Part 23

1350 Words
Sebuah hubungan tidak bisa dikatakan baik-baik saja kalau tidak adanya kejujuran dalam sebuah hubungan. Seperti halnya hubungan Sean dan Greysie yang sudah berada di ujung tanduk tanpa adanya alasan yang pasti. Naraya memegangi Kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. Dia memikirkan tentang rumah tangga sang putra yang sekarang berada di ujung tanduk. Dia tidak pernah membayangkan bahwa putranya akan mengalami hal yang seperti ini. Naraya merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang yang ada di ruang tv sang putra. Pikirannya berkelana dan menerka-nerka akan jawaban pertanyaan yang ada di pikirannya saat ini. Naraya benar-benar bingung dengan keputusan yang diambil oleh Greysie. Saat dia menelepon sang putra, dia merasa kalau sang putra tidak mengetahui apa-apa. Naraya memang sedikit tahu akan kegundahan yang sedang dirasakan sang putra. Tapi dia tidak menyangka bahwasanya akan berujung seperti ini. Naraya menunggu informasi yang diberikan Orlando kepadanya. Dia begitu penasaran akan alasan Greysie bercerai dengan Sean. Sangat tidak mungkin kalau alasan perceraiannya karena orang ketiga. Karena Sean dan Greysie saling mencintai. Naraya menatap langit-langit membayangkan betapa kagetnya putranya nanti saat mengetahui gugatan cerai dari istrinya. "Bagaimana kalau Sean sampai tahu? Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan putraku," ucap Naraya. Naraya sangat menyayangkan keputusan Greysie. Naraya benar-benar sangat menyayangkan rumah tangga sang putra harus berakhir seperti ini. Membayangkan wajah kecewa Sean, hati Naraya terasa sakit. Sebagai seorang ibu yang sangat mencintai putranya, kebahagiaan sang putra adalah segalanya untuk dirinya. Dulu begitu sulit untuk mendapatkan wanita yang sangat dia cintai. Sekarang setelah dia mendapatkannya, dia harus merelakan untuk melepaskannya. Naraya berharap semoga putranya tetap kuat dalam menghadapi situasinya untuk saat ini. Buat Naraya ini adalah hal yang sulit. Tidak seperti membalikan tangan. ???? “Sampai kapanpun aku tidak akan pernah melupakan malam itu. Malam yang sudah membuatku hancur. Apa yang selama ini aku jaga. Direbut dengan paksa oleh orang yang tidak aku kenal sama sekali. Aku berharap semoga aku tidak akan pernah bertemu lagi dengannya. Setelah mengetahui siapa dia, aku benar-benar harus berhati-hati untuk saat ini dan seterusnya. Aku tidak ingin berurusan lagi dengan orang itu. "Sean Aziel Lessham Wijaya, King shadow yang ditakuti para hacker dalam bidang teknologi. Mungkin untuk saat ini aku harus menggunakan otakku untuk menghilangkan jejak darinya. Aku tidak menyangka kalau dia akan mencariku. Apa sebenarnya yang dia mau dariku. Setelah menghancurkanku, sekarang mencariku. Mulai sekarang aku harus merubah semua penampilanku supaya tidak ada lagi yang mengenaliku. Termasuk kedua orang tuaku yang sibuk dengan urusannya sendiri tanpa memperdulikanku sama sekali. Mereka lebih peduli dengan bisnisnya dari pada dengan putrinya sendiri,” ucap Queen bermonolog sendiri di dalam kamar apartemennya. Queen sudah tidak peduli dengan siapa pun. Termasuk pria yang sudah dia benci mulai malam itu. Queen menatap foto kedua orang tuanya yang terlihat sangat harmonis. Tapi tidak dengan kenyataannya yang jauh dari kata harmonis. Tidak ada waktu sama sekali untuk mereka bersama. Mereka lebih asik dengan dunia mereka sendiri. Tanpa memperdulikan kebahagiaan anak mereka sendiri. Queen sampai lupa bagaimana rasanya hidup dengan penuh kebahagiaan bersama kedua orang tuanya. Queen lebih memilih keluar dari rumahnya dan hidup dengan caranya sendiri. Tanpa adanya orang-orang yang ikut campur dengan urusannya. Sampai dimana kesialan menimpanya karena pria gila yang dia temui saat di klub malam langganannya. “Dasar pria gila. Aku harap, aku tidak akan pernah lagi bertemu denganmu,” ucap Queen menahan geram kalau mengingat bagaimana dia tidak berdaya dalam kungkungan pria itu. Tiba-tiba ponsel Queen bergetar. Saat dia melihat siapa yang telah menghubunginya, dengan malas dia mengangkatnya. “Iya, Ma,” ucap Queen dengan malas. “Mama dan papa menunggumu untuk makan malam,” ucap mama Queen. Queen menghela nafas kasar mendengar perkataan sang mama. Dia sudah hafal kalau sang mama mengajaknya makan malam, pasti ada rekan bisnisnya sedang berkunjung ke rumah. “Siapa lagi yang akan ke rumah?” tanya Queen pada sang mama. “Sahabat papamu yang dari New York sedang main ke Spanyol. Jadi sekalian dia mampir ke rumah untuk berkunjung,” ucap sang mama dengan lembut. “Tidak penting, Ma. Aku malas untuk pulang. Mama bisa alasan kalau aku sekarang lagi sibuk dengan urusanku yang tidak bisa di tinggalkan sama sekali,” ucap Queen beralasan. “Mama tidak menerima alasan darimu. Mama berharap kamu nanti malam pulang ke rumah,” ucap sang mama seperti perintah untuk Queen. Tanpa berbicara, Queen mematikan ponselnya dan melemparnya sembarangan di atas nakas. “Selalu seperti itu. Apa mereka sama sekali tidak memikirkan perasaanku sama sekali, dasar para orang tua egois,” ucap Queen menahan geram kepada kedua orang tuanya. Queen mencoba memejamkan matanya. Dari tadi malam Queen belum tidur sama sekali karena membereskan bukti-bukti rekaman yang menampilkan wajahnya. Kejeniusannya dalam bidang teknologi sudah di miliki Queen dari kecil. Namun keahlian yang dimiliki Queen tidak ada yang tahu sama sekali. Termasuk kedua orang tuanya pun tidak ada yang tahu tentang keahlian yang dimiliki oleh Queen. ***** Setelah menempuh perjalanan yang menyita waktu, akhirnya Sean sampai juga di kediamannya. Sean langsung memasuki rumahnya dengan langkah lebar. Dia sudah penasaran akan apa yang sebenarnya ingin dibicarakan kedua orang tuanya dengan dirinya. Karena tidak seperti biasanya sang mama seperti itu dalam bicaranya. Sean langsung menuju ke ruang keluarga untuk mencari keberadaan sang mama yang sedang berada dalam rumahnya. “Mama, Sean datang,” teriak Sean. Sean juga sedikit heran karena tidak melihat keberadaan sang istri di rumah. Sean mendengar langkah kaki yang berasal dari dapurnya. Saat Sean menoleh ke ah dapur, Sean melihat sang mama yang berjalan ke arahnya dengan ekspresi yang sulit untuk di baca. “Dari mana saja, Boy?” tanya Naraya pada sang putra. Sean menghampiri sang mama. Mencium tangan sang mama. Naraya mencium puncak kepala sang putra dengan penuh rasa sayang. “Sean ada urusan bisnis di Spanyol, Ma. Sekalian mampir ke tempatnya Gabriel,” ucap Sean pada Naraya. “Bagaimana keadaan Gabriel? Apa dia baik-baik saja?” tanya Naraya pada Sean. “Dia baik-baik saja, Ma,” ucap Sean. Naraya mengajak sang putra untuk duduk di sampingnya. Dia ingin memperlihatkan surat cerai yang dia temukan saat berkunjung. “Mama ingin memberikan sesuatu yang kemarin mama temukan saat pertama kali kemari,” ucap Naraya pada Sean. Sean mengerutkan dahi mendengar apa yang barusan dikatakan sang mama. “Maksudnya apa, Ma? Sean tidak paham sama sekali,” ucap Sean. Naraya mengulurkan sebuah map coklat kepada Sean. Sean menerimanya dan langsung membukanya. Sean benar-benar terkejut saat mendapati surat cerainya dengan sang istri sekarang yang sedang dia pegang. Sean masih belum bisa mencerna apa-apa. Sean benar-benar sangat shock dengan surat cerai yang ada di tangannya saat ini. “Apa maksud semua ini, Ma?” tanya Sean meminta kejelasan pada sang mama. “Mama yang seharusnya bertanya tentang surat cerai itu, Sean,” ucp Naraya yang balik meminta kejelasan pada sang putra. Sean semakin bingung dengan semua ini. Sean memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. Sean mengeluarkan ponselnya dan mencoba untuk menghubungi sang istri. Namun ponsel dan nomer sang istri sudah tidak aktif lagi. “Sean saat mau berangkat ke Spanyol masih baik-bak saja dengan Greysie, Ma. Tidak ada masalah apa-apa. Kenapa sekarang Sean di beri surat cerai seperti ini oleh Greysie,” ucap Sean. Sean benar-benar bingung dengan surat cerainya itu. Sean berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya. Sean membuka tempat baju istrinya. Semua sudah tidak ada lagi di tempatnya. Semua sudah di bawa oleh Greysie pergi dari rumah. Sean semakin bertanya-tanya akan apa yang dia alami saat ini. "Kenapa Greysie kamu meninggalkanku seperti ini? Saat aku berangkat kita masih baik-baik saja. Kenapa aku saat pulang kamu meninggalkan surat cerai untukku. Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi, Greysie?" ucap Sean. Naraya yang melihat putranya dari balik pintu tidak bisa menutupi kesedihannya. Hatinya benar-benar hancur melihat keadaan putranya saat ini. Naraya masuk ke dalam kamar Sean. Duduk di samping Sean yang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Naraya mengusap puncak kepala Sean penuh rasa sayang. Naraya tidak ingin sampai putranya putus asa karena seorang wanita yang sudah meninggalkannya tanpa alasan yang pasti. "Biarkan dia pergi, karena dia yang menginginkannya. Bukan dirimu, Sayang. Mama tidak ingin melihatmu sedih dan hancur seperti ini," ucap Naraya pada sang putra. Sean menatap sang mama dan langsung memeluknya. Sean menangis di pelukan sang mama. Dia tidak menyangka kalau rumah tangganya akan berakhir seperti ini. Ditinggalkan istri yang sangat dia cintai.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD