“Tatapan dia, sikap dia—walau cuma sebentar gue merasa ada yang nggak beres. Sudut bibirnya juga sobek, padahal gue yakin Saba bukan tipe yang gampang kepancing buat berantem. Dan semua itu, bikin gue penasaran, bikin gue bingung karena gue nggak tahu harus ngelakuin apa untuk tahu apa yang dia rasain, apa yang dia pikirin. Gue pengen tahu, gue pengen lebih tahu tentang dia.” Noel menatap adiknya yang kini tertunduk, memainkan kedua tangannya gelisah dengan kemelut yang masih memenuhi benak gadis itu. Adiknya bukan tipe orang yang memperhatikan orang lain, terlebih orang itu baru saja dia kenal—yah meski tidak bisa dikatakan benar-benar baru, sebab sepertinya sudah lebih dari tiga bulan sejak pertemuan pertama mereka, dari sudut pandang yang Noel tahu. Hanya saja melihat Nigi resah begin

