Part 11

1895 Words
Greysie menatap langit kamar kostnya, memikirkan perkataan Sean yang memintanya menjadi istrinya. Greysie tidak habis pikir dengan jalan pikir Sean. Kenapa Sean harus memilih dia menjadi istrinya, bukan orang lain. Padahal masih banyak orang yang di luaran sana yang lebih cantik dan derajatnya sepadan dengan Sean. “Dasar Pak Sean, ada-ada saja. Seorang upik abu di persunting seorang pangeran. Membayangkan saja aku tidak pernah,” ucap Greysie lirih. Ia terngiang-ngiang perkataan Sean yang terus memaksanya untuk menikah dengannya. Cuma karena sang Mama memintanya untuk menikah secepatnya. “Normal apa tidak sebenarnya Pak Sean itu, udah tampan, kaya, orangnya juga baik. Namun kenapa masih belum mempunyai kekasih, apa jangan-jangan Pak Sean itu seorang penyuka sesama jenis. Amit-amit,” ucap Greysie. Setelah puas berbicara sendiri, Greysie mulai mengantuk dan tidur tanpa mengunakan baju. Kebiasaan Greysie saat ada didalam kamar kostnya. Ia tidak pernah memakai baju saat tidur. **** Pagi yang cerah di kota Manhattan, Sean dengan semangat bangun pagi dan langsung menuju ke kostan Greysie, yang letaknya tidak terlalu jauh dengan apartemennya. Sean mengendarai mobilnya dengan kecepatan standar. Tak berselang lama, mobilpun sampai didepan kostan Greysie. Kostan minimalis untuk satu orang satu kamar. Sean tidak terlalu sulit mencari keberadaan Greysie. Karena tanpa sepengetahuan Greysie, Sean memasang chip pelacak di ponsel Greysie. Sean berada di depan pintu kamar Greysie, Sean mencoba membuka ganggang pintu kostan Greysie. Sean sangat terkejut, karena Greysie lupa mengunci pintu kostannya tadi malam. Sean tanpa permisi masuk kedalam kostan Greysie, Sean langsung tercengang saat disuguhi pemandangan indah di depan matanya. Melihat Greysie tanpa memakai sehelai baju dengan selimut yang cuma menutupi area bawah Greysie. Sean mendekat dan menelan ludah saat melihat p******a Greysie yang sangat menantang. Kenyal dan kencang dengan p****g berwarna kepinkan. Dengan tubuh seputih s**u. Junior Sean yang ada di dalam celana Sean tiba-tiba menegang melihat tubuh Greysie yang sangat menggoda. Sean duduk di atas ranjang sambil tetap memandang p******a Greysie yang sangat indah. “Ya Tuhan godaan ini terlalu besar untukku, aku ingin menikmati gundukan kenyal yang ada di depanku saat ini,” batin Sean. Sean tetaplah pria normal, yang pasti b*******h kalau melihat seorang wanita yang tanpa memakai sehelai baju di depan matanya. Sean sudah tidak bisa menahannya lagi, Sean mulai meremas p******a Greysie dengan pelan dengan kedua tangannya. Sean mulai menghisap bergantian p****g Greysie sambil memainkan lidahnya di puncak p****g Greysie. Terdengar desahan keluar dari mulut Greysie, Sean semakin b*******h menjelajahi tubuh indah Greysie. Sean memberikan tanda kepemilikan di kedua p******a Greysie. Ia menyibak selimut yang menutupi bagaian bawah Greysie. Sean mulai mengarahkan telunjuknya ke pusat inti Greysie. Dan ia mulai memainkannya, Greysie terlihat gelisah dalam tidurnya karena ulah Sean yang tidak mau diam. Greysie membuka mata saat merasakan payudaranya ada yang membuat mainan sambil menghisap putingnya seperti anak bayi yang sedang menyusu pada ibunya. Greysie sangat terkejut saat melihat ada seorang laki-laki yang sedang menghisap payudaranya dan memainkan pusat inti miliknya. Greysie mencoba mendorong tubuh Sean dengan sekuat tenaga, karena ia juga terbawa hasrat yang ditimbulkan sentuhan-sentuhan Sean. Greysie menutup mulutnya saat desahan keluar dari mulutnya. Sean melepaskan hisapannya dari p******a Greysie, dan menatap wajah Greysie. Greysie begitu shock saat melihat siapa yang sedang ada di hadapannya saat ini. “Ya Tuhan Pak Sean, apa yang sedang Bapak lakukan,” ucap Greysie disela-sela desahan yang ia tahan. Sean masih memainkan jarinya di inti Greysie. Tubuh Greysie bergetar, ia mendapatkan pelepasan pertamanya. Sean tersenyum simpul sambil menatap mata Greysie. “Salah sendiri membangunkan singa yang sedang tertidur, sekarang kamu harus tanggung jawab,” ucap Sean. Sean mendekatkan wajahnya ke wajah Greysie, dan mencium bibir Greysie dengan lembut dan semakin menuntut. Greysie tanpa sadar membuka mulutnya, Sean tak menyianyiakan kesempatan. Sean semakin memperdalam ciumannya, dan Greysie terbuai akan ciuman Sean. Lumatan panjang yang membuat gairah Greysie tak tertahan. Sean melepaskan ciumannya dan menatap mata Greysie yang sayu tertutup oleh gairah. Sean melepaskan seluruh pakaiannya terpampang jelas tubuh atletis sean dengan roti sobek di perutnya. Greysie menelan ludah melihat tubuh atletis Sean yang sangat memukau. Greysie menatap kejantanan Sean yang berdiri tegak dengan ukuran yang tergolong besar untuk seorang pria. Sean mendekat kearah Greysie yang masih terpesona ke tubuh atletisnya. Sean membawa tangan Greysie untuk menyusuri tubuhnya. Sean memejamkan mata saat Greysie mulai mengusap d**a dan perutnya. Sean meremas kedua p******a Greysie dengan kedua tangannya. p******a Greysie semakin mengeras karena remasan yang dilakukan Sean. “Pak, ini salah,” ucap Greysie disela-sela desahannya. Sean semakin tak terkendali, Sean mulai melumat p******a Greysie sambil menggigit-gigit kecil puncak p******a Greysie. Greysie semakin terangsang saat Sean menggigit putingnya sambil memainkan kedua payudaranya. Sean menciumi perut rata Greysie, sampai ke inti Greysie. Sean melebarkan kaki Greysie, dan mulai mengarahkan wajahnya ke depan inti Greysie. Sean mulai memainkan lidahnya di daging kecil yang ada di inti Greysie, Greysie tidak berhenti berdesah karena ulah lidah nakal Sean. Tubuh Greysie bergetar lagi, ia mendapatkan pelepasan keduanya, yang langsung dihisap oleh Sean sampai tak tersisa. Sean merebahkan tubuhnya di sebelah Greysie. Dan menarik Greysie kedalam pelukannya. Greysie terdiam dengan Sean yang tiba-tiba berhenti di tengah-tengah saat seharusnya ia memasukkan miliknya ke inti Greysie. Namun Sean malahan menyudahinya. Greysie sempat merasa terhina, namun setelah mendengar perkataan Sean, Greysie sangat tersentuh. “Besok kita akan menikah, aku tidak akan merusakmu sebelum kau resmi menjadi Nyonya Sean,” ucap Sean sambil mencium puncak kepala Greysie. Greysie menatap mata Sean yang menyiratkan sebuah kesungguhan. Greysie begitu terharu dengan ketulusan Sean yang ingin menikahinya. “Kenapa harus aku yang kau pilih untuk menikah denganmu?” tanya Greysie penasaran. “Karena aku mencintaimu,” ucap Sean. “Jangan bercanda disaat-saat seperti ini,” ucap Greysie dengan datar. “Siapa yang sedang bercanda, itu memang kenyataannya. Aku benar-benar menyukaimu sejak kita pertama kali bertemu,” ucap Sean sungguh-sungguh. Greysie benar-benar sangat tersentuh dengan perkataan Sean padanya barusan. Ia tak menyangka dengan apa yang barusan ia dengar. “Tapi aku belum menyukaimu, bagaimana kita bisa menikah,” ucap Greysie pada Sean. “Dengan berjalannya waktu, pasti cinta akan datang dihatimu untukku, aku akan menunggu waktu itu tiba, yang terpenting aku bisa hidup denganmu, dan kau ada disampingku,” ucap Sean dengan tulus. “Derajat kita tidak sama, apa nantinya kau tidak malu dengan rekan bisnismu, kau mempunyai seorang istri yang cuma seorang chef,” ucap Greysie. “Aku tidak memperdulikan sebuah derajat, yang terpenting buatku, aku nyaman berada dekat denganmu. Kenapa harus malu aku mempunyai istri seorang chef, malahan aku sangat bangga, karena istriku pintar memasak,” ucap Sean sambil tersenyum hangat pada Greysie. Greysie menatap mata Sean yang penuh dengan kejujuran dan ketulusan. “Terima kasih, aku akan mencoba hidup bersamamu dan akan belajar membuka hatiku untukmu,” ucap Greysie dengan tulus. Sean yang mendengar perkataan Greysie, ia sangat merasa bahagia. Greysinya mau menjadi istrinya. Sean memeluk Greysie dengan erat. Menyandarkan kepala Greysie didada bidangnya. Ia sudah tidak menginginkan apa-apa lagi dalam hidupnya. Sean sudah sangat bahagia, Greysie mau berada disampingnya. “Aku yang seharusnya berterima kasih, karena kau sudah mau menerimaku, dan mau menjadi istriku,” ucap Sean dengan tulus. Greysie memeluk Sean dengan erat, membenamkan kepalanya di d**a bidang Sean. Sean tersenyum hangat dengan apa yang di lakukan Greysie saat ini. “Kau ini jangan berlebihan,” ucap Greysie sambil memukul d**a Sean. Sean tidak bisa menahan tawanya, Greysie yang melihat Sean tertawa langsung mengkrucutkan bibirnya. Sean melihat bibir Greysie mengkrucut, ia langsung mencium bibir Greysie singkat. “Dasar m***m,” ucap Greysie dengan sewot. “Yang di mesumin suka aja ya gak papa,” ucap Sean dengan santai. “Dasar m***m, siapa juga yang suka,” ucap Greysie ketus. “Sudah, cepat mandi sekarang, jangan sampai kau ku terkam saat ini juga,” goda Sean. Sebelum di terkam lagi oleh Sean, Greysie langsung turun dari ranjangnya, dan berjalan menuju ke kamar mandi dengan bertelanjang. Sean yang melihatnya cuma bisa menelan ludah. “Bagaimana aku tidak tergoda denganmu, kalau kamu sendiri seperti itu Grey,” ucap Sean pelan. Sean turun dari ranjang Greysie, dan mulai memakai kembali bajunya. Setelah rapi, Sean menghubungi sang Mama untuk menyiapkan pernikahannya bersama Greysie. Sean memencet tombol penghubung di ponselnya, tak berselang lama, panggilan Sean pun terhubung. “Iya Boy, ada apa?” tanya Naraya. “Mam, tolong persiapkan pernikahanku dengan Greysie besok,” ucap Sean dengan tenang. “Apa Mama tidak salah dengar, Boy,” ucap Naraya tidak percaya dengan apa yang dikatakan putranya. “Tidak Mam, besok Sean mau menikah dengan Greysie, Greysie mau menerima Sean menjadi suaminya Mam, dia mau mencoba membuka hatinya pada Sean,” ucap Sean pada Naraya. Naraya sangat bahagia dengan apa yang barusan ia dengar dari putranya. Akhirnya waktu yang ia tunggu-tunggu tiba. “Rencananya mau dimana?” tanya Naraya pada Sean. “Aku ingin di San Fransisco saja Mam, di Mansion keluarga kita,” ucap Sean. “Baiklah kalau begitu, akan Mama siapkan semuanya, Papa dan Mama kalau begitu balik duluan ke San Fransisco untuk menyiapkan semuanya,” tutur Naraya. “Baik Mam, hati-hati di jalan. Apa perlu Matias mengantarkan Mama,” ucap Sean. “Tidak usah Boy, disini sudah ada Vektor dan Orlando barusan datang menemui kami,” ucap Naraya. “Baiklah kalau begitu, nanti aku akan menyusul dengan Greysie ke San Fransisco setelah aku mengurus urusanku dulu,” ucap Sean sebelum panggilan terputus. Setelah selesai menelphone sang Mama, Sean lanjut menelphone Matias. “Iya Tuan Muda,” ucap Matias dengan hormat. “Siapkan Jet pribadiku, kita akan berangkat ke San Fransisco hari ini. Bawa juga anak dan istrimu sekalian,” ucap Sean. “Memang ada acara apa Tuan Muda, sampai harus membawa anak dan istri saya,” ucap Matias penasaran. “jangan banyak tanya Matias, lakukan saja apa yang aku suruh,” ucap Sean dengan santai. “Baiklah Tuan Muda kalau begitu, saya akan mempersiapkan semuanya,” ucap Matias. Sean menutup telphonenya, Sean melihat Greysie keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan handuk yang tidak terlalu lebar. Terlihat sangat sexy dimata Sean. “Jangan melihatku seperti itu,” ucap Greysie dengan ketus. Sean tersenyum mendengar perkataan Greysie. Sean mendekat kearah Greysie yang sedang mengambil baju di lemarinya. Sean dengan sengaja menarik handuk yang dipakai Greysie dan meremas kedua p******a Greysie dari belakang. Sean mencium tengkuk Greysie. Sampai membuat Greysie merinding dibuatnya. Satu tangan Sean beralih ke pusat inti Greysie, Sean dengan sengaja memainkan daging kecil milik Greysie kembali. “Apa terasa nikmat sayang,” ucap Sean di telinga Greysie. Greysie sudah tidak konsen lagi dengan apa yang dikatakan Sean. Greysie sudah mulai masuk dalam permainan yang di buat Sean. “Aku tidak akan selesai bersiap-siap kalau tangan nakalmu ini tidak mau diam,” ucap Greysie disela-sela desahannya. Sean mendudukkan tubuh Greysie di meja rias, Sean menatap mata Greysie yang mulai sayu, ia mendekatkan wajahnya dan mulai mencium bibir Greysie dengan lembut. Lumatan yang saling membalas satu sama lain. Setelah puas berciuman, Sean pindah bermain di p******a Greysie, ia mulai meremas kedua p******a Greysie sambil memainkan putingnya. Sean memegang kedua p******a Greysie, dan mengarahkan ke mulutnya. Sean mulai menghisap p****g Greysie secara bergantian sambil tetap meremas kedua p******a Greysie. Greysie menikmatinya, terlebih lagi saat Sean mulai bermain lagi dengan lidahnya di inti Greysie. Greysie semakin menggila. Dan sampai akhirnya Greysie mendapatkan pelepasannya. Sean langsung menghisapnya sampai bersih tak tersisa. “Manis,” ucap Sean menyunggingkan senyum kemenangan. “Dasar m***m,” ucap Greysie di sela-sela nafasnya yang memburu setelah mendapatkan pelepasannya. Greysie turun dari meja riasnya, dan mulai memakai pakaiannya yang sempat tertunda karena ulah nakal mulut dan tangan Sean. “Sudah jangan ganggu aku dulu, mending kau menunggu diluar saja, kalau kau ada disini malahan aku tidak bisa selesai bersiap-siap,” ucap Greysie mengusir. “Baiklah, aku tunggu di mobil,” ucap Sean sambil mencium pipi Greysie sebelum ia pergi dari kamar kost Greysie. “Ya Tuhan, kenapa otakku seperti tidak jalan kalau aku sudah dalam kuasa Sean seperti tadi, malahan aku menikmati permainannya,” ucap Greysie dalam hati. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD