Part 10

1194 Words
Malam semakin larut, pengunjung cafe masih banyak yang berdatangan. Entah sekedar ngopi ataupun menikmati pasta terlezat yang dimiliki Fidelidade no amor. Cafe anak muda di Manhattan. "Grey, cafe hari ini pengunjung membludak. Jam segini masih banyak yang datang," ucap Alex sambil membawa pesanan pelanggan. "Iya, mungkin salah satunya ada menu baru di cafe ini, jadi orang-orang berbondong-bondong ingin menikmati menu baru kita," ucap Greysie. Alex yang mendengar perkataan Greysie ikut menganggukkan kepala. "Mungkin salah satunya karena memang menu baru di Cafe ini, jadi para penggemar pasta ingin mencicipi menu baru yang ada di cafe ini," ucap Alex. "Tapi hebat loh Ibu Naraya, tanpa ada rencana dan persiapan yang matang, ia bisa mencetuskan ide menu baru dari masakan yang ia buat," ucap Greysie penuh kagum. Malam semakin larut, setelah dapur bersih, Greysie mulai bersiap-siap pulang ke kosan untuk beristirahat. "Aku balik dulu yah," ucap Greysie pada yang lain. "Ok, hati-hati Grey di jalan," ucap Rav yang masih belum selesai beberes. Greysie berjalan keluar dari cafe. Tiba-tiba tangan Greysie ada yang menarik, Greysie sempat mau berteriak kalau tidak dicegah oleh Sean. "Grey, ini aku Sean," ucap Sean pelan di telinga Greysie. Greysie sangat kaget mendengar suara tiba-tiba Sean. “Jangan mengagetkanku Pak, saya belum menikah. Saya tidak ingin mati muda,” ucap Greysie asal. Sean yang mendengar perkataan Greysie tidak bisa menahan tawanya. “Nanti nikahnya sama aku saja supaya panjang umur,” goda Sean. Wajah Greysie langsung berubah merah mendengar candaan yang terlontar dari mulut Sean. Sean menarik tangan Greysie menuju kearah mobilnya. Sean membuka pintu mobilnya dan menyuruh Greysie untuk masuk kedalam mobil. Greysie mau tidak mau masuk kedalam mobil Sean. Setelah Greysie masuk kedalam mobilnya, Sean masuk kedalam mobil dan duduk di kursi kemudi. Sean mulai melajukan mobilnya keluar dari parkiran cafe. “Sudah makan belum, Grey?” tanya Sean pada Greysie. “Hehehe belum Pak, tadi belum sempat makan, karena pengunjung cafe membeludak,” ucap Greysie. “Ya sudah kita makan dulu kalau begitu, aku tidak ingin kamu sakit gara-gara bekerja seharian,” ucap Sean penuh perhatian. Greysie semakin salah tingkah dengan prilaku Sean kepadanya yang terlihat manis. “Bapak hari ini gak salah makan kan?” tanya Greysie penasaran. “Gak, aku dalam keadaan baik-baik saja. Terlebih lagi saat aku bertemu kamu saat ini, aku semakin baik,” ucap Sean sambil menyunggingkan senyum. Greysie mengerutkan keningnya mendengar perkataan gombal Sean yang tidak habis-habis dari tadi. “Bercandanya gak lucu Pak, jangan membuat saya besar kepala karena lagi digombalin atasan sendiri,” ucap Greysie pada Sean yang lagi fokus menyetir. “Grey, kamu mau membantuku tidak,” ucap Sean dengan serius. “Membantu apa Pak, selagi saya bisa pasti saya bantu Pak,” ucap Greysie dengan serius. Greysie tidak habis pikir seorang atasannya sekarang meminta tolong dirinya yang seorang bawahan. “Menikahlah denganku,” ucap Sean singkat, yang sukses membuat Greysie berteriak saat itu juga. “Apa Pak...” teriak Greysie yang masih shock dengan perkataan Sean. Sean menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Ia memiringkan badannya berhadapan dengan Greysie yang masih terkejut. “Jangan melihatku seperti itu Grey, seperti aku seorang pesakitan saja,” ucap Sean asal. Greysie merubah tatapannya pada Sean yang tadi ia membelalakkan matanya. “Maaf Pak,” ucap Greysie lirih. Sean tersenyum hangat pada Greysie yang menundukkan kepalanya. “Mama menyuruhku menikah secepatnya, Grey, tau sendiri aku masih belum memikirkan untuk menikah. Mama mengancamku kalau aku tidak segera menikah, maka Mama akan bunuh diri,” ucap Sean dengan ekspresi sedih. Greysie tak tega melihat atasannya seperti sekarang ini. “Tapi ya bukan dengan saya juga Pak, saya tidak pantas bersanding dengan Bapak, saya juga masih belum ingin menikah Pak,” ucap Greysie. “Kita bikin saja surat perjanjian nikah Grey, aku tidak akan menyentuhmu kalau tidak dengan izinmu. Kau juga bebas melakukan apa yang kamu ingin lakukan, dan jika kamu sudah menemukan pria yang kamu cintai, kamu boleh meminta cerai dariku,” ucap Sean serius. Greysie memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing karena ulah atasannya yang tiba-tiba mengajaknya menikah. Terlebih lagi sekarang ada yang namanya surat perjanjian segala. Semakin membuatnya pusing. “Ya Tuhan Pak, ditambah lagi adanya perjanjian pra nikah, semakin membuat kepala saya pusing,” ucap Greysie dengan lemas. Sean tersenyum melihat Greysie yang dari tadi memegangi kepalanya. Terlihat lucu dan menggemaskan di mata Sean. “Pikirkan saja dulu Grey, tawaranku itu, mungkin kamu nanti tertarik,” ucap Sean dengan santai. “Meskipun tanpa berpikir, saya sudah tahu jawaban saya sendiri Pak, saya menolak keinginan bapak dengan segala hormat,” ucap Greysie sambil menangkupkan tangannya. “Aku tidak menerima penolakan Grey, sudah pikirkan saja dulu apa yang aku katakan tadi, aku akan menunggu jawabanmu,” ucap Sean. Sean mulai melajukan mobilnya lagi menuju ke tempat makan. Membiarkan Greysie dengan pikiran-pikirannya yang bersarang di otak cantiknya. Sean sudah mempersiapkan rencana yang hebat, yang akan membuat Greysie tidak bisa menolaknya. Sean menghentikan mobil di pinggir jalan yang mana disitu berjajar-jajar penjual makanan enak. Sean keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Greysie. Greysie turun dari mobil dan ia begitu kaget dengan apa yang dia lihat saat ini. Banyak makanan-makanan enak yang di jual di pinggir jalan. Dengan tatanan tempat yang asik dan view yang memanjakan mata orang yang melihatnya. “Ya Tuhan, surga dunia,” ucap Greysie penuh takjub. Sean menyunggingkan senyum melihat tingkah menggemaskan Greysie. “Sudah jangan banyak bicara lagi, cepat kemari,” perintah Sean.Sean cuma geleng-geleng kepala melihat tingkah Greysie yang kadang absurd. “Ok, Pak. Sering-sering saja pak mentraktir saya makan. Jadinya kan uang saya tidak berkurang buat makan,” ucap Greysie asal. Sean yang mendengarnya tidak bisa menahan senyumnya. Pemikiran yang sangat konyol yang bisa kapan saja terlontar dari mulut Greysie yang suka bicara. “Baiklah kalau itu maumu, mulai besok makanmu aku yang bayar, supaya uangmu tetap utuh,” ucap Sean asal. “Bapak sungguh baik hati sekali, saya sangat beruntung mempunyai atasan yang baik hati seperti Bapak,” ucap Greysie. “Sudah jangan banyak bicara, mau makan apa mau ceramah di tempat ini,” ucap Sean pada Greysie yang dari tadi tidak bisa berhenti bicara. Ada saja bahan pembicaraan di mulutnya. “Hehehe...maaf, Pak,” ucap Greysie sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Greysie berjalan kearah Sean dan langsung mengambil makanan yang sedang ingin ia makan. Sepiring penuh makanan bersarang di piring Greysie. Sean yang melihat porsi makan Greysie Cuma bisa geleng-geleng kepala. “Dasar wanita unik,” batin Sean sambil tetap menatap Greysie yang tersenyum puas dengan makanan yang ia bawa. “Habis makanan itu nanti?” tanya Sean penasaran. Yang ditanya malahan senyum. “Habis Pak, porsi makanku memang banyak dari dulu, jadi jangan kaget kalau Bapak nanti mengeluarkan uang banyak kalau mentraktirku makan,” ucap Greysie asal. “Uangku tidak bakalan habis, meskipun membelikanmu makanan setiap hari. Kau ini juga aneh-aneh saja. Kalau kau ingin makan makanan itu semua bakalan aku belikan. Sekalian kedainya juga,” ucap Sean sambil tertawa. Ia tak habis pikir dengan jalan pikir Greysie yang menurut Sean sangat konyol. Greysie memakan makanannya dengan lahap. Sean tersenyum simpul melihat Greysie. Wanita yang sudah mencuri hatinya dengan pesona yang ia miliki. Wanita apa adanya, dengan kesederhanaan dalam dirinya. Wanita yang sangat kuat dan mandiri. Sean ingin mendapatkan Greysie untuk menjadi miliknya. Meskipun harus melibatkan kedua orang tuanya untuk mendapatkan Greysie. **** Aku menyukaimu dengan caraku Memujamu dalam hatiku Memilikimu adalah anugerah terindahku Asa yang tak akan padam Cinta yang semakin hari tumbuh Menjadi pijar dikala gelap {Sean Aziel Lessham Wijaya}
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD