bc

Damn! It's You!

book_age16+
190
FOLLOW
1K
READ
family
HE
opposites attract
drama
bxg
highschool
like
intro-logo
Blurb

[Book 2 of Trilogi "You"]

Bagi Nigi kehadiran Saba dalam hidupnya adalah sesuatu yang sulit digambarkan. Semua rasa yang tidak pernah mampir dalam hidupnya datang begitu saja silih berganti. Tersenyum diam-diam lantas untuk selanjutnya menangis deras dan terluka.

Bagi Nigi kehadiran Saba adalah moment di mana dirinya diajarkan banyak hal tentang hidup. Banyak hal tentang rasa yang seharusnya dimiliki setiap manusia. Bahwa sesungguhnya membenci bukan jalan untuk lantas merasa puas. Melainkan dengan menerimalah kita dapat berdamai dengan hidup.

chap-preview
Free preview
0. Prolog
“Pagi, kamu yang sedang patah hati.” Gadis itu—Nigi, menahan tawa saat mendapati Zillo mendelik ganas padanya. Bukannya jera, Nigi malah melepas tawa yang sejak tadi berusaha dia tahan. Rasanya menggoda Zillo akhir-akhir ini memang menjadi hal yang menyenangkan bagi Nigi. Bukan berarti dia tidak berempati atas keputusan Nadi untuk pindah ke luar negeri dan menjadikan Zillo macam orang kekurangan asupan energi karena kepergian gadis itu. Hanya saja, sikap Zillo yang semakin hari semakin dingin terhadap siapa pun membuat pemuda itu terlihat begitu menyedihkan di mata Nigi, dan itu lucu—setidaknya bagi Nigi—karena Zillo yang dia kenal seumur hidupnya tidak pernah terlihat begitu menyedihkan seperti akhir-akhir ini, setelah Nadi memutuskan pergi darinya. “Shut up!” gertak Zillo jengah dengan tawa Nigi yang tak juga reda. “Jangan keseringan ngeledekin orang, kualat baru tahu rasa.” Kalimat itu bukan meluncur dari Zillo, melainkan Noel yang sejak tadi berjalan beberapa langkah di belakang mereka. “Denger kata Kakak lo.” Mata Nigi menyipit sinis, bergantian mengarah pada Zillo dan Noel yang kini berjalan di kedua sisinya. “Ck, nggak asik lo, El.” Noel hanya mengangkat bahu, sebagai respon gerutuan kembarannya itu. “Eh tapi, secara nggak langsung lo juga turut mengakui kalau Zillo itu memang kelihatan menyedihkan banget, kan?!” Lagi, tawa Nigi meledak dengan pemikiran barunya. Langkah Zillo terhenti, pemuda itu terlihat jelas sedang mengendalikan amarahnya, dan bukan Zillo kalau tidak pandai melakukan hal itu. Cukup sekali amarahnya meledak beberapa waktu lalu, dan harga yang harus dia bayar adalah dengan membiarkan Nadi pergi, kesalahan fatal yang tidak akan Zillo ulangi dalam kondisi apa pun. “Ya, ya... silakan ketawain gue sepuas lo. Tapi siapa tahu, yang nangis berikutnya karena patah hati justru lo—Nigi Syahreza.” Ucapan Zillo otomatis membuat Nigi yang sudah beberapa langkah di depannya berhenti mengayunkan kaki, berbalik menghadap Zillo, menatap manik mata pemuda itu yang tidak terlihat main-main dengan kalimatnya. Zillo melengos, melewati Nigi dengan pengendalian diri dan pokerface yang sempurna. Sementara Noel sendiri, yang masih berdiri di samping kembarannya hanya dapat menghela napas berat sebelum berbisik jahil, “Nah kena kutuk kan lo. Berdoa aja biar kutukan orang patah hati macam Zillo nggak bener-bener berlaku.” Noel lantas menyusul langkah Zillo menuju lapangan. Untuk tiga detik yang terlewat Nigi masih diam, tapi setelah itu tawa canggung gadis itu terdengar samar, berusaha mengenyahkan perasaan tak nyaman yang beberapa waktu lalu sempat menyerangnya karena ucapan Zillo. “Zillo pasti bercanda. Pasti bercandakan, ya?” Nigi mengusap tekuknya yang tanpa alasan jelas terasa dingin. *** Ucapan Zillo itu sudah terjadi berbulan-bulan lalu, sebelum semuanya benar-benar berubah saat ini. Zillo sudah tidak lagi menjabat sebagai ketua OSIS, pemuda itu kini menjadi penduduk biasa di sekolah, fokus dengan ujian kelulusan yang sudah ada di depan mata meski masih dalam masa meratapi patah hatinya. Sementara sebagai pengganti, Noel dan Nigi yang justru kini banyak disorot, menjadi idola sekolah serta orang berpengaruh di OSIS. Terutama Nigi yang sudah menjabat sebagai ketua OSIS setelah menang mutlak dalam pemilihan beberapa bulan lalu. “Kodok memang si Aura. Gue minta temenin ke mall buat beli keperluan OSIS, malah ditinggal buat nonton sama anak sekolah sebelah,” gerutu Nigi sibuk dengan belanjaan yang ada di tangannya saat ini. Kerepotan dengan barang belanjaannya, Nigi berkali-kali hampir menabrak beberapa orang yang jalan berlainan arah. Berkali-kali juga gadis itu melemparkan senyum mohon mafhum pada orang-orang di sekitar. Rasa dongkol Nigi semakin berkali lipat saat memikirkan apa yang sahabatnya kini sedang lakukan. Asik menonton dengan siswa sekolah sebelah yang baru saja dikenalnya? Benar-benar tidak bisa dipercaya! Nigi memilih menggunakan lift untuk turun ke lantai terbawah, lantas setelah itu meminta supir Aura untuk mengantarnya pulang. Masa bodoh dengan Aura yang kemungkinan akan marah besar, toh gadis itu juga sudah membuatnya dongkol bukan main hari ini. Pintu lift sudah hampir tertutup ketika tiba-tiba seseorang menahan dan membuatnya kembali terbuka. Seorang pemuda berkaca mata masuk dan langsung berdiri di samping Nigi. Di lift itu hanya ada mereka berdua, entah kebetulan atau apa, tapi itu cukup membuat Nigi merasa risih. Kalau di film-film romantis, di saat seperti ini pasti siapa pun pemuda itu akan menawarkan diri untuk membantu Nigi membawa barang-barangnya yang terlihat kerepotan dari sisi mana pun. Tapi tentu saja itu memang hanya ada di film, nyatanya pemuda di samping Nigi terlihat santai bahkan terkesan dingin-dingin saja melihat gadis itu yang kerepotan dengan barang bawaannya. Yah, Nigi juga tidak mengharapkan apa pun seperti tokoh-tokoh perempuan dalam kisah roman mereka sih. Sempat sibuk dengan pikirannya membuat Nigi tidak sadar bahwa mereka sudah tiba di basement. Nigi baru kembali dari lamunannya ketika pemuda itu bergerak dan tanpa sengaja menyenggolnya. Nigi yang tidak dalam posisi siaga kehilangan keseimbangan atas barang belanjaan yang dia bawa, lantas dalam sekejap semuanya benda-benda itu berserakan di lantai lift. Sayangnya ketika Nigi tersadar dari kepanikannya pintu lift sudah kembali tertutup, dan pemuda yang menyebabkan kekacauan itu sudah pergi entah ke mana. “Kambing!” maki Nigi kesal bukan main. Nigi tidak pernah tahu, apa yang terjadi hari itu bisa jadi adalah salah satu dari rencana Tuhan untuk menjungkir balikkan hidupnya. Pertemuan yang tidak pernah dia sangka akan membawa dampak begitu besar pada perasaannya terhadap seseorang.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.6K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

DENTA

read
17.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.0K
bc

Head Over Heels

read
15.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook