Part 31 Hancurnya Queen

1112 Words
Sean sangat menikmati waktunya kali ini bersama Queen. Berjalan bergandengan tangan di sepanjang pinggiran jembatan Brooklyn. Canda tawa mengiringi langkah mereka berdua. Seperti tidak ada batas antara Queen dan Sean. "Apa yang sebenarnya membuat dirimu istimewa di mataku Steff. Melihatmu seperti ini saja aku sudah sangat senang," batin Sean. Tiba-tiba ponsel Sean bergetar. Sean mengerutkan dahi saat melihat nomor baru menghubunginya. Sean mengangkat panggilan itu. Sean terdiam saat mendengar siapa yang sedang meneleponnya saat ini. "Sepertinya kamu sudah melupakanku," ucap sang penelepon yang tidak lain adalah Greysie. "Grey," ucap Sean. "Bagaimana aku bisa melupakanmu, Sayang," ucap Sean dengan lembut. Queen yang mendengar panggilan sayang yang terlontar dari mulut Sean untuk orang yang sedang menelphonenya, Queen cuma bisa tersenyum getir. Queen mendengarkan percakapan Sean. "Jangan berbohong, Sean. Aku melihat di wajahmu penuh dengan kebahagiaan dengan wanita yang sedang bersamamu saat ini. Ternyata tempatku dihatimu sudah berubah," ucap Greysie pada Sean. "Dimana kamu sekarang, Sayang. Aku akan menemuimu. Aku benar-benar sangat merindukanmu," ucap Sean. "Kalau memang rasa cintamu masih tetap besar kepadaku pasti kamu bisa menemukanku untuk saat ini," ucap Greysie. Saya akan langsung menoleh kiri dan kanan mencari keberadaan Greysie. Sean melepaskan genggaman tangannya dengan Queen dan berlari mencari keberadaan Greysie. "Aku mau mencari istriku. Aku akan membawa dia kembali kepadaku," ucap Sean sebelum meninggalkan Queen sendiri. Queen yang ditinggal sendiri terduduk lemas di tanah. Hatinya benar-benar hancur. Air matanya tidak bisa dia tahan lagi. Baru tadi dia merasakan nyaman berada di samping Sean. Dan sekarang semuanya berubah karena telphone dari mantan istrinya. "Ternyata kau masih sangat mencintai mantan istrimu, Sean. Aku cuma sekedar selir untukmu. Yang tidak punya arti apa pun di matamu. Sikapmu yang seperti ini membuatku semakin yakin untuk menjauhkanmu dari Putraku. Aku tidak ingin Putraku melihatmu untuk selamanya. Biarkan rahasia ini aku sendiri yang menyimpannya demi putraku. Maafkan Mama, Hayden," ucap Queen lirih. Queen berdiri dan berjalan tanpa arah. Untuk saat ini hatinya tidak baik-baik saja. Queen merutuki kebodohannya karena sudah percaya pada Sean. Queen mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Gabriel. Satu-satunya tempat bersandar yang di miliki Queen untuk saat ini. Tanpa menunggu lama panggilan pun tersambung. "Gabriel, jemput aku sekarang di jembatan Brooklyn," ucap Queen menahan tangis. "Ada apa? Bicara denganku! Apa terjadi sesuatu denganmu, Queen?" tanya Gabriel dengan cemas. "Cepatlah ke sini! Aku membutuhkanmu," ucap Queen. Queen memutuskan panggilannya dan kembali berjalan menyusuri pinggiran jembatan Brooklyn dengan perasaan sakit yang sekarang ini dia rasakan. Queen menunggu kedatangan Gabriel dengan duduk di bangku kayu. Tiba-tiba ada seorang perempuan cantik yang mendatanginya. Queen sangat kaget saat dia memperkenalkan diri sebagai mantan istri dari Sean. "Perkenalkan, aku Graysie Natalie. Mantan istri yang sangat dicintai Sean," ucap Greysie sambil mengulurkan tangan ke arah Queen. Queen dengan berat hati menerima uluran tangan Greysie. "Perkenalkan, saya sekretaris Tuan Sean," ucap Queen dengan sopan. "Aku cuma ingin mengingatkanmu. Bahwasannya Sean adalah milikku sampai kapanpun. Dia sangat mencintaiku dan rela memberikan apapun untukku. Jadi jangan sampai kamu berharap untuk memiliki Sean. Karena itu tidak mungkin. Sean mendekatimu mungkin hanya untuk pelariannya saja. Karena di hatinya cuma ada aku. Ingatlah itu," ucap Greysie sambil berlalu pergi dari hadapan Queen. Queen seperti menelan kegetiran dalam hidupnya. Dia tidak menyangka kalau hidupnya akan seperti saat ini. “Tuhan, apa sebenarnya rencanamu untukku. Kenapa aku harus mengalami semua ini, Tuhan. Apa salahku sampai kau marah kepadaku seperti ini. Apa aku tidak pantas untuk bahagia, Tuhan,” ucap Queen sambil menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Tidak berselang lama Gabriel datang.Setelah turun dari mobil, Gabriel langsung berlari ke arah Queen. "Apa yang sebenarnya terjadi kepadamu? Kenapa kamu sampai seperti ini?" tanya Gabriel sambil memegang kedua bahu Queen. Queen benar-benar terlihat sangat berantakan. Queen langsung memeluk Gabriel. Menangis dipelukan Gabriel. Gabriel yang melihat sahabatnya terlihat hancur, dia memeluk erat tubuh Queen. "Bicaralah kepadaku! Apa yang sebenarnya terjadi kepadamu? Siapa yang sudah menyakitimu seperti ini? Apa kau barusan bertemu dengan ayah dari Hayden?" tanya Gabriel pada Queen. Tangis Queen semakin pecah saat Gabriel mengingatkan dia dengan Sean. Pria yang sudah membuatnya hancur untuk saat ini. Gabriel tidak bisa bertanya lagi karena melihat Queen yang semakin menangis. Dugaannya mungkin benar kalau Queen habis bertemu dengan ayah dari Hayden. Gabriel mengajak Queen untuk masuk ke dalam mobil. Gabriel benar-benar geram dengan pria yang sudah menghancurkan Queen. Ingin rasanya Gabriel membunuh pria itu dengan tangannya sendiri. Gabriel paling tidak bisa kalau melihat Queen sampai menangis. Buat Gabriel, arti Queen itu begitu penting untuk Gabriel. Dia tidak akan membiarkannya lagi air mata menetes dari mata Queen. ???? Greysie masuk ke dalam mobilnya. Menyandarkan kepalanya di sandaran jok mobil. "Aku tidak akan membiarkanmu dengan wanita lain. Aku tidak rela, Sean. Meskipun aku yang menginginkan kita bercerai, tapi aku tidak mau sampai kehilanganmu. Sean hanya untuk Greysie. Bukan untuk wanita lain. Terlebih lagi untuk seorang wanita jelek seperti sekretarismu saat ini," ucap Greysie. Greysie menjalankan mobilnya menuju apartemen yang sudah dia beli untuk dia tempati saat di New York. Greysie begitu senang saat melihat respon Sean saat menerima teleponnya, Greysie begitu yakin kalau Sean masih sangat mencintainya. Greysie bertekad untuk mendapatkan Sean kembali. Dia tidak peduli meskipun dia tidak bisa memberikan keturunan untuk Sean. Mobil Greysie mulai melaju di jalanan kota New York. Dengan pikiran-pikiran yang bersarang di kepalanya tentang Sean, membuat Greysie semakin menginginkan Sean untuk dirinya. ???? Gabriel menatap Queen yang sedang menatap ke luar jendela. Dia merasa sedih melihatnya. “Apa kau sudah makan?” tanya Gabriel pada Queen. Queen menatap Gabriel dan menggelengkan kepalanya. Gabriel yang melihat Queen menggelengkan kepala, dia langsung mengarahkan mobilnya menuju ke salah satu tempat makan pasta terenak yang ada di New York. Yang tidak lain adalah cabang dari cafe milik Naraya. Gabriel memarkirkan mobilnya di parkiran. “Makan dimana kita?” tanya Queen pada Gabriel. “Turunlah! Kau pasti menyukai masakan dari cafe ini,” ucap Gabriel pada Queen. Queen turun dari dalam mobil dan mengikuti langkah kaki Gabriel menuju ke dalam cafe. Queen berdecak kagum saat melihat interior cafe. “Cafe nya bagus banget, Gabriel,” ucap Queen pada Gabriel. Gabriel tersenyum melihat tingkah Queen. “Gabriel.” Langkah kaki Gabriel langsung berhenti saat mendengar suara yang memanggilnya. Gabriel membalikkan badan. Dan tersenyum ke arah wanita yang memanggilnya. “Ibu Naraya di sini?” tanya Gabriel pada Naraya. Naraya tersenyum ke arah Gabriel. “Seperti biasa, Geb. Ibu melihat perkembangan cafe. Sedang bersama siapa kamu ke sini?” tanya Naraya pada Gabriel. “Sama Queen, Bu. Siapa lagi,” ucap Gabriel. Naraya mengerutkan dahi. Queen yang melihat Naraya seperti tidak percaya, dia melepas kaca mata dan menyibak poni tebalnya. “Ya Tuhan, Queen. Tante sampai tidak mengenalimu,” ucap Naraya pada Queen. “Lagi mode penyamaran, Tante,” ucap Queen tersenyum hangat ke arah Naraya. Naraya cuma bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah anak sahabatnya yang satu itu. Tidak jauh beda dengan Gabriel.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD