Part 13

1029 Words
Cinta yang tulus datang tanpa disangka, jodoh adalah takdir Tuhan, Tuhan mendatangkan jodoh dengan rencana Tuhan sendiri. Seperti Sean dan Greysie saat ini, disatukan dengan ikatan pernikahan yang sakral. “Bisa dimulai acara ijab qobulnya,” tanya sang penghulu. “Bisa,” ucap Sean dengan tegas. “Baik, akan saya mulai. Saya nikahkan dan kawinkan saudari Greysie Natalie Stenard Binti Almarhum Bapak Aldrik Rafael Stenard dengan mas kawin seperangkat alat sholat dengan satu set Berlian 20 karat dibayar tunai,” ucap sang penghulu. “Saya terima nikah dan kawinnya Greysie Natalie Stenard Binti Almarhum Bapak Aldrik Rafael Stenard dengan mas kawin seperangkat alat sholat dengan satu set Berlian 20 karat dibayar tunai,” ucap Sean dengan satu kali tarikan napas. Terdengar jelas bagaimana lantangnya Sean membacakan ijab qobul di depan penghulu dan wali hakim. Dengan dihadiri semua keluarga besarnya. Semua saksi dan keluarga yang hadir mengucapkan kata sah secara bersamaan. “Sah para saksi,” tanya sang penggulu. “Sah...sah...sah...” ucap para saksi dan para keluarga yang hadir secara bersamaan. Sean mengucap Syukur pada Tuhan, karena di beri kelancaran saat melakukan ijab qobul. Rasa syukur yang tidak pernah putus-putus di ucapkan Sean. Jantung Sean berdetak dengan cepat saat Greysie berjalan menghampiri Sean sambil menundukkan kepala, diapit oleh Ibu Ratu dan Naraya. Sean menghampiri Greysie, berdiri berhadapan sambil memandang. Sean memegang kepala Greysie dengan kedua tanggannya dan mengecup dahi Greysie penuh rasa cinta. Mereka berdua berhadapan dan saling menatap satu sama lain. “Hey, Nyonya Sean. Selamat datang di keluarga Wijaya dan keluarga besar Lessham. Dan tak lupa aku ucapkan, selamat datang di kehidupan suamimu yang paling tampan ini,” ucap Sean sambil menyunggingkan senyum. Greysie yang mendengarnya tersipu malu. Semua keluarga ikut tertawa melihat kedua pasangan yang terlihat sangat menggemaskan yang ada dihadapan mereka saat ini. “Kau ini apa-apaan, aku malu dilihat keluargamu seperti ini,” ucap Greysie dengan ketus. Sean yang mendengar perkataan Greysie tidak bisa menahan tawanya. “Hahaha...kau ini sungguh lucu sekali, kenapa harus malu dilihat keluargaku. Kau adalah istriku saat ini, aku malahan ingin memperkenalkanmu pada dunia kalau kau adalah istri dari Sean Aziel Lessham Wijaya,” ucap Sean penuh rasa bangga. “Kau terlalu berlebihan, seperti kau ini menikah dengan Tuan putri saja, mau memperkenalkanku pada dunia,” ucap Greysie dengan ketus. Naraya yang mendengar perkataan menantunya tidak bisa menahan tawanya. “Memang aku menikah dengan Tuan putri yang sudah mencuri hatiku,” goda Sean pada Greysie. “Tuan putri yang datang dari dapur,” ucap Greysie menahan tawa. “Tersenyumlah, karena senyummu begitu cantik. Aku menyukaimu saat kau tersenyum seperti saat ini,” ucap Sean dengan lembut. Sean memegang tangan Greysie, mengajaknya bertemu dengan keluarga besarnya. “Boy, Istrimu begitu cantik,” ucap Gabriel pada Sean. “Jangan macam-macam, bisa-bisa kau ku bunuh dengan tanganku sendiri, kalau kau berani menggoda istriku,” ucap Sean dengan santai. “Wow...si Singa akhirnya bangun juga, aku merindukan Seanku yang seperti ini,” ucap Gabriel tersenyum lebar. Seluruh keluarga cuma geleng-geleng kepala mendengar perdebatan kedua saudara itu. Gabriel sangat menyayangi Sean. Sean pun juga sama seperti itu. Buat Sean, Gabriel adalah kakak laki-lakinya, yang berani mempertaruhkan nyawanya untuk melindunginya. Tidak ada yang berani menyentuh Sean, karena selalu ada Gabriel yang ada di belakang Sean. Sean pun juga seperti itu, karena kejeniusan yang ia miliki, Sean satu-satunya orang yang di percaya Gabriel untuk menyelesaikan misinya yang berhubungan dengan kecanggihan teknolongi. Dalam hal teknologi, tidak ada yang bisa mengalahkan Sean. “Dengan siapa kau datang kemari?” tanya Sean. “Mama sama Papa,” jawab Gabriel dengan singkat. “Apa kau tidak ingin menikah sepertiku saat ini?”tanya Sean pada Gabriel. Gabriel menghela napas kasar mendengar apa yang dikatakan oleh Sean. “Kau tahu sendiri bagaimana traumaku, aku masih mencintai calon tunanganku itu. Meskipun dia sudah tenang bersama Tuhan. Dia adalah satu-satunya wanita yang bisa merubahku menjadi pria yang mempunyai hati nurani. Setelah dia meninggal, hidupku terasa hampa. Aku tak lagi bersemangat untuk menjalin hubungan dengan perempuan lain,” ucap Gabriel datar. Sean yang mendengar apa yang dikatakan Gabriel, ia cuma bisa berdoa yang terbaik untuk saudaranya yang satu itu. Sean tahu bagaimana Gabriel berusaha untuk melanjutkan hidupnya setelah ditinggal satu-satunya wanita yang sangat ia cintai dengan sepenuh hati. Sean adalah satu-satunya tempat keluh kesah Gabriel. Sean adalah satu-satunya saudara yang dimiliki Gabriel, yang selalu ada buat Gabriel. Jika Gabriel sedang membutuhkan Sean, dimanpun tempatnya, Sean pasti akan datang untuk menemuhi Gabriel. “Coba buka hatimu, jangan seperti ini terus-terusan. Hidupmu masih panjang. Aku sangat sedih saat mendengar kelakuanmu akhir-akhir ini yang semakin menjadi bermain perempuan. Apa akan terus seperti ini hidupmu,” ucap Sean pada Gabriel. Gabriel menatap kedepan dengan tatapan kosong. Ia masih belum bisa menerima kematian wanita yang sangat ia cintai dengan sepenuh hati. “Entahlah, aku masih belum bisa ikhlas atas kepergian Stevani. Wanita yang mampu membuat hatiku bergetar saat menatap wajah cantiknya. Senyumnya yang sangat meneduhkan, membuat hatiku nyaman berada di sampingnya. Dari kesekian wanita yang sudah aku kencani, aku masih belum bertemu dengan wanita yang seperti Stevani,” ucap Gabriel dengan datar. “Suatu saat wanita itu akan datang dalam hidupmu, seperti pijar yang menerangi malam. Dia akan menerimamu apa adanya, dan dengan mencintaimu dengan tulus,” ucap Sean memberikan semangat untuk Gabriel. “Kau ini lama kelamaan seperti orang tua saja,” ucap Gabriel sambil tertawa. “Karena aku peduli denganmu. Mangkanya aku mau menasehatimu. Kalau kau bukan sudaraku, malas saja aku menasehati orang yang keras kepala sepertimu. Buang-buang waktuku saja,” ucap Sean dengan santai. “Kau memang adikku yang bisa diandalkan,” ucap Gabriel tersenyum bahagia. “Kau ingin hadiah apa dariku,” ucap Gabriel pada Sean. Sean yang mendengarnya menyunggingkan senyum. “Apa kau akan mengabulkan apa yang akan aku minta darimu,” ucap Sean meyakinkan perkataan Gabriel. “Aku akan mengabulkan apapun yang kau inginkan dariku,” ucap Gabriel pada Sean. “Aku ingin salah satu pulamu yang ada di Hawaii, pulau yang indah yang minggu kemarin kau beli,” ucap Sean sambil tersenyum smrik. “Bagaimana kau tahu aku membeli pulau kecil yang ada di Hawaii?” tanya Gabriel pada Sean. Karena ia tak habis pikir kalau saudaranya yang satu ini bisa melacak apa yang sedang ia lakukan. “Hahaha...kau kan tahu, aku senang menjadi penguntitmu yang tak terlihat. Bagaimana, apa kau akan memberikan pulau itu untukku?” tanya Sean. “Baiklah, pulau itu untukmu sekarang. Dasar saudara gila,” ucap Gabriel dengan santai berjalan pergi meninggalkan Sean. Sean tersenyum puas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD