Part 17

1121 Words
Waktu sudah menunjukkan jam empat sore. Greysie dan Sean bersiap-siap untuk kembali ke Manhattan. Sebenarnya Sean sedikit berat meninggalkan rumahnya. Karena keluarga besarnya masih belum pulang ke Indonesia. Waktu yang langkah untuk bisa berkumpul seperti sekarang ini. Sean menatap istrinya yang masih belum selesai membereskan barangnya. “Terima kasih Tuhan, kau mengabulkan doaku untuk mendapatkannya. Aku benar-benar sangat mencintai dan menyayanginya,” ucap Sean dalam hati. “Jangan melihatku seperti itu, dasar otak m***m,” ucap Greysie dengan asal. “m***m ke istri sendiri itu tidak masalah. Yang bahaya itu kalau m***m sama istri orang, baru tidak boleh,” ucap Sean sambil mengacak-acak rambut Greysie. Greysie yang mendengar perkataan Sean langsung mengerucutkan bibir. Tidak pernah terpikirkan di kepala Greysie bisa menikah dengan anak atasannya sendiri. Pria tampan yang sangat baik hati. Sean mengerutkan dahi melihat Greysie tiba-tiba melamunkan sesuatu. “Apa yang sedang kamu lamunkan?” tanya Sean pada Greysie. Greysie menjawabnya dengan sebuah senyuman yang sangat manis. Greysie tidak ingin sampai Sean tahu apa yang ada dalam pikirannya saat ini. “Apa ada yang kamu pikirkan?” tanya Sean dengan cemas. Sean tidak ingin sampai Greysie sakit atau ada beban dalam dirinya. “Tidak ada. Aku cuma memikirkan pernikahan kita yang sangat cepat. Sampai-sampai cuma keluargamu saja yang tahu kalau kita berdua sudah menikah,” ucap Greysie mengutarakan perasaannya. “Andai mama dan papa masih hidup. Mungkin mereka ikut merasakan kebahagiaanku saat ini,” batin Greysie. “Jangan terlalu banyak berpikir. Aku tahu apa yang sedang kamu pikirkan. Cukup kamu mengetahui kalau aku sangat mencintaimu. Kedua orang tuaku saat ini adalah orang tuamu juga. Jangan sampai kau merasa sendirian. Karena semua itu salah,” ucap Sean dengan lembut. “Terima kasih banyak buat semuanya. Aku sangat bersyukur pada Tuhan. Karena Tuhan mendatangkanmu dalam hidupku,” ucap Greysie dengan jujur. Dulu mungkin Greysie merasa sendirian dalam hidupnya. Tapi setelah dia bertemu dengan suaminya, Greysie mulai merasa kalau dia tidak sendiri lagi. “Jangan berterima kasih lagi. Sekarang kalau sudah siap-siapnya, kita turun menemui papa dan mama,” ucap Sean pada Greysie. Greysie menganggukkan kepalanya dan mengikuti langkah kaki Sean keluar dari kamarnya. ***** “Gabriel, ikut ibu keruang kerja ibu,” ucap Naraya kepada Gabriel. Naraya berjalan ke arah ruang kerjanya diikuti oleh Gabriel di belakangnya. Naraya duduk di sofa ruang kerjanya dan menatap Gabriel dengan tatapan cemas. “Sepertinya ada yang ibu khawatirkan?” tanya Gabriel pada Naraya. “Ibu sangat mengkhawatirkan keselamatan Greysie. Karena pasti di Manhattan, Greysie akan di kenalkan Sean ke relasi bisnisnya. Ibu takut sampai Sean teledor dalam menjaga Greysie,” ucap Naraya. Gabriel yang mendengarnya tersenyum simpul. “Tenang saja, Bu. Sean pasti bisa menjaga Greysie dengan baik,” ucap Gabriel menenangkan Naraya. Buat Gabriel, Naraya sudah seperti ibunya sendiri.karena kelembutan hati Naraya, Gabriel merasa nyaman saat berada di dekat Naraya. “Andai saja ibu tahu bagaimana Sean sebenarnya. Dari pada aku, Sean lebih kejam kalau dengan musuh-musuhnya. Mungkin di luaran memang aku yang terlihat kejam. Tapi kenyataannya, Sean seperti perisai untuk keluarga besar kita,” batin Gabriel. “Untuk sementara waktu, tinggallah disini dulu. Ibu sangat merindukanmu,” ucap Naraya pada Gabriel. “Apa tidak ada tawaran lain, Bu,” ucap Gabriel. “Tidak ada, Gabriel. Ibu ingin kamu berhenti bermain dengan para gadis di luaran sana. Mulailah membuka diri. Lupakan kekasihmu yang sudah tiada itu. Hidupmu masih panjang, Gabriel. Ibu tidak ingin kamu merusak kehidupanmu sendiri karena kehilangan wanita yang kamu cintai,” tutur Naraya. Gabriel tertunduk mendengar nasehat yang di berikan Naraya padanya. Gabriel tidak menampik. Memang selama ini dia bermain-main perempuan hanya untuk melampiaskan sakit hatinya karena di tinggal sang kekasih untuk selama-lamanya. “Sudah cukup, Gabriel. Ibu tidak ingin mendengar dari anak buah ibu yang selama ini mengawasimu kalau kamu gontai ganti wanita. Ibu ingin melihatmu bahagia, Gabriel. Semoga Tuhan segera mempertemukanmu dengan seorang anita yang mampu menjadi obat untuk sakit hatimu. Apa ibu boleh mengatakan sesuatu yang penting kepadamu, Gabriel?” ucap Naraya. “Boleh, Bu. Tanpa ibu meminta izin pada Gabriel. Kapan Gabriel tidak memperbolehkan ibu berbicara pada Gabriel,” ucap Gabriel. Naraya berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju meja kerjanya. Naraya mengeluarkan sebuah amplop coklat dari laci meja kerjanya. Naraya berjalan kembali duduk di samping Gabriel yang terlihat heran dan penasaran. “Apa itu, Bu?” tanya Gabriel ingin tahu. Naraya memberikan amplop coklat yang dia pegang. Gabriel menerima dan membuka amplopnya. Gabriel langsung terkejut saat melihat foto sang kekasih yang berhubungan badan dengan tiga laki-laki sekaligus dalam sebuah hotel. Tangan Gabriel bergetar melihat foto-foto sang kekasih. “Apa maksud dari semua ini, Bu. Jelaskan semua yang ibu ketahui selama ini,” ucap Gabriel. “Ibu sebenarnya sudah tahu siapa kekasihmu itu, Gabriel. Dia adalah salah satu wanita panggilan yang tarifnya sangat mahal. Dia bekerjasama dengan salah satu club ternama yang ada di Italia. Salah satu teman ibu mempunyai saham di club itu. Tanpa sengaja saat kami mengadakan acara di sana, ibu melihat kekasihmu sedang bersama ketiga pria yang ada di foto itu. Awal mula ibu sendiri juga tidak percaya akan yang ibu lihat saat itu. Setelah teman ibu memberitahu semuanya dan ibu mencari tahu sendiri, ibu baru percaya akan apa yang ibu lihat saat itu. Ibu menyuruh ayahmu membobol keamanan hotel yang di pakai kekasihmu melayani ketiga pria itu. Dengan CCTV hotel, ibu mendapatkan foto-foto ini,” jelas Naraya pada Gabriel. Hati Gabriel benar-benar hancur mendengar kenyataan tentang sang kekasih. Dia tidak menyangka kalau kekasihnya adalah seorang wanita panggilan selama ini. “Ibu ingin setelah kamu mengetahui semua ini kamu bisa membuka hatimu untuk wanita lain. Ibu sangat berharap tahun ini kamu menyusul Sean menikah,” ucap Naraya sambil tersenyum hangat. “Gabriel jadi takut untuk berhubungan lagi dengan wanita, Bu,” ucap Gabriel dengan lesu. “Ketua mafia yang di takuti ternyata takut untuk berkomitmen dengan seorang wanita. Sangat memalukan Gabriel. Kalau mamamu tahu pasti saat ini kamu akan di bunuh mamamu dengan tangannya sendiri,” ucap Naraya sambil tersenyum ke arah Gabriel. Gabriel menutu kepalanya dengan kedua tangannya. “Bagaimana mungkin aku berkomitmen. Setelah mengetahui semua ini saja aku sudah tidak percaya lagi dengan yang namanya cinta. Anita yang benar-benar aku cintai dengan sepenuh hati ternyata tega mengkhianatiku. Menghancurkan kepercayaanku padanya,” batin Gabriel. “Ibu sangat menyayangimu, Gabriel. Ibu cuma ingin melihat anak-anak ibu hidup dengan bahagia dengan wanita yang di cintainya,” ucap Naraya. “Ibu yakin kalau akan ada wanita yang tulus mencintai Gabriel?” tanya Gabriel memastikan. “Ibu yakin. Karena setiap orang itu berhak untuk merasakan cinta dan kasih sayang yang tulus. Termasuk kamu. Cuman yang membedakan adalah waktu datangnya kebahagiaan itu tiba. Mulai sekarang mulailah membuka diri untuk cinta yang datang di hatimu. Biarkanlah tangan Tuhan membantumu untuk menemukanmu dengan cinta sejatimu,” ucap Naraya. Hati Gabriel menghangat mendengar apa yang barusan di katakan Naraya kepadanya. “Terima kasih, Bu,” ucap Gabriel. Naraya mencium puncak kepala Gabriel penuh rasa sayang. Meskipun kedua putranya sudah dewasa, Naraya tetap menganggap mereka putra kecil untuknya. Kasih sayang yang di berikannya dari dulu tidak berkurang sama sekali. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD