihat kendaraan ramai berlalu lalang. "Hei, nglamun aja, mikirin apa lo?? " "Enak aja, siapa juga yang nglamun. " "Ya trus..., lo ngapain diem mulu dari tadi sambil lihat ke jalanan? Hemmm?? " "Eh rael, gue mau cerita nih. " "Story about? If story about woman gue mau ndengerin but.... If not gue nggak mau ndengerin." "Perempuan" "Oke, gue bakal ndengerin, apa si yang nggak buat sohib gue yang paling jempol" "Huu klo soal perempuan aja lo number one. " "Ya dong, siapa dulu Azrael Ali Imran. Ahahaha" "Udah udah, gue mau cerita nih, dengerin baik - baik. " Azrael hanya menganggukan kepalanya saja untuk mengiyakan perintahku. "Gue suka sama anak koas, menurut lo gimana? " "Ya elah..., nggak asik amat lo ceritanya, langsung to the point amat nggak pake awalan dulu. " "Kan biar cepet selesai ceritanya rael. " "Iya si, menurut gue si ok ok aja, siapa namanya, gue boleh tau? " "Emmmm siapa ya tadi namanya, dia dipanggilmya Rere." "Rere? Kok gue kaya pernah denger nama panggilan gitu ya? " "Rere kan banyak rael, nggak cuma seorang apa dua orang aja. " "Ya udh siapa nama lengkapnya biar gue tau ian." "Oya namanya Azmya Sabiya Nasira Raesha" "Ooooohhhh Azmya Sabiya Nasira Raesha, cantik namanya. " "Iya lah, orangnya juga cantik. " "Eh.... Tunggu tunggu gue inget tu nama, itu nama adik sepupu gue ian.... , lo suka sama adik sepupu gue? What gue nggak salah denger? " "Hah, serius rere itu adik sepupu lo, iya emang gue suka napa, nggak boleh, terserah gue dong. " "Bukan gitu ian..., gue nggak nglarang kok kalo lo sama dia, lo itu laki - laki idaman semua perempuan, bahkam nih ya kalo gue juga perempuan, gue bakal ngembat lo juga buat gue jadiin suami. " Ya allah azrael..., berhentilah bertingkah layaknya perempuan, aku jijik melihatnya. "Hhiiihh, nggak mau ah, jijik gue sama lo. Ahahahaha" "Gue bilangin rere loh kalo lo dideketin ian jangan mau. " "Eh.... Iya iya, sory dong rael, gue kan juga cuma bercanda. " "Iya iya, santai bro. Gue bantuin tenang aja" "Emmm tapi rael, gue udah di calonin sama umi, dan berarti gue cuma bisa mencintai adik sepupu lo dalam diam. " "Serius? Kapan lo mau ketemu sama calon lo? " "Gue belum tau rael, gue cuma disuruh nurutin semua omongan umi sama abi. " "Ya udah lo yang tabah aja ya, allah nggak akan memberikan cobaan melebihi batasan umatnya, lo harus selalu berdoa ke allah biar lo di kasih petunjuk, mana yang lebih baik buat lo ambil dan mana yang nggak. Lo tau itu yan. " "Makasih rael, lo emang sahabat gue yang paling baik. " "Yoi, sama - sama bro. Ya udah balik lagi ke rumah sakit yok, udah kenyang nih "Oke, lo yang nyetir ya, gue cape. " Azrael hanya menganggukan kepala dan ku lemparkan kunci mobilku padanya agar dia yang mengendarai mobil. Aku sedang cukup malas kali ini untul mengemudi mengingat bahwa aku mencintai perempuan lain selain calon yang disediakan oleh umi dan abi. Selama perjalanan ke rumah sakit suasana hanya hening, tiba - tiba azrael memecahkan keheningan. "Ian, lo nggak salah karena lo mencintai perempuan, itu hal yang wajar kok, tapi jangan berlebihan dalam mencintai karena ada hadits yang membahas tentang "Rosullah Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bias saja suatu saat nati ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bias saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu. (HR. Al-Tirmidzi)." . Lo tau, cinta bisa menjadi benci ketika kita mencintai secara berlebihan dan allah cemburu ketika lo lebih mencintai ciptaannya dari pada penciptanya, karena itu lah allah membuat seseorang yang awalnya saling mencintai namun lupa kepada allah maka dibuatlah mereka saling membenci. " "Thanks atas sarannya rael, gue bakal inget saran lo. " "Oke, sudah sampai, silahkan turun terlebih dulu pangeran tampan" "Jangan gitu rael, pliss jijik gue liatnya. " Kita berdua hanya tertawa dan segera masuk ke rumah sakit dan melakukan pekerjaan kami masing - masing, kami memang sama - sama dokter spesialis bedah tapi kami jarang mendapat bagian untuk merawat pasien bersama, kami selalu sibuk merawat pasien kamu masing - masing. Aku dan azrael adalah sahabt sejak kami duduk di bangku SMA kami berdua menjadi dekat karena sama - sama memiliki ketertarikan dengan dunia bedah. "Dokter ian, ada telpon untuk anda. " Kami memang diberi hak untuk memiliki asisten untuk membantu menyelesaikan laporan - laporan pasien, asiten ini belerja layaknya sekertaris di kantoran. "Dari siapa cahya?" "Saya tidak tahu dok. " "Kenapa tidak kamu tanyakan, kan saya sudah berulang kali bilang jika ada telpon yang ditujukan untuk saya tanyakam dulu siapa dan apa tujuannya menelpon saya. " "Iya dok, maafkan kesalahan saya. " "Ya sudah tidak apa - apa, hubungkan ke telpon ruangan saya. " "Ya hallo assalamualaikumm dengan siapa ini? " "Hallo, waalaikumsalam, bisakah saya berbicara dengan dokter ian? " "Iya, dengan saya sendiri. Jika boleh tahu siapa nama anda? " "Apakah kamu tidak mengenali saya? " "Maaf tapi saya memang tidak tahu anda siapa?" "Ian... Ini temen kecil kamu, Sarah. Sarah Apriliana. " "Ya allah sarah, apa kabar? Bagaimana hubunganmu dengan Azrael, baik - baik saja bukan? " "Tentu saja, bulan depan kami akan menikah. " "Menikah? Kenapa aku tidak tahu? " "Benarkah? Azrael tidak memberitahumu?" "Ya, dia sama sekali tidak bercerita kepadaku. " "Kau tidak pernah menanyakannya mungkin. " "Benar juga, kami terlalu sibuk mengurusi pasien masing - masing, baiklah aku harus mengecek kondisi pasien dulu. " "Ya baiklah yan, assalamualaikum" "Waalaikumsalam. " Kenapa azrael tidak memberitahuku bahwa dia bulan depan akan menikah dengan sarah. Mengapa dia tidak bercerita padaku, apakah dia berusaha menyembunyikannya dari ku. Ya allah,maaf kan hamba karena telah bersuudzon bada sahabat hamba sendiri ya allah. Aku ingat hadits yang selalu kupelajari dari buku yang umi berikan padaku untuk ku pelajari. Dari Abu Hurairah , Nabi bersabda: “Jauhilah oleh kalian berprasangka (kecurigaan), karena sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-dustanya pembicaraan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD