34. Hampir Saja

2128 Words

Kalau bukan pria yang bertanggungjawab, Andra tidak akan repot-repot menyusul Jani agar perempuan itu mau mendengarkannya. Ini sudah sore kantor juga sudah agak sepi. Jadi, Andra memiliki kesempatan lebih untuk berlari menghadang langkah Jani yang terlalu cepat untuk seukuran tinggi semampai sepertinya. “Jan, Jani, jangan gini, dong!” Andra menatap Jani memohon begitu berhasil menghadang langkah perempuan ini. “Kamu keterlaluan. Kamu tahu itu?” Jani balas menatap lelaki di depannya ini tidak suka. Tidak ada pembelaan untuk lelaki yang menyakiti perempuan. Jani tidak bisa menerimanya meski bukan dirinya yang disakiti paling banyak sekalipun. Andra membuang wajahnya sejenak kemudian melihat ke arah Jani sekali lagi. “Terus, aku harus gimana denger kamu dihina kayak tadi?” Jani bungkam. “

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD