Part 16

1672 Words
Mata indah gadis cantik ini mengeluarkan air mata ketika seorang pria menarik paksa dirinya dari tempat kerjanya di sebuah minimarket, lalu dibawa ke tempat perjudian. Usianya baru 18 tahun, baru lulus beberapa hari yang lalu dan sedang berjuang untuk mencari pekerjaan yang lebih baik untuk menghidupi dirinya sendiri dan juga ibunya. Sandra Park. Itulah namanya, remaja cantik yang kini jatuh tersungkur di hadapan seorang pria berusia 45 tahun. Aaron Moon. Itulah nama pria itu, yang kini tersenyum puas saat melihat gadis cantik tiba di hadapannya. Aaron bangkit dari duduknya, lalu berjongkok di depan Sandra. Aaron mengangkat dagu Sandra dan tersenyum manis pada Sandra. “Jangan menangis, Sayang. Malam ini, kita akan berteriak dengan mergu karena kenikmatan.” “Tolong lepaskan aku ...” Sandra memohon di sela tangisannya. “Ayah, tolong aku.” Sandra kini menatap seorang pria yang duduk tidak jauh darinya dengan kepala yang tertunduk, seperti ingin menghindari tatapan matanya. “Dia yang sudah mempertaruhkanmu di meja judi. Kau pikir ada gunanya memohon padanya?” Aaron menertawakan Sandra. Sandra tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Sandra masih bisa menerima perlakuan buruk ayahnya, memberikan hadiah terburuk untuknya, dan tidak peduli padanya, karena manusia memang bisa melakukan seperti itu. Tetapi mempertaruhkannya di meja judi adalah sesuatu yang sangat tidak bisa Sandra terima. Manusia macam apa yang bisa melakukan hal seperti itu pada anaknya sendiri? Di saat pria lain menatap Sandra tidak seperti manusia, melainkan seperti barang yang bisa dengan mudah dipertaruhkan, ada seorang pria yang menatap Sandra dengan tatapan kasihan. Victor, itulah namanya. Victor tahu bahwa pria yang bermain judi dengannya bukan pria baik-baik, Victor bisa melihat hal itu dari mata mereka, tapi Victor tidak menyangka bahwa salah satu pria di sini sampai mempertaruhkan anaknya. “Ayah belum puas menyakitiku dan tidak peduli padaku? Ini sudah keterlaluan. Bahkan binatang saja melindungi anaknya, bagaimana bisa Ayah yang mengaku manusia justru mempertaruhkan diriku? Ayah punya hak apa atas hidupku? AYAH TIDAK PUNYA HAK APA-APA!” Sandra berteriak pada ayahnya. Pria bernama Eddy Kang ini tidak mengatakan apa-apa, bahkan tidak pernah sekalipun menatap mata Sandra. Eddy seperti orang tuli dan seperti orang bodoh yang tidak tahu kalau seorang anak meminta pertolongannya. Eddy bersikap layaknya patung yang menjadi saksi ketidakbenaran ini. “Mari hentikan ini. Aku akan memberimu uang sebagai ganti gadis ini. Yang terjadi saat ini sangat tidak benar.” Victor buka suara. “Kita selalu melakukan hal yang tidak benar, jadi, berhentilah bicara tentang kebenaran di sini. Kau sudah memilih keluar dari permainan sejak pria itu mempertaruhkan anaknya dan itu membuatmu kehilangan hak untuk bicara. Dan, aku punya banyak uang, aku tidak butuh uangmu.” Aaron tersenyum sinis pada Victor. “Buka bajunya, lalu perintahkan dia untuk menari. Pukul dia jika menolak.” Lalu Aaron memberi perintah pada anak buahnya untuk membuka baju Sandra. Victor ingin mengatakan sesuatu, tapi ponselnya lebih dulu berdering karena telepon dari seseorang bernama Grace. Victor menjawab telepon dari Grace dan ekspresi Victor seketika berubah. Victor langsung berdiri dan melangkah pergi tanpa melihat Sandra yang berteriak histeris dan menatapnya dengan tatapan memohon agar diberi pertolongan. Sandra bisa melihat ada sedikit kebaikkan di mata orang itu, tapi dia pergi setelah menerima telepon. Tidak ada lagi yang bisa Sandra harapkan di sini. Tempat ini penuh dengan iblis yang tidak berperasaan, termasuk ayahnya. Sandra mencoba melindungi dirinya sendiri, tapi pada akhirnya anak buah Aaron berhasil merobek bajunya. Mata Sandra mengarah pada sosok Eddy yang bahkan tidak ingin lagi ia sebut sebagai ayah. Saat ia diperlakukan seperti ini, pria itu hanya terdiam saja seperti orang bodoh. Benar. Sandra nyaris lupa bahwa alasan dirinya ada di sini karena pria bernama Eddy itu. Dengan pakaian dalam yang hanya menutupi tubuh kurusnya, Sandra kini dipaksa untuk menari. Sandra menolak dan tetap duduk untuk menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya, meski sebenarnya itu sia-sia saja. Karena penolakkan itu Sandra dipukul dengan ikat pinggang oleh anak buah Aaron. Itu sangat menyakitkan untuk Sandra yang bahkan sudah sangat kurus karena beban berat dalam hidupnya. Bahkan saat badannya memerah karena pukulan, pria itu masih terdiam seperti orang bodoh. “Bangun!” bentak anak buah Aaron, tapi Sandra tetap tidak mau bangun. “Menyebalkan,” gumam Aaron, lalu mendekati Sandra, lalu mencekik leher Sandra, dan memaksa Sandra untuk berdiri. “Menarilah. Gerakkan tubuhmu ke arah mana pun yang kau suka.” Aaron memaksa Sandra untuk menari meski Sandra sudah menolak. “Ini tidak menyenangkan. Kita langsung ke kamar saja.” Merasa bosan melihat Sandra menari, Aaron kini menarik rambut Sandra dan menyeret Sandra keluar dari ruang perjudian. Sandra kembali menatap Eddy di saat yang menyedihkan itu dan Sandra kembali melihat bahwa ayahnya tetap diam saja. “Aku membencimu. Kau bukan lagi Ayahku!” Sandra berteriak di tengah usahanya untuk membebaskan diri dari Aaron. Dan Eddy kini menatap Sandra, tapi tetap tidak melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Sandra. •••• “Tuan, keadaan semakin memburuk. Gadis itu kini di seret ke kamar setelah dirobek pakaiannya dan disiksa.” “Bodoh! Aku menyuruhmu tetap di sana bukan hanya untuk diam saja! Bunuh si b******k Aaron itu. Aku tidak bisa diam saja saat ada anak yang diperlakukan dengan sangat buruk. Aaron yang mati di tanganmu atau kau yang mati di tanganku, hanya ada dua pilihan itu. Kau mengerti?!” Victor mengancam seseorang yang bicara dengannya lewat telepon. “Saya mengerti.” Panggilan itu pun berakhir. Victor yang saat ini ada di dalam mobilnya dan menuju ke rumah sakit benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih. Di satu sisi, Victor mengkhawatirkan istrinya yang mengalami kecelakaan saat pejalanan pulang dari luar kota. Di sisi lain, Victor mengkhawatirkan sosok gadis yang diperlakukan dengan sangat buruk di tempat perjudian. Gadis itu memang bukan siapa-siapa Victor, tapi Victor sungguh tidak bisa melihat seseorang menyiksa anugerah Tuhan seperti itu. Manusia yang menyiksa dan mempertaruhkan anaknya adalah manusia yang sangat buruk di dunia ini. Sementara di tempat lain, anak buah Victor membuka paksa pintu kamar untuk menolong seorang gadis. Dalam pikirannya, gadis itu pasti sudah dilecehkan dan nyawanya bisa melayang karena terlambat menolong gadis itu, tapi yang terjadi di luar dugaan. Gadis yang tadi terlihat lemah kini tangannya terlihat penuh dengan darah, sementara Aaron tergeletak di lantai dengan aksesoris rambut yang tertancap di lehernya. “Aku tidak sengaja melakukannya. Aku hanya ingin mempertahankan kehormatanku. Tolong maafkan aku.” Sandra bicara dengan nada takutnya. “Tolong maafkan aku.” Sandra kini menangis dan terus meminta maaf agar diampuni, sebab Sandra berpikir kalau pria yang masuk ke kamar ini adalah anak buah Aaron. Pria bernama Henry ini membuka lemari yang ada di kamar ini, mencari sesuatu untuk melindungi tubuh Sandra dari mata para p****************g. Henry menemukan bathrobe dan langsung memaikan itu untuk Sandra. “Ayo pergi.” Henry meraih tangan Sandra dan membawa Sandra pergi. •••• Kematian Aaron yang merupakan salah satu bos besar dalam kelompok di dunia hitam ini memicu sebuah konflik yang membuat hidup Sandra berada dalam bahaya. Saat Sandra pergi bersama Henry dengan sebuah mobil, anak buah Aaron mengikuti mereka dari belakang dan berulang kali menembak mobil Henry. Situasi ini sangat menakutkan untuk Sandra yang belum pernah berada dalam situasi seperti ini sebelumnya. Sementara Henry terlihat lebih tenang karena sudah terbiasa dengan situasi yang mencekam seperti sekarang ini. “Mereka mengejarku, kan? Mereka ingin membunuhku karena aku telah membunuh pria itu. Aku benar, kan?” Sandra bertanya pada Henry dengan nada takutnya. “Tenanglah. Aku akan melindungimu.” Henry berusaha menenangkan Sandra. “Ibuku pasti sangat khawatir sekarang. Tolong antar aku pulang,” pinta Sandra. “Rumah bukan tempat yang tepat sekarang. Itu sangat berbahaya untukmu dan juga ibumu.” “Tapi Ibuku sakit. Tolong, antarkan aku pulang.” Sandra lagi-lagi memohon pada Henry. •••• “Malam itu, istriku meninggal karena kecelakaan, begitu juga dengan ibu Sandra yang meninggal sendirian di rumahnya karena sakit. Anak buah Aaron berhasil di kalahkan oleh Henry, tapi Henry juga meninggal karena terkena tembakkan dalam pertarungan itu.” Victor telah selesai menyelesaikan sedikit tentang masa lalu Sandra. Delvin tidak menyangka seperti itu masa lalu Sandra. Delvin tahu itu belumlah cerita utuh dari masa lalu Sandra, hanya sebagian kecil, tapi sudah membuat Delvin ikut merasa sakit seolah dirinya bisa merasakan apa yang Sandra rasakan saat itu. “Aku hanya bisa meceritakan hal itu. Aku tidak bisa menceritakan semua masa lalu yang mungkin ingin Sandra sembunyikan. Untuk hal yang lain yang ingin kau ketahui bisa kau tanyakan langsung pada Sandra. Sandra sangat tertutup, tapi jika kau berhasil membuatnya sedikit bercerita, maka ada peluang untukku.” Victor tersenyum pada Delvin. “Baikkah. Selamat malam.” Victor menepuk bahu Delvin, lalu pergi dari ruang baca. Delvin menatap ayahnya yang telah pergi, lalu hilang dari pandangannya. Delvin merasa bingung dengan apa yang dimaksud oleh ayahnya. Apa ayahnya tahu kalau ia menyukai Sandra? “Dia adalah gadis lugu yang berubah menjadi kejam karena perlakuan buruk orang lain padanya. Itu tidak jauh berbeda denganku,” gumam Delvin. •••• Sementara di rumah Sandra, wanita cantik ini baru saja meneguk wine. Sandra duduk di ruang tamu seorang diri, dalam keadaan ruangan yang gelap, satu-satunya cahaya hanya berasal dari TV yang ada di depan Sandra. Saat ini, TV itu sedang memperlihatkan sosok wanita yang konon menjadi tokoh inspiratif karena berhasil mendirikan brand kosmetiknya sendiri sejak masih muda dan sekarang sudah berkembang pesat menjadi brand ternama. Sandra berdecih saat pembawa acara memuji kemampuan dan kecantikkan wanita itu, seolah dia adalah dewi yang sangat sempurna, padahal dia adalah iblis. “Aku sengaja tidak membunuhmu karena itu terlalu indah untukmu. Aku akan datang di saat kau sedang berada di atas, karena aku adalah orang yang akan menjatuhkanmu.” Sandra tersenyum senang. Sandra akan bermain kotor kali ini, sama seperti yang dulu dilakukan oleh wanita itu. Ting ... tong ... Seseorang menekan bel saat Sandra asik memikirkan rencana jahatnya. “Siapa yang datang semalam ini? Benar-benar mengganggu!” kesal Sandra, namun pada akhirnya Sandra tetap pergi untuk membuka pintu. Sebelum membuka pintu, Sandra melihat dulu dari layar intercom siapa tamunya. “Si b******k ini benar-benar menyebalkan!” Sandra kembali menggerutu setelah melihat kalau yang datang adalah Darren.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD