Part 6

2093 Words
Addy menghentikan mobilnya, sebab tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini. Tadi, Addy sedang melakukan sesuatu yang Darren perintahkan padanya, lalu tidak sengaja bertemu dengan Helen yang membawa anak kecil. Helen memberi kode agar ia menghentikan mobil, jadi, Addy berhenti, tapi Addy tidak mengerti dengan apa yang terjadi dan siapa anak kecil yang kini terus saja menangis memanggil ibunya. “Kenapa kau berhenti?” tanya Helen. “Aku bahkan tidak mengerti dengan apa yang sedang kau lakukan. Aku sedang melakukan tugas yang diperintahkah oleh Darren, sedangkan kau ....” “Ini juga tugas dari Darren. Anak ini ada hubungannya dengan wanita itu. Kita harus segera membawanya ke rumah Darren. Cepat!” ucap Helen. Addy tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Entah sejak kapan Darren seperti tidak punya etika seperti ini. Addy mengakui bahwa dirinya bukanlah pria baik-baik, menyiksa bahkan membunuh seseorang bukanlah hal baru baginya, tapi menyandera anak kecil juga bukanlah perbuatan yang benar. “Ini tidak benar. Black Shadow adalah kelompok yang kuat, bukan pengecut yang menyandera anak kecil tidak berdaya. Kau yakin ini perintah dari Darren?” Addy bertanya pada Helen. “Aku tidak punya kepentingan apa-apa untuk berbohong padamu. Cepatlah! Kau tidak takut pada kemarahan Darren?” Helen tidak tahu ini hal benar atau tidak, yang Helen tahu perintah dari Darren harus dilaksanakan, sebab Helen tidak mau Darren kecewa atau marah padanya. Addy tidak punya pilihan lain, selain melakukan apa yang Helen katakan, sebab ini adalah perintah langsung dari Darren. Addy hanya berpikir kalau Darren telah kehilangan akal sehatnya karena terlalu marah, hingga akhirnya melukai nama baiknya sebagai seorang pemimpin mafia dengan menyandera anak kecil untuk balas dendam. •••• Sementara Sandra kini masih menyandera Darren agar mendapatkan anaknya kembali. Darren sedang mengendarai mobilnya, sedangkan Sandra berada di belakang dan Darren terus menodongkan senjata pada Darren. Kalau saja Darren tidak mempertemukan ia dan Rachel, maka luka kecil yang sudah ada di leher Darren akan semakin membesar. Darren sangat kesal sekarang. Ini benar-benar menghancurkan harga dirinya sebagai seorang ketua mafia yang terkenal kejam dan berkuasa. Yang Darren tahu ia yang harusnya mendominasi di sini, bukan malah sebaliknya. Ini tidak benar, tapi Darren bahkan tidak bisa bergerak sedikit pun. Wanita yang ia hadapi bukan wanita sembarangan, Darren tahu hal itu. Mobil Darren akhirnya berhenti di depan sebuah rumah besar yang terlihat mewah. “Turun lewat belakang.” Sandra bicara pada Darren. Mau tidak mau Darren harus ke belakang, agar Sandra bisa tetap menyanderanya. Saat Darren turun, anak buah Darren terkejut melihat sosok bos yang selama ini terkenal tidak terkalahkan, kini di sandera oleh seorang wanita. Melihat hal ini, membuat mereka langsung menodongkan pistol ke arah Sandra. “Aku tidak takut dengan kalian.” Sandra memberikan tatapan tajam pada semua orang yang menodongkan pistol padanya. Addy yang baru saja keluar dari rumah juga terkejut melihat Darren yang tidak berdaya di tangan seorang wanita. Addy juga ikut menodongkan pistol ke arah Sandra dan dibalas oleh Sandra dengan kembali melukai sedikit leher Darren, hingga membuat Darren kembali meringis kesakitan. “Turunkan senjata kalian!” Darren membentak semua orang yang menodongkan pistol ke arah Sandra. Addy dan yang lain langsung menurunkan pistol mereka. Addy sulit percaya pada hal ini, tapi setelah melihat siapa wanita yang telah menaklukkan Darren, Addy yakin bahwa penglihatannya tidak salah. Sudah Addy duga wanita yang menyiram Darren di club malam bukanlah wanita biasa, tapi Darren masih mencari masalah dengannya. “Apa yang terjadi?” tanya Addy. “Di mana anak itu? Kau yang tidak sengaja bertemu Helen tadi, kan? Cepat bawa anak itu kemari!” Darren meninggikan nada suaranya diakhir kalimatnya. “Tapi, David ....” “Lakukan saja apa yang diperintahkan!” Darren menyela kalimat Addy dengan bentakkannya. Ini membuat Addy langsung pergi untuk melaksanakan perintah dari Darren. Di saat bersamaan, seorang pria yang memakai motor sampai di kediaman Darren, lalu sebuah mobil juga datang dan seorang pria paruh baya berada di dalam mobil itu. Pria yang mengendarai motor adalah Delvin, yang tadi Sandra telepon untuk membantunya mengambil Rachel dari tangan orang-orang b******k itu. Sementara pria paruh baya yang di dalam mobil adalah ayah Darren, Edward Kang. Delvin langsung turun dari motornya, lalu mendekati Sandra. “Di mana Rachel?” tanya Delvin. “Kita akan segera melihatnya,” jawab Sandra. Darren sangat marah dengan situasi ini, tapi Darren juga penasaran apakah Sandra memang sosok wanita yang selama ini membuatnya penasaran. Darren tidur dengan banyak wanita, namun hanya ada satu wanita yang tidak bisa Darren ingat wajahnya, melainkan hanya mengingat tato di pergelangan wanita itu. Darren ingin mengabaikan saja hal itu, tapi Darren tidak bisa mengabaikan rasa penasarannya setelah melihat tato di tangan wanita yang untuk kedua kalinya menjatuhkan harga dirinya. “Sandra?” Edward yang sudah turun dari mobil berucap saat melihat wanita yang terlihat jelas sudah menaklukkan Darren. “Tuan Edward? Kenapa ....” Sandra melirik Darren, lalu kembali menatap Edward. “Pria ini ... dia putramu?” tanya Sandra. Darren dan semua orang tidak mengerti bagaimana bisa Edward dan Sandra bisa saling mengenal satu sama lain seperti ini. Darren pikir ia mengenal semua kenalan ayahnya, kecuali Sandra. Darren bahkan tidak mengerti bagaimana bisa ayahnya mengenal wanita angkuh seperti Sandra. “Ya. Darren adalah putraku. Apa yang terjadi di antara kau dan Darren. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?” tanya Edward bingung. Saat Sandra akan menjawab pertanyaan dari Edward, perhatian Sandra dialihkan oleh suara Rachel. Sandra seketika berjongkok dan memeluk erat Rachel yang menangis ketakutan. Sandra kini memeriksa apakah ada luka di tubuh Rachel dan syukurnya Rachel baik-baik saja. Helen yang tadi keluar bersama Addy dan Rachel terlihat bingung melihat suasana yang di luar dugaan. Sedangkan Darren kini mendapat lirikkan tajam dari ayahnya. Tentu saja, Edward sudah mulai memahami kondisi ini dan Edward tidak menyukai apa yang telah Darren lakukan kali ini. “Kita mengenal dengan cukup baik, bukan? Jadi, aku peringatkan jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi, atau perang tidak akan terhindarkan. Black Shadow memang kuat, tapi Black Mamba jauh lebih kuat dari itu. Kekuasanku sama seperti Ayahku, memberi perintah menyerang bisa kuberikan kapan saja. Ingat itu dengan baik!” Sandra menatap Edward, lalu beralih menatap Darren, Helen, Addy, dan semua anak buah Darren. Sandra tidak main-main dengan ucapannya. “Black Mamba? Ayah?” Darren bergumam. “Ayo kita pergi.” Delvin mengambil senjata di tangan Sandra, agar Sandra bisa bebas memeluk Rachel. Sandra, Rachel, dan Delvin pun akhirnya pergi dari kediaman keluarga Kang, meninggalkan Darren dalam kemarahan sang ayah. Ini serius, Darren bahkan sudah bisa merasakan aura tidak enak dari ayahnya. “Kita perlu bicara.” Akhirnya kalimat ini keluar dari mulut seorang Edward Kang dan ditujukan untuk Darren. •••• Tatapan tajam Edward mengarah pada Darren yang saat ini duduk di hadapannya. Edward sudah tahu ada masalah apa di antara Darren dan Sandra, tapi Edward tetap tidak bisa membenarkan perbuatan Darren hari ini. “Hanya pengecut yang menculik dan menyandera anak kecil untuk membalas dendam pada orang terdekatnya. Kau tahu hal itu, bukan? Selain itu, kau sama saja seperti mengundang perang dengan Black Mamba!” “Maafkan aku. Aku terlalu marah sampai menculik anak kecil. Tetapi, bagaimana bisa Ayah mengenal wanita itu? Dia bahkan menyebut pemimpin Black Mamba sebagai ayahnya. Siapa dia?” tanya Darren. Edward kini duduk di depan Darren. Edward tidak menyangka kalau Darren bahkan tidak tahu siapa Sandra sebenarnya. “Kau tahu Dangerous Woman yang membunuh pemimpin White Tiger untuk balas dendam atas kematian Grace, anak kesayangan Victor Hong?” “Aku pernah mendengarnya. Memang kenapa?” tanya Darren lagi. “Dangerous Woman itu adalah Sandra Park, yang sekarang menjadi salah satu anak kesayangan Victor dan kandidat terkuat untuk pemimpin Black Mamba selanjutnya. Sandra jarang menujukkan dirinya dalam dunia mafia, karena dia hanya keluar di saat terpenting saja. Jadi, tidak banyak orang yang tahu tentangnya.” Edward menjelaskan semuanya pada Darren dan hal ini membuat Darren sangat terkejut. “Victor sangat menyayangi anak Sandra dan kau berani menculiknya. Entah apa yang terjadi selanjutnya,” ucap Edward. Darren mendengarkan semua ucapan ayahnya dan itu mengejutkan, tapi Darren tidak begitu memikirkan hal itu. Darren justru memikirkan tentang tato di pergelangan tangan Sandra. Darren penasaran apakah Sandra memang salah satu wanita yang pernah tidur dengannya, atau ia salah orang. Darren selalu ingat untuk memakai pengaman jika tidur bersama wanita, tapi sepertinya tidak wanita dengan tato di pergelangan tangannya. Darren ingat dirinya mabuk berat saat itu, jadi, Darren tidak yakin dengan hal itu. “Aku akan bicara dengan Addy.” Darren langsung pergi dari ruangan pribadi ayahnya. •••• “Kenapa kau bisa memiliki pemikiran bodoh seperti itu? Atas dasar apa kau berpikir kalau Rachel kemungkinan adalah anakmu?” Addy sangat yakin kalau otak Darren benar-benar sudah bermasalah karena terlalu marah pada Sandra. “Kau tidak ingat saat kita ke Daegu untuk menghadiri pernikahan kakakmu pada musim gugur tahun 2014? Karena kejadian rumit yang masih tidak aku tahu pasti bagaimana bisa terjadi, aku berakhir di Hotel Axton dengan seorang wanita. Aku tidak ingat wajahnya karena mabuk dan paginya aku langsung pergi setelah mendapat telepon kalau Ibuku meninggal. Aku hanya ingat kalau ada tato di pergelangan tangannya. Itu adalah tato hiasan rambut yang penuh darah dan Sandra memiliki tato itu dipergelangan tangannya.” Darren menjelaskan semuanya. Baiklah. Itu masuk akal, mengingat kebiasaan buruk Darren, bukan tidak mungkin jika Darren memiliki anak dengan salah satu wanita yang pernah dia tiduri. “Tetapi, Sandra biasa saja saat melihatmu,. Jika Sandra memang tidur denganmu dan punya anak denganmu, mana mungkin ekspresinya seperti itu? Wanita mana yang tidak tahu ayah dari anaknya? Kalaupun Rachel memang anakmu, sejak kapan kau menjadi begitu peduli pada seorang anak? Kau pasti memiliki maksud tersembunyi dengan mengungkit semua ini. Benar, kan?” Darren tersenyum melihat kepintaran Addy dalam menebak semua maksud tersembunyi dari setiap tindakkannya. Benar-benar sahabat sejati. “Aku tidak tahu kenapa sikap Sandra seperti itu. Aku hanya ingin tahu siapa Rachel. Kalau dia memang memiliki hubungan denganku, maka aku bisa memanfaatkan hal itu.” “Pemikiranmu terlalu bodoh. Itu tidak masuk akal. Aku sudah menyelidiki Sandra, dia punya sebuah restoran tidak jauh dari tempat tinggalnya. Kau bilang Sandra adalah anak angkat kesayangan Victor, maka restoran pasti hanya untuk menutupi pekerjaan aslinya. Lebih baik kau lupakan saja semuanya. Jika kembali mencari masalah dengannya, maka kau tidak hanya akan dipermalukan untuk ketiga kalinya, tapi juga akan terjadi perang besar.” Addy memperingatkam Darren. Darren menyesal telah memuji kepintaran Addy di dalam hatinya. Darren tidak peduli siapa yang ada di belakang Sandra, Darren hanya ingin membalas semua yang telah Sandra lakukan padanya. Hidup Darren tidak akan pernah tenang sebelum membalas dendam pada Sandra. “Kita harus menaklukkan Black Mamba.” “Kau sudah gila!” Addy dengan cepat menyahuti ucapan Darren. “Black Shadow memang kuat, begitu juga denganmu, tapi kau harus menerima kenyataan bahwa kita bukanlah yang terkuat. Sudah banyak orang dari dunia hitam ini ingin menaklukkan Black Mamba, tapi pada akhirnya mereka yang terbunuh. Bahkan ayahmu mengakui kekuatan Black Mamba,” ucap Addy. Mau tidak mau Darren harus mengakui hal itu, tapi Darren tentu tidak akan diam begitu saja. “Bantu aku menyelidiki tentang Rachel. Aku tidak bisa menyingkirkan rasa penasaranku pada anak kecil itu.” Dan pada akhirnya Darren pergi begitu saja setelah memberi perintah pada Addy. “Kenapa kau tidak penasaran juga pada wanita yang lain? Beberapa dari mereka juga punya anak sekarang.” Addy bicara dan membuat langkah Darren terhenti. Darren memutar badannya untuk menatap Addy. Darren berkata, “Aku ingat bagaimana caraku menyelesaikan kegiatanku dengan mereka, aku bermain rapi agar tidak ada masalah ke depannya, tapi aku tidak ingat bagaimana aku menyelesaikan kegiatanku dengan wanita yang memiliki tato di pergelangan tangannya. Saat itu, aku minum melebihi batas yang aku bisa, jadi, aku tidak bisa ingat apapun karena mabuk. Astaga. Berhentilah banyak bertanya, ini mungkin kesempatan baik untuk kita semua.” Darren pun keluar dari ruangan ini setelah menjawab pertanyaan Addy. “Gila!” Addy mengumpat kesal. •••• Saat ini, Rachel sudah tidur dengan nyenyak dan Sandra berada di sebelah Rachel. Sandra menatap lekat wajah Rachel dan di saat bersamaan kembali mengingat ucapan Darren tentang Hotel Axton di kota Daegu pada musim gugur tahun 2014, itu membuat Sandra bertanya-tanya bagaimana Darren tahu hal itu. Sandra harap ini tidak seperti yang ia pikirkan. “Dia adalah pria itu? Tidak mungkin.” Sandra bicara seorang diri dengan nada pelannya. Semua ibu di dunia ini pastilah tahu siapa ayah dari anak mereka, tapi tidak dengan Sandra. Hidup Sandra selalu dihantui oleh bayangan jika nanti Rachel menuntut keberadaan ayahnya, Sandra tidak tahu harus mengatakan apa, sebab ia sendiri tidak tahu siapa ayah Rachel. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD