Chapter 1

1137 Words
Rere Pov "Aduh..., aku harus nyiapin apa aja ya buat besok. Argh... Bingung" Oya, tanya dokternya aja deh. Aku mencari akun dokter pembimbingku. Ini dia Dokter pembimbing "Assalamualaikum dokter, saya Rere mahasiswi kedokteran yang akan bertemu dengan dokter besok untuk membahas tentang koas. Saya mau tanya untuk besok apa saja yang perlu disiapkan. Terima kasih dok. Wassalamualaikum. " "Kirim, emmm kira - kira sopan nggak ya aku tanya lewat line, sudahlah lagian aku tidak tahu dimana rumahnya. " Setelah menanyakan hal itu, aku harus segera pulang untuk mandi, ku putuskan untuk pulang ke kost an yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kampus. Drrrt Drrrt, siapa ya yang menelpon. Aku sangat sibuk hari ini. Astaghfirullah, umi yang telfon. "Halo, assalamualaikum umi... " jawabku dengan nada bahagia. "Waalaikumsalam putri cantik umi. Apa kabar nak? " "Baik umi, bagaimana dengan umi dan abi, oya bagaimana kabar mas azzam? " "Alhamdulillah kami baik semua nak." "Alhamdulillah kalau begitu mi, oya ada apa umi? " "Ya allah, umi lupa hehe, bisakah kamu pulang sekarang nak, ada yang ingin umi bicarakan nak." "Tentang apa umi?? " "Sebaiknya di bicarakan saat kmu di rumah saja nak" "Baiklah umi insyaallah minggu depan Rere akan pulang umi. " "Lama sekali nak, bisakah kau pulang lebih cepat. Yang akan kita bicarakan pada mu adalah hal penting rere. " "Baiklah umi, insyaallah rere usahakan untuk pulang secepatnya. " "Tidak bisakah kau pulang besok nak? " "Maafkan rere umi, bukannya rere tidak mau menuruti umi tapi besok rere akan menemui seorang dokter pembimbing rere koas umi. " "Ya sudah kalau begitu, tapi pulanglah secepatnya rere, yang akan kita bicarakam denganmu urusan yang sangat penting" "Iya umi, insyaallah rere akan pulang secepatnya" "Ya sudah kalau begitu, jaga kesehatanmu ya nak, makanlah yang teratur dan jangan lupa sholat dan mengaji" "Baik umi, terima kasih karna sudah selalu mengingatkan rere" "Sama - sama rere, ya sudah umi di panggil oleh abi mu, assalamualaikum putri cantik" "Waalaikum salam umi tersayang" Sebenarnya umi ingin membicarakan apa ya, membuat aku penasaran saja. Oya sudah berjam - jam tapi mengapa line ku belum di balas dokter ya, mana aku belum menyiapkan apa - apa lagi. Ini kan koas aku yang pertama kali. Jadi kan aku nggak tau apa - apa. Drrrt Drrrt Line Ah..., akhirnya dibalas juga oleh dokter itu. "Waalaikum salam, anda tidak perlu menyiapkan apa - apa yang membuat anda bingung. Anda hanya perlu menyiapkan mental anda dan anda harus fasih dalam beberapa bahasa karena di rumah sakit ada beberapa pasien internasional. Dan berpakaianlah yang sopan. Terima kasih karena telah bertanya. Wassalamualaikum. " Astaga dingin sekali, dilihat dari dia membalas dari lineku dia adalah orang yang menyebalkan dan jutek. Astaghfirullah rere istighfar jangan memandang orang dari sampulnya sebelum kamu mengenal orang tersebut rere. Maafkan aku ya allah karena telah menilai orang lain sembarangan. "Ya sudah, karena dokter nya sendiri yang bilang aku nggak perlu nyiapin apa - apa mending aku ngerjain tugas yang lain" Uupps, ini kan di pinggir jalan kenapa aku ngomong sendiri si..., mana banyak yang ngetawain lagi. Ke kost an sekarang aja deh. Aku mengendarai motor dengan santai. Aku memasuki halaman kost - kost an dan memarkirkan motorku di di garasi. Tok tok tok "Assalamualaikum bu" Keadaan kost - kost an sangat sepi, kemana semua orang, apakah di rumah utama? Ya sudah aku ke rumah utama saja. *** Ian Pov Akhirnya aku bisa mengosongkan jadwalku, operasi sudah tidak ada jadwal lagi, chat Yang taxi dari mahasiswi juga sudah ku balas, lalu...., it' s time to go home dan dan bertemu dengan umi. Aku melangkahkan kakiku menuju parkiran rumah sakit, ku kendarai mobil mercedes ku menuju rumah umi. Jarak dari rumah umi sampai rumah sakit hanya memakan waktu 30 menit, ya... Cukup dekat memang tapi akan cepat jika jalanan kosong, sedangkam kota metropolitan ini sangat ramai dan macet dan terkadang memakan waktu sampa 1 jam untuk menuju rumah umi. Setelah perjalanan 1 jam aku sampai juga di rumah umi, kuparkirkan mobilku di depan garasi. Tok tok tok "Assalamualaikum umi" Kuperhatikan sekeliling rumah yang tampak sepi. Kemana semua orang, sepi sekali. Kuulangi lagi salam sampai tiga kali, akhirnya ada yang membukakan pintu juga. "Eh... Anak umi udah pulang" "Assalamualaikum umi" ucapku sambil menyalami tangan umi dan tidak lupa aku mencium tangannya. Yaa karena surga ada di telapak kaki ibu aku harus benar - benar menjaga umi agar tidak menangis karena perilaku ku maupun perkataanku, jadi sebisa mungkin aku harus menjaga sopan santunku di depan semua orang. "Apa kabar nak? Kau sekarang jarang sekali pulang ke rumah" "Maaf kan ian umi, akhir - akhir ini jadwal operasi ian sangat banyak belum lagi dengan operasi mendadakny umi" "Iya, umi paham dengan pekerjaanmu, tapi jangan lupakan sholat lima waktumu dan selalu kuatkan agamamu agar imanmu menjadi kuat" "Iya umi, ian paham. Terima kasih karena selalu menasihati ian umi" "Iya sama - sama nak, ya sudah kita masuk saja" Aku menganggukan kepalaku sebagai tanda jawaban iya. "Kenapa rumah sangat sepi umi, kemana abi dan adik - adik ku yang cantik? " "Abimu sedang ke kantor dan adik - adik mu sedang asik di kamar mereka masing - masing" "Ooh..., apakah mereka tidak rindu pada masnya yang tampan ini ya" aku menjawab omongan umi sambil bercanda. "Mamas...! " Aku memalingkan pandanganku ke asal suara. "Lila, kirana" aku tersenyum ketika melihat tingkah kedua adik ku itu, mereka selalu saja bertengkar tetapi sedektik kemudian mereka berbaikan. Mereka berlari menuruni tangga dengan cepat. "Mas ian kapan pulang? Kok lila nggak tau si." ucapnya sambil memanyunkan bibirnya itu. "Mas baru aja pulang lila, ini juga baru masuk rumah" "Oya mas, gimana kabar mas. Mas sekarang jarang menghubungiku" kirana ia memang lebih tua dua tahun dari lila jadi sifatnya sudah lebih dewasa dari lila. "Alhamdulillah mas baik - baik aja na, oya gimana kuliahmu?" "Alhamdulillah baik mas" "Ekhem, umi di kacangin nih" "Eh iya umi, hehehe kami minta maaf ya umi..." Ucap kami bersamaan sambil memeluk umi. "Oya mumpung kmu lagi di rumah sekarang umi sama abi mau ngomonging hal serius sama kmu" "Tentang apa umi? " "Kita akan membicarakannya jika abi sudah pulang" "Tapi umi —?" "Hanya menunggu sampai abi datang ian" "Baiklah umi, ian ke kamar dulu" Umi hanya mengangguk dan aku langsung menuju kamarku yang berada tepat di sebelah kamar lila. "Sebenarnya umi ingin membicarakan apa sampai nada bicaranya serius begitu, jika....... " Tanpa sadar aku menggelengkan kepala Ah tidak mungkin bukannya umi dan abi tau bahwa aku masih inging serius dengan pekerjaanku. Tok tok tok "Ian turun lah, ada temanmu yang berkunjung ke rumah" "Iya umi, ian akan segera turun sekarang" Aku berjalan menuruni tangga yang langsung turun ke ruang tamu. Aku terkejut saat melihat siapa tamu yang di maksud umi. "Hai ian, apa kabar?" Aku tercengang, sangat tercengang bukannya aku menghindari takdir pertemuan ini, tapi aku hanya ingin agar aku tidak bertemu dengannya lagi tanpa memutus tali silaturahmi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD