Hari minggu, hari yang paling pas untuk orang patah hati. Bermalas-malasan seharian di kamar meratapi nasib, mengurung diri, lantas menangis sepuasnya sampai pagi lagi. Tapi tidak bagi Nigi, ini sudah lebih dari seminggu sejak hari di mana dia menerima telepon dari cinta pertamanya yang membawa kabar “baik” itu. Nigi menghela napas panjang, menyingkap selimut yang sejak tadi menutupi seluruh tubuhnya sejak 15 menit lalu. Pagi ini setelah sarapan Nigi memang memutuskan kembali ke kamar. Niat awal gadis itu hanya ingin bermalas-malasan di kamar seharian, tanpa tangis tentu saja. Tapi setelah masuk kamar, dia jadi merasa bosan. Berdiam diri sama saja membiarkan hatinya mengingat kembali rasa sesak yang bernama patah hati. Padahal Noel sudah senantiasa mengingatkannya berkali-kali, bahwa mere

