bc

Rahim Kekasih Suamiku

book_age18+
401
FOLLOW
2.6K
READ
dark
drama
tragedy
comedy
twisted
humorous
lighthearted
kicking
scary
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Ririn menikah dengan Bastian sudah 4 tahun lamanya, tapi belum diberikan seorang anak, sehingga Bastian melanjutkan lagi kisah percintaannya dengan mantan kekasihnya Nisa. banyak hal berat yang harus dijalani oleh Ririn dan Bastian,dalam mempertahankan semuanya, tapi sayangnya takdir berkata lain akan hubungan rumah tangga mereka

chap-preview
Free preview
bab 1
Perjalanan hidup rumah tangga tidak selamanya berjalan dengan mulus, terkadang ada pasangan yang diuji masalah keuangan, ada juga yang diuji masalah orang ketiga yang hadir di dalamnya, tapi bagi Ririn dan Bastian masalah rumah tangga mereka adalah belum memiliki anak setelah menikah 4 tahun lamanya. Ririn selalu merasa bersalah kepada Bastian suaminya, andaikan saat itu Ririn mengalah untuk berhenti bekerja mungkin sekarang pasangan suami-istri ini sudah memiliki seorang anak. Setiap bulan Ririn selalu melakukan tes kehamilan, dia selalu berharap ada keajaiban yang diberikan Tuhan, meskipun hasilnya pasti akan sama “negatif”. “Sayang, tiap bulan kamu selalu melakukan tes kehamilan, tapi hasilnya pasti akan mengecewakan dirimu saja. Bisakah kamu berhenti melakukannya sayang, aku tidak tahan melihat kesedihan yang mendalam dari mata kamu.” Ucap Bastian memeluk Ririn dari belakang meletakkan dagunya dibahu Ririn. “Aku masih berharap bisa memberikan kejutan untuk kamu, mengandung anak kamu di dalam rahimku.” Ucap Ririn tertunduk, air matanya mulai bercucuran. Ririn menggenggam alat tes kehamilan yang ada di tangannya, lagi-lagi dia harus melihat wajah suaminya kecewa. “Aku tidak pernah menuntut kamu untuk hamil sayang.” Ucap Bastian seraya membalikkan badan istrinya dan memeluknya erat. “Tapi apa gunanya aku menjadi istrimu, jika aku tidak bisa memberikanmu anak sayang.” Ucap Ririn yang semakin menangis di pelukan suaminya. “kita bisa mengadopsi anak, kamu boleh memilih anak yang mana saja yang kamu mau, aku akan selalu mendukung kamu sayang, kita besarkan anak itu bersama-sama dengan penuh kasih sayang.” Ucap Bastian dengan mencium kepala Ririn dan membersihkan air mata yang terus membasahi pipi Ririn. Jika untuk mengadopsi anak Ririn sama sekali tidak mau, karena anak itu bukan darah daging mereka. Ririn sangat takut jika nanti anak yang sudah disayanginya kelak, diambil alih asuhnya oleh orang tua kandungnya. “Sayang, apa saja keputusan yang akan aku ambil, kamu akan setuju kan?” tanya Ririn seraya menatap wajah suaminya, pria yang sangat dicintainya, pria yang selalu menguatkannya, dan juga pria yang selalu melindunginya dari hinaan keluarganya yang belum juga memberikan Bastian seorang anak. “tentu saja sayang aku akan setuju, dengan syarat, kamu tidak boleh lagi menangis diam-diam saat aku sedang tertidur.” Jawab Bastian pada Ririn, Bastian sangat menyayangi istrinya itu, dia tidak pernah mempermasalahkan hal anak kepada Ririn, meskipun banyak orang yang menyudutkan Ririn. Ririn memeluk Bastian dengan tersenyum, dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, jika ada yang membuatnya tersinggung, tapi dia juga bukan tipe wanita yang mau mengadu kepada Bastian. Ririn dan Bastian melepaskan rasa cinta yang ada dalam hati mereka dengan penyatuan diri mereka di pagi hari, meskipun Bastian menyembunyikan sesuatu yang Ririn belum tahu sama sekali. Di dalam rumah Ririn dan Bastian ada seorang asisten rumah tangga, yang membantu mereka berdua untuk membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk mereka berdua. Setiap pagi di meja makan yang ada di rumah Ririn, makanan sudah tersedia seperti biasanya, hanya menunggu Bastian dan Ririn saja keluar dari kamar mereka. “Selamat pagi tuan dan nyonya, silahkan sarapan pagi dulu.” Sapaan pagi dari Eka dari meja makan. Eka asisten rumah tangga dari Ririn dan Bastian, dia selalu bahagia melihat suami istri ini bergandengan tangan jika keluar dari kamar mereka dengan penuh senyum bahagia. “Selamat pagi Eka, kamu masak apa hari ini?” tanya Bastian sambil menarik kursi untuk Ririn, dengan manisnya Ririn duduk di kursi itu. “Masak makanan kesukaan tuan dan nyonya, ada ikan goreng, ada sayur asem dan ini makanan kesukaan nyonya ada paha ayam goreng.” Jawab Eka sambil menjabarkan makanan yang sudah dipersiapkannya di atas meja. “Terima kasih Eka, paha ayam goreng selalu tersedia setiap aku mau makan.” Ucapan terima kasih dari Ririn sambil menggoyangkan kedua jempol tangannya, Eka pun melakukan hal yang sama sambil mengisi nasi ke piring Ririn dan Bastian. “Selamat menikmati tuan dan nyonya, saya pamit ke dapur dulu, nanti panggil saya jika ada yang kurang.” Ucap Eka, dia harus mengerjakan pekerjaan yang lain lagi di dapur. “Kamu makan dulu, baru kerja Eka.” Ucap Bastian tersenyum, sambil menikmati makanannya. “Aman tuan. “jawab Eka berlalu meninggalkan suami istri yang sangat sempurna di matanya “semoga Tuhan kasih aku suami yang baik dan penyayang seperti tuan Bastian.” Eka bergumam dalam hatinya, sambil berjalan menuju dapur. “Sayang, kamu jangan diet terus. Kamu harus jaga kesehatan juga, jangan sampai kamu kurang gizi atau malah jadi sakit karena diet.” Ucap Bastian seraya menambahkan nasi ke piring Ririn, entah apa yang membuat Ririn selalu diet dengan sangat ketat. “Sayang, kenapa di tambah lagi nasinya?” protes Ririn sambil merengek manja kepada Bastian, suaminya hanya tersenyum senang. Jika melihat Ririn diet berlebihan selalu membuat Bastian takut, jika Ririn sampai di rawat lagi karena masalah pada lambungnya. Ririn tidak menolaknya, dia pun menghabiskan semua makanan yang ada di dalam piringnya. Ririn dan Bastian sama-sama bekerja, Ririn seorang desainer ternama yang sudah banyak dikenal oleh kalangan ke atas, sedangkan Bastian bekerja sebagai seorang manajer di perusahaan milik keluarganya sendiri. Mereka berdua tidak pernah saling protes atau saling merasa hebat, Bastian selalu memberikan setengah gaji yang dimilikinya kepada Ririn. “kamu hati-hati di jalan ya sayang, jangan ngebut.” Ucap Ririn dengan mencium pipi Bastian, begitu sampai di depan butik miliknya. “Kamu kerjanya jangan terlalu capek sayang, hati-hati saat menjahit.” Balas Bastian dengan memberikan ciuman di kening Ririn. Ririn turun dari mobil Bastian, selalu pergi dan pulang bersama saat bekerja itulah hal yang membuat mereka selalu romantis di mata karyawan Ririn. Bastian melanjutkan perjalanannya menuju kantor tempat dia bekerja. Ririn masuk ke dalam ruangan kerjanya, tempat dia menangis dan menuangkan segala kecewanya pada suaminya Bastian. Hp Ririn berdering, dia melihat nama seseorang di layar Hp miliknya, dengan hati yang sudah hancur lebur oleh kebohongan suaminya, Ririn menjawab panggilan telefonnya. “Selamat pagi mbak Ririn, saya mau kasih laporan untuk mbak, Nisa karyawan butik mbak Ririn, tadi naik ke mobil mas Bastian, mereka bertemu di lampu merah depan mbak.” Ucap Anto adalah seseorang yang di bayar oleh Ririn, untuk memastikan jika suaminya memang berselingkuh dengan Nisa. “Mereka masih seperti itu ya, bertemu tanpa memikirkan perasaan saya?” tanya Ririn menarik nafasnya dalam, terasa hatinya sangat bergemuruh. “Kamu kembali bekerja saja, biar selebihnya itu urusan saya.” Ucap Ririn dengan memutuskan sambungan telefonnya dengan Anto, perasaan Ririn seperti dihantam batu besar, saat mengetahui suaminya, menjalin hubungan dengan karyawan butiknya sendiri. Bastian dan Nisa masih menjalani hubungan terlarang mereka, meskipun Ririn sudah tahu suaminya itu menghianati pernikahan dan cinta sucinya, dia memilih diam. Ririn merasa tidak berhak marah karena memang dia yang tidak bisa memberikan seorang anak kepada Bastian. Ririn menghubungi sahabatnya seorang dokter kandungan ternama di kotanya, dokter Linda yang selalu memantau bagaimana perkembangan kesehatan dari rahim Ririn. “Linda, apa kamu yakin aku tidak bisa menjalani program bayi tabung?” tanya Ririn, dia masih sangat berusaha agar bisa hamil, jika sudah ada anak maka Bastian dan dia akan semakin terikat, Ririn juga sangat berharap, jika nanti mereka memiliki anak, suaminya itu bisa mengakhiri hubungan terlarangnya dengan Nisa. “Ririn, aku sudah menjelaskan semua kondisi rahim kamu, kita juga sudah mencobanya saat itu, hasilnya kamu malah pendarahan hebat saat itu, Bastian juga melarang kamu melakukannya lagi. Kamu bisa mengadopsi anak sayang, Bastian suami yang baik, dia tidak pernah menuntut kamu untuk memiliki anak kan Rin.” Jawab Linda, dokter ini selalu memperhatikan bagaimana sikap Bastian kepada Ririn yang sangat lembut, meskipun Ririn selalu memaksa memiliki anak dengan cara bayi tabung. “Kamu tidak tahu kebenarannya, aku juga sangat penasaran kenapa Bastian bisa berakting sehebat itu.” Ririn bergumam dalam hatinya, entah kenapa setiap orang yang mengenal Bastian, akan menilai pria itu adalah suami yang sangat sempurna, selalu bisa menenangkan Ririn ketika dia sangat terluka, dengan perkataan orang yang mengatakan bahwa dia adalah wanita yang mandul. Ririn memutuskan sambungan teleponnya, dia masih berharap Linda bisa menolongnya untuk segera hamil dengan melakukan cara apa pun, sekalipun nyawanya dalam bahaya. Linda setelah menerima telepon dari Ririn sangat yakin, pasti sahabatnya ini kecewa sekali, kenyataan pahit ini memang membuat Ririn sangat membenci dirinya sendiri. Ririn mengalami masalah di dinding rahim, sehingga dia tidak bisa hamil seperti wanita lainnya, alasan ini juga yang membuat Rangga menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya setelah menikah dengan Ririn. Flashback on Nisa dan Bastian sudah menjalin hubungan kasih mereka selama 3 tahun, rencana pernikahan memang sudah ada, tapi semua rencana itu gagal karena Bastian tertarik pada Ririn saat mereka melakukan fiting baju di butik milik Ririn untuk acara ulang tahun perusahaan. Bastian meninggalkan Nisa begitu saja, dia sangat ingin memiliki Ririn. Bastian penasaran pada Ririn, wanita itu tampak biasa saja berhadapan dengannya, karena Ririn bukan tipe wanita yang melihat wajah dari pria. Ririn juga sangat lembut, itulah alasan dari perasaan Bastian semakin tumbuh kepada Ririn. Ririn akhirnya menerima cinta Bastian, setelah pria itu mati-matian mengejar Ririn. Bastian sampai rela menyusul Ririn hingga ke negara Singapura, saat itu Ririn sedang mengambil kuliah untuk mengasah kemampuannya, agar dia bisa menjadi seorang desainer internasional. “sampai kapan kamu akan terus mengacuhkan aku, Tidak bisakah kamu mencintaiku sedikit saja? Apa kamu tidak bisa melihat pengorbanan aku sampai sejauh ini, aku sampai meninggalkan pekerjaanku hanya untuk menunggu jawaban cinta dari kamu.” Ucap Bastian saat menunggu Ririn langsung di depan apartemen tempat Ririn tinggal. “Kamu kenapa ada di sini?” tanya Ririn yang baru selesai pulang tadi kuliah tata busana, sangat terkejut melihat Bastian yang hujan-hujanan menunggu di depan apartemennya. “Aku menunggu jawaban cinta kamu” ucap Bastian terdengar sudah putus asa mengejar cinta Ririn, tapi paling tidak dia ingin mendengar jawaban langsung dari Ririn. “aku masih mengejar semua impianku, untuk sekarang aku belum mau berpacaran, maaf ya.” Jawab Ririn, dia meninggalkan Bastian begitu saja, karena dia tidak menyuruh Bastian untuk menemuinya, jadi dia tidak ada kewajiban untuk menemani Bastian. Bastian semakin dibuat penasaran dengan sifat Ririn, untuk wajah memang Bastian masuk dalam kategori Pria idaman para wanita, tapi tidak bagi Ririn. Bastian sama sekali tidak putus asa, dia menunggu Ririn semalaman di bawah guyuran hujan lebat. “Itu cowok gila ya? Kenapa hujan hujanan gitu sih?” ucap Ririn, pada akhirnya wanita ini memilih untuk turun ke bawah sambil membawa 2 payung dan 1 handuk untuk Bastian. “aku semakin takut lihat kamu, tidak usah sampai sebodoh ini.” Celoteh Ririn sambil memberikan payung dan handuk untuk Bastian, tapi pria yang sedang di mabuk cinta itu tidak mau menerimanya. “Aku cinta kamu Ririn, tolong jadikan aku calon suami kamu.” Ucap Bastian berlutut di hadapan Ririn ditemani dengan hujan yang sangat lebat. “aku belum mau menikah, aku masih memiliki banyak impian yang harus aku raih, kalau kamu mau menikah cari saja wanita yang sudah siap menikah juga.” Jawaban Ririn semakin mematahkan semangat Bastian “jika semua impian kamu sudah kamu raih, apakah aku mendapatkan cintamu?” tanya Bastian, dia mengalah asalkan mendapatkan cinta dari Ririn “kalau kamu bisa membuat aku nyaman dan juga mencintai kamu, aku pasti terima cinta kamu kok. Kamu jangan melakukan hal buruk seperti ini lagi ya, aku jadi takut lihat kamu.” Ucap Ririn memberikan payung dan handuk ke tangan Bastian, kemudian Ririn meninggalkan Bastian, setelah pria itu berteduh di lobi apartemen tempat tinggal Ririn. Setelah kejadian di negara Singapura berlalu, Bastian selalu mendukung Ririn untuk mengembangkan butik miliknya, tak ada alasan bagi Ririn lagi untuk menolak Bastian. Ririn menerima lamaran Bastian setelah perasaannya yakin sudah mencintai pria itu. Di sisi lain, Nisa mantan kekasih Bastian sangat kecewa dengan perlakuan Bastian, pria yang sangat dicintainya hingga kini. “Aku tidak mau kamu campak kan seperti ini, tidak ada masalah dalam hubungan kita tapi kenapa kamu malah meninggalkan aku begitu saja? Sekarang kamu menikah dengan wanita impian kamu?” ucap Nisa, tadinya sangat bahagia melihat Bastian mau menemuinya di cafe tempat mereka biasa bertemu, tapi tidak disangka, bahwa pertemuan ini untuk mengakhiri semua hubungan mereka berdua, karena Bastian akan menikah dengan Ririn. “aku tidak mencampakkan mu, aku sudah datang ke sini untuk memutuskan hubungan kita dengan baik-baik, Aku harap kamu bisa untuk mencintai pria lain, menikah dengan pria yang mencintaimu.” Ucap Bastian, tidak terpengaruh dengan air mata Nisa, dia sudah sangat jatuh cinta kepada Ririn, sehingga wanita di hadapannya ini, tidak bisa menggoyahkan hatinya sedikit pun. “Keterlaluan kamu mas.” Ucap Nisa berdiri dan menampar pipi Bastian, dengan air mata yang mengalir dia berteriak pada pria yang sudah menyakitinya itu “Aku bersumpah pernikahan kamu ini akan menghancurkan hidupmu, aku akan datang untuk menghancurkan rumah tanggamu lihat saja!” ancaman Nisa terdengar sangat tajam sekali, Nisa keluar dari Café sambil menangis, perasaannya sangat hancur mendengar Bastian akan menikah. Bastian merasa urusannya dengan Nisa sudah selesai, dengan hati yang sudah sangat yakin, akhirnya Bastian mengajak Ririn untuk melangkah ke dalam perjalanan hidup rumah tangga. “Ririn Putri Handika, maukah kamu menikah denganku?” tanya Bastian yang sudah yakin setelah menyelesaikan hubungannya dengan Nisa, akhirnya melamar Ririn di hadapan kedua orang tuanya. “Aku mau.” Jawab Ririn sangat bahagia sekali, Bastian bisa memenangkan hati wanita impiannya. Bastian juga sangat menyayangi kedua orang tua Ririn, itulah yang membuat Ririn begitu mencintai Bastian. Pernikahan Ririn dan Bastian dilangsungkan di sebuah hotel ternama, banyak undangan yang datang untuk menghadiri dan memberikan doa atas pernikahan mereka berdua. Bastian yang bersusah payah untuk mendapatkan Ririn, sekarang dia tampak sangat bahagia memiliki Ririn dalam hidupnya. Bastian melakukan kewajibannya sebagai suami dengan istrinya Ririn. Bastian merasa tidak ada yang spesial dari malam yang sudah menetapkan jika Ririn adalah istrinya. Setiap kali Bastian melakukan kewajibannya sebagai suami, pria itu merasa hambar, sehingga dia tampak kesal dan kecewa. Bastian menutupi hal itu dari Ririn sampai sekarang, hal ini juga yang membuat Bastian jarang berdekatan dengan Ririn. Flashback off 3 bulan yang lalu Pada suatu malam, tepatnya di mana Ririn sedang berulang tahun, Bastian memilih menghilangkan rasa kesalnya di sebuah klub malam. Bastian minum dengan sangat banyak hingga akhirnya dia mabuk berat. Bastian menghubungi Nisa meminta untuk bertemu di depan klub malam. “Aku mohon sayang.” Pinta Bastian, dia sudah kehilangan akal sehatnya, karena selalu kecewa jika dekat dengan Ririn. Awalnya Nisa sangat menolak ingin bertemu dengan Bastian, karena dia masih sangat sakit hati dengan perlakuan Bastian, meninggalkannya begitu saja dan menikah dengan Ririn. “Nisa, aku membutuhkan kamu sayang.” Ucap Bastian, dengan mencoba untuk merayu mantan kekasihnya ini, agar mau bertemu dengannya. Nisa yang masih sangat mencintai Bastian, terbuai dengan perkataan sayang dari mulut Bastian. “Ini kesempatanku untuk menghancurkan rumah tanggamu, aku akan mendapatkan kamu lagi.” Nisa bergumam dalam hatinya, dengan senang hati berangkat ke klub malam yang dikatakan Bastian, sepertinya dia sudah tahu bahwa Bastian sedang mabuk berat. Sesampainya di klub malam, Nisa menghubungi Bastian lagi, dia mengatakan bahwa sudah ada di depan klub malam. Bastian keluar di bantu pelayan klub karena sudah mabuk berat, Nisa mengambil kunci mobil dari dalam kantong jas milik Bastian. “Mas saya ambil mobil dulu ya.” Ucap Nisa berjalan ke tempat parkir mobil, dia yang sudah tahu mobil Bastian langsung masuk ke dalam dan mengendarainya sampai ke depan klub malam Nisa turun dari mobil, dia membawa Bastian masuk ke dalam mobil, penjaga klub malam mendapatkan uang dari Nisa, sebagai ucapan terima kasih yang telah membantu membawa Bastian keluar dari klub malam. “Kamu kenapa mabuk begini sayang, kamu tidak bahagia dengan pernikahan kamu ya.” Ucapan Nisa terdengar seperti sumpahnya sedang terjadi, dia sangat bahagia Bastian ada bersamanya dalam keadaan mabuk. “Sayang, kenapa kamu tidak bisa membuat aku bahagia jika kita berdua?” Bastian mengelus pipi Nisa, dia mengira wanita yang ada di sampingnya itu adalah Ririn istrinya, Nisa tampak terkejut dan kesal sekali, Bastian sama sekali tidak mengira bahwa Nisa yang ada di sampingnya. Bastian sudah tidak bisa membedakan yang mana Nisa dan yang mana Ririn, dia memeluk Nisa seperti Ririn, dengan sangat erat seakan tidak mau berpisah. Nisa benar-benar akan memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, kapan lagi dia bisa mendapatkan Bastian, karena pria ini selalu menghindari dirinya jika tidak sengaja bertemu. “Malam ini, suami kamu milik aku Ririn, kamu harus merasakan bagaimana rasanya di khianati pria yang sangat kamu cintai.” Ucap Nisa sambil mengendarai mobil Bastian dengan cepat, agar segera sampai di rumahnya. Nisa membawa Bastian masuk ke dalam rumahnya, membantu Bastian yang terus memanggil nama istrinya, karena Nisa ingin memiliki Bastian, dia sama sekali tidak peduli jika nama yang di sebut Bastian adalah Ririn. Bastian yang sudah dikuasai oleh minuman keras yang tadi di minumnya, sudah kehilangan akal sehatnya. Nisa yang memang menginginkannya tidak melarang Bastian. “mas, apa kamu tidak akan bersalah kepada Ririn?” tanya Nisa menahan wajah Bastian dengan kedua tangannya, dengan senyuman yang jahat. “Aku mencintai kamu Ririn, tapi kamu memiliki kekurangan yang bisa membuat kecewa suami kamu.” Ucap Bastian kepada Nisa, angin segar semakin terasa, senyum indah sudah memenuhi wajahnya. “Bodoh sekali aku mas, jika aku melepaskan buktinya nanti.” Ucap Nisa yang sudah melakukan dosa besar dengan Bastian. “Aku tidak akan melepaskan kamu Bastian Prayoga.” Nisa tidak kecewa sudah melakukannya bersama Bastian, dia sangat senang dengan perbuatannya. “Semoga aku hamil anak kamu mas.” Nisa menguasai pikiran Bastian, saat dia dalam keadaan tidak sadar karena mabuk. “Aku rela jadi istri kedua kamu mas.” Ucap Nisa dengan bibir tersenyum, Nisa akhirnya memiliki cara agar bisa mendapatkan Bastian, dengan rekaman video yang ada di tangannya. Sementara di rumahnya Ririn sedang menangis menunggu Bastian untuk pulang, hari ulang tahun yang sangat menyedihkan bagi Ririn. “Sayang, kamu di mana? Kenapa nomor Hp kamu tidak bisa di hubungi?” ucap Ririn seraya menunggu suaminya di depan teras rumah, dia melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Ririn masuk ke dalam rumahnya, setelah dia yakin suaminya pasti sedang di rumah orang tuanya saat ini. Cinta suci yang selalu dijaga Ririn telah hancur di tangan suaminya sendiri Bastian Prayoga, yang terjadi di malam ini adalah luka hati yang tidak akan bisa di lupakan oleh Ririn jika dia tahu semua kebenarannya. Bastian yang bodohnya melampiaskan amarahnya kepada minuman keras, hingga ini adalah awal dari kemarahan Ririn yang tidak pernah dia lihat sama sekali. Di Rumah Nisa Bastian masih tertidur dengan pulasnya, kelelahan dengan perbuatan memalukannya bersama Nisa. Rasa bahagia untuk pertama kalinya yang dia dapatkan dari Nisa, sungguh hal yang sangat di dambakannya selama ini, hal yang tidak dia dapat dari Ririn. “Kamu masih tidur mas.” Nisa semakin mengeratkan pelukannya pada Bastian, dia tidak mau melepaskan lelaki yang sudah membuatnya cinta mati. “Kamu pasti akan menjadi milikku seutuhnya mas.” Nisa tersenyum puas sekarang, sudah berhasil masuk dalam kehidupan rumah tangga Bastian dan Ririn, sangat berhasil mulai bisa mengangsur angsur menghancurkannya. Bastian mulai terjaga dari tidurnya, dia membuka perlahan matanya, kepala yang terasa sedikit pusing membuatnya tidak bisa melihat jelas wanita yang ada di hadapannya sekarang. “Sudah bangun mas.” Nisa menyapa Bastian dengan penuh senyuman manis. Suara yang berbeda dari biasa yang di dengarnya, ya itu bukan suara dari Ririn tapi suara dari mantan kekasihnya Nisa. “Kenapa aku berada di sini? Apa yang telah terjadi?” Bastian mendorong Nisa, agar pelukannya terlepas, setelah pelukan Nisa lepas Bastian langsung berdiri, dia melihat pakaiannya sudah berserakan di lantai. “Aku tidak mungkin melakukannya, pasti kamu menjebak aku Nisa” Bastian memakai semua pakaiannya, dia ingin segera pergi dari rumah Nisa. “Keterlaluan kamu mas, semalaman kamu memaksa tapi kenapa kamu bisa lupa” Nisa menangis di hadapan Bastian, agar pria itu mau bertanggung jawab dengan perbuatannya. Bastian mencari HP-nya, dia membuang selimut yang ada di atas tempat tidur, matanya terbelalak melihat tanda merah yang ada. “Harusnya kamu antarkan aku ke rumah tempat di mana aku tinggal Nisa, bukan ke rumah ini.” Bastian mencengkeram erat bahu Nisa, kemudian menghempaskan tubuh Nisa dengan sangat kasar. “Kamu yang hubungi aku semalam, untuk menemui kamu di club malam, kondisi kamu sudah mabuk berat mas, kamu sangat lembut kepadaku sejak di dalam mobil mas, kamu mengatakan cinta kepadaku.” Ucap Nisa sambil meneriaki Bastian, dia sangat-sangat kecewa pria itu tidak mengingat semuanya. “Aku pergi dari rumah ini, satu hal Nisa yang harus kamu ingat, anggap semua ini tidak pernah terjadi, kamu tidak akan mendapatkan apa pun!” ucap Bastian, dengan peringatan keras yang diberikan pada Nisa. “Pergilah sejauh-jauhnya mas dariku, tapi ingat saja mas, Ririn akan menanggung semuanya, jika aku tidak bisa memiliki kamu, aku bisa menghancurkan perasaan wanita yang sangat lembut itu.” Ucap Nisa membalas peringatan dari Bastian. “Jangan sebut nama Ririn, wanita yang sangat aku cintai dengan mulut kamu.” Tegas Bastian, dia segera keluar dari rumah Nisa dengan kunci mobil yang ada di tangannya. “Kamu tidak akan aku lepaskan semudah ini Bastian, lihat saja!” ucapan Nisa memang akan terjadi, dia sudah menyimpan video yang tidak pantas di rekam itu di dalam HP-nya. Bastian keluar dari rumah Nisa, dia membuka lebar pagar rumah Nisa, supaya mobilnya bisa keluar. Bastian tidak bisa berpikir jernih, otaknya sangat kacau, dia masih berharap semuanya ini hanya mimpi buruk. “Ririn, maafkan aku sayang, maaf.” Ucap Bastian dengan air mata yang membasahi pipinya, menyakiti hati istrinya bukan ini yang pertama kalinya, Bastian juga acap kali menolak mentah-mentah jika Ririn ingin bermanja-manja kepadanya, karena jika dia melakukannya, pasti pria itu akan kecewa lagi karena tidak akan mendapati hal yang di inginkan nya. Bastian ingin segera sampai di rumah, berlutut minta maaf di kaki Ririn, menceritakan semua yang terjadi antara dia dengan Nisa. “Jika dia meminta cerai padaku, apakah aku bisa memenuhinya? Aku tidak sanggup bercerai dari Ririn, tapi aku juga tidak bisa membohonginya.” Ucap Bastian yang terus berperang dengan hati nuraninya, hingga dia sampai di depan rumahnya. Wajah tersenyum menyambutnya di depan rumah Ririn hanya tertidur 2 jam saja menunggu suami pulang, saat dia terjaga tempat yang langsung dia tuju adalah halaman rumahnya, menantikan kepulangan Bastian. “Kenapa kamu tersenyum setulus itu sayang? Aku sudah mengkhianati pernikahan kita.” Ucap Bastian dengan tertunduk malu sekali, dia tidak sanggup untuk turun dari mobilnya. “Sayang, tunggu aku buka pagarnya dulu.” Ucap Ririn yang masih memakai baju tidur, dia berlari senang untuk menyambut kepulangan Bastian. “Sayang” Ririn berdiri di samping mobil, raut wajah yang tadi sangat merindukan Bastian, seketika berubah seakan ingin menangis, dia melihat jelas bekas kemerahan di semua leher Bastian. “Kamu kenapa belum mandi?” Bastian mencoba untuk bersikap biasa saja, dia belum sanggup untuk Jujur kepada Ririn. “Masuk dulu sayang.” Ririn menjauh dari mobil, agar mobil Bastian bisa leluasa untuk masuk ke dalam. “Apa yang terjadi tadi malam sayang? Kamu tidak mengucapkan ulang tahun kepada aku, tapi aku mendapatkan kado yang sangat menyakitkan darimu?” Ririn menahan air matanya, dia tidak mau tampak menyedihkan di mata Bastian. “Kamu langsung masuk saja sayang, aku mau bersihkan rumput liar ini dulu.” Ucap Ririn, dia tidak sanggup untuk bertanya apa yang dilakukan suaminya itu semalaman. “Aku mandi dulu sayang, kamu jangan lama-lama di luar, nanti kepala kamu pusing, mataharinya panas sekali.” Ucap Bastian, dia sudah memutuskan tidak akan menceritakan semuanya pada Ririn, melihat senyuman yang indah tadi, membuatnya tidak sanggup melihat kesedihan Ririn nantinya. “Iya sayang.” Jawab Ririn dengan senyuman yang di paksakan, mencoba setegar mungkin. Ririn menjauh dari rumahnya, dia memilih duduk di taman yang ada di dekat rumahnya, dia duduk di sebuah ayunan yang kosong, air mata yang tadi di tahannya menetes. “Apa yang kamu lakukan sayang? Kenapa kamu melakukan hal ini kepada aku? Aku benci kamu Bastian!” Ririn berteriak sekeras mungkin, beruntungnya taman kosong, dan tidak akan ada yang mendengar suaranya. “Pergilah, pergi dari hidupku!” teriak Ririn menangis, dia sudah tahu alasan Bastian selalu menolak berdekatan dengannya. Tadinya Bastian akan mandi, tapi saat akan masuk ke dalam kamarnya, Eka menegur Bastian karena terkejut melihat leher tuan rumahnya. “Tuan, lehernya kenapa? Ada yang memukul lehernya ya, lebam semuanya tuan.” Ucap Eka yang berpikir Bastian di pukuli oleh orang. “Leher saya.” Ucap Bastian, dia masuk ke dalam kamarnya untuk bercermin, betapa terkejutnya Bastian melihat bekas ulah Nisa di semua lehernya. “Ririn, maafkan aku.” Ucap Bastian sambil berlari keluar dari kamarnya, dia akan menceritakan semuanya pada Ririn, dia akan menanggung semua kemarahan Ririn. Melihat Ririn tidak ada di halaman rumah, Bastian keluar pagar dia melihat Ririn berjalan cepat ke arah taman. Bastian berjalan ke taman menyusul Ririn, saat dia ingin mendekati istrinya sudah terdengar teriakan Ririn sambil menangis. Bastian tidak bisa mendekati Ririn lagi, kata benci sudah keluar dari mulut Ririn. “Sayang, dengarkan aku dulu.” Ucap Bastian sambil mendekati Ririn yang menangis terisak-isak. “Aku mau sendiri Bastian!” tegas Ririn, membuat suaminya itu terdiam, nama yang tidak pernah terucap selama mereka menikah. “Aku mohon sayang.” Ucap Bastian, dia mendekati Ririn, mencoba untuk mengatakan semuanya. “Kamu yang pergi, atau aku yang pergi dari sini!” ucap Ririn dengan mata yang mau membunuh Bastian. “Kita bicara di rumah sayang.” Ucap Bastian sambil mengulurkan tangannya untuk membawa Ririn berdiri. Ririn meninggalkan Bastian begitu saja, dia tidak akan mendengarkan alasan Bastian, semua sudah jelas bahwa Bastian bersama wanita lain semalam, hingga dia tidak pulang ke rumah di hari ulang tahunnya. “Aku tidak mungkin mengatakan jika Nisa adalah Wanita yang dulu pernah aku cintai, aku malah melakukan hal yang tidak pantas kepadanya.” Bastian tidak bisa mengatakan kebenarannya pada Ririn. Dia tidak bisa hidup tanpa Ririn. Ririn mengemas beberapa bajunya, dia sangat-sangat tidak bisa menahan dirinya, jika Bastian selalu ada di hadapannya. Ririn tidak mau mendengarkan apa yang dilakukan Bastian malam tadi bersama wanita malam, menghabiskan waktu dengan penuh bahagia. “Eka, ambil beberapa baju kamu, ikut saya!” ucap Ririn pada Eka setelah keluar dari kama kamarnya. Eka yang sedang membersihkan rumah tampak bingung. “Iya nyonya.” Ucap Eka, tidak mau banyak bertanya pada Ririn, dia segera mengambil bajunya ke dalam kamar tempat dia tidur. Eka sudah siap dengan beberapa helai baju, serta perlengkapannya yang lain. Ririn membawa koper kecil, dia mengambil mobilnya di garasi, Eka sudah membuka pagar untuk Ririn, sepertinya ada hal yang sangat-sangat menyakitkan yang dilakukan Bastian pada Ririn, hingga Ririn membawa bajunya dalam keadaan belum mandi. “Masuk Eka.” Ucap Ririn pada Eka, dia tidak mau jika Bastian datang pasti dia akan melarangnya. Eka segera masuk ke dalam mobil, mereka pergi dari arah yang berbeda agar tidak bertemu dengan Bastian. Ririn tidak bisa mengatakan apa-apa, dia diam saja sambil mengendarai mobil, menuju rumah Linda sahabat terbaiknya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook