EPISODE 4

1578 Words
Tinggalkan love dan komentar untuk bisa baca part selanjutnya secara gratis guys! SELAMAT MEMBACA! ____________ Selain bekerja di tempat pejagalan, Dae Eun Jung juga bekerja di kedai milik tetangganya yang kebetulan menyediakan jasa pesan antar. Dan Dae Eun Jung mendapat pekerjaan untuk mengantarkan pesanan setiap pelanggan. Dae Eun Jung sedang mengendarai sepeda mini milik keluarga untuk mengantarkan makanan. Sebelum mendapatkan pekerjaan di TDOH Dae Eun Jung masih harus mengumpulkan pundi-pundi uang untuk hari ini dan sampai pada waktu yang belum ditentukan. Eun Jung pikir, memang begitu resiko menjadi anak yatim piatu. Ia harus punya tubuh sekuat baja dan harus kuat mental pula. Sepulang dari kampus-siang hari-Dae Eun Jung langsung terjun. Jadi, nanti malam ia masih bisa pergi ke tempat penjagalan. Di sana tugas Dae Eun Jung memotong daging ke ukuran yang diinginkan. Banyak konsumen yang suka dengan cara Dae Eun Jung memotong daging. Kemahirannya itu terkadang membuatnya mendapatkan uang tambahan dari sang pemilik tempat penjagalan. Atau terkadang dari pelanggan. Dae Eun Jung menghentikan sepeda mininya di depan rumah megah dengan gerbang besi menjulang tinggi. Pasti bukan orang sembarangan. Tapi, apa benar, mereka memesan makanan di kedai tetangganya itu yang terkenal biasa saja? Meskipun, rasanya memang tidak ada yang menandingi. Dae Eun Jung mencocokan alamat rumah di secarik kertas dengan nomor alamat rumah di depannya ini. Dae Eun Jung menelengkan kepalanya dengan bibir yang mengerucut. Mungkin memang benar, pemilik rumah mewah ini yang memesan. Toh, lagi pula apa pedulinya? Bisa saja yang memesan hanyalah asisten rumah tangga. Kalaupun sang pemilik rumah juga tidak apa-apa. Karena selera makanan setiap orang berbeda. Ada yang suka makanan di restoran mewah ataupun sebaliknya. "Tapi apa mungkin?" Lagi-lagi Eun Jung bingung. "Makanan Bae Eun memang lezat, tapi biasanya orang kaya punya kelas tersendiri." Ia jadi bergumam sendirian. Tapi, setelah mengambil kotak makanan di keranjang sepedanya, Dae Eun Jung ingat akan satu hal. Pemilik rumah ini Kemungkinan memesan dengan alasan makanan tetangga sebelahnya ini merupakan menu makanan tradisional. Jadi, tidak semua restoran mewah menyajikan hal serupa. Ada banyak orang yang suka makanan tradisional, 'kan? Eun Jung sendiri suka, karena terkadang makanan tradisional itu membawa kenangan tersendiri. "PERMISI APA ADA ORANG?! AKU PERLU MASUK!" Dae Eun Jung berteriak cukup keras hanya untuk memanggil sang penjaga gerbang. "APA ADA ORANG?!" "AKU MEMBAWA MAKANAN YANG KALIAN PESAN!" "YUHUUU, SESEORANG TOLONG BUKAKAN." "Ck! kemana mereka?! Jika tidak niat memesan kenapa harus memesan?!" decaknya sebal. Tapi tiba-tiba, gerbang tinggi di depannya terbuka. "Wooa, daebak!" kagum Dae Eun Jung. Gerbang terbuka dan menampilkan halaman luas serta rumah sangat besar. Matanya menyusuri setiap sudut halaman yang sangat luas. Bayangkan saja, halamannya saja seluas ini. Apalagi luas dalam rumahnya? Eun Jung mulai melangkah, membawa kotak makanan yang dipesan, dan meninggalkan sepedanya di luar gerbang. Terlihat hijau yang mendominasi warna sekitarnya berasal dari rumput. Beberapa jenis bunga juga ada ikut serta mewarnai. Dan bagusnya, ada air mancur dari sebuah patung angsa di sisi kanan. Dae Eun Jung melangkah menyusuri jalan yang memang dibuat khusus sepertinya. Terdapat patahan-patahan keramik yang seperti disusun acak. Tapi tetap memberi nilai estetika tersendiri. "Aku sangsi ini adalah rumah biasa. Kupikir ini adalah sebuah istana." Tak berhentinya Eun Jung terkagum-kagum. Kaki Dae Eun Jung berhenti di depan anak tangga sebelum naik ke bagian teras nya. Dua orang penjaga dengan tubuh kekar mendekati Dae Eun Jung. "Ada perlu apa?" tanya lelaki itu. "Aku hanya mengantarkan pesanan." Yang satunya mengambil tanpa mengeluarkan suara. "Apa yang kau tunggu?" tanya penjaga tersebut. "Aku menunggu uangnya." Tidak mungkin Dae Eun Jung pergi tanpa membawa uang pembayaran makanan itu. Bayangkan saja, lima box makanan dibiarkan begitu saja? Aku yang akan rugi! Seseorang keluar dari pintu besar di depan Dae Eun Jung. Seorang lelaki yang sangat tampan dan mempesona. Dae Eun Jung mengamatinya dari atas sampai bawah. Jaket Boomber bewarna hijau lumut sangat cocok dengan kulit putih lelaki itu. Matanya sipit, poni yang menghalangi mata, bibir tipis dan kulit putih serta tinggi badan yang pas. Dae Eun Jung seperti melihat pangeran. Susah sekali menelan air liur. "Berapa yang harus kubayar?" tanya lelaki itu sopan. Astaga, di zaman yang seperti ini masih ada lelaki tampan dengan sopan santun yang baik. Ah, Dae Eun Jung semakin kagum pada lelaki ini. "20 won,"jawabnya. Lelaki itu mengeluarkan selembar uang 100 won. "Aku tidak punya kembalian, apa kau tidak punya uang pas?" Laki-laki itu tersenyum manis. Astaga Dae Eun Jung berdetak hebat dibagian jantungnya. "Tidak perlu. Sisanya untukmu. Terimakasih sudah mengantar tepat waktu," jawab lelaki itu. "Ah iya, terimakasih." Dae Eun Jung menunduk sekilas. Lantas berlalu dengan langkah pelan. Andai saja ia berani, pasti sudah mendapatkan nama lelaki itu. Seumur hidupnya, ini pertama kalinya ia tertarik pada lawan jenis. Ya, Dae Eun Jung meyakinkan diri sendiri. Suatu saat, ia akan mendapatkan nama lelaki itu. Tidak hanya namanya, tetapi hatinya juga! ________________________________ Mendapat panggilan telfon tiba-tiba dari nomor yang Dae Eun Jung tak kenal. Membuatnya harus berada di sebuah gedung tua seperti ini. Ia harus melewati jalanan menuju ladang. Entahlah, mengapa markas ini ada di tempat seperti ini. Setahunya, tak ada bangunan apapun di sini. Ternyata, nomor tanpa nama tersebut adalah nomor kontak milik Hyun Sik. Ketua organisasi The Darkness Of Heaven yang menemuinya tadi pagi. Saat memasuki gedung tersebut, Dae Eun Jung disambut oleh orang-orang yang sepertinya anak buah Hyun Sik. Wajah mereka sangar. Dan semuanya laki-laki. Sepertinya hanya dia sendiri yang perempuan. Mereka juga terlihat lebih dewasa dari Dae Eun Jung. "Apa kau bisa beraksi hari ini?" tanya Hyun Sik ketika Dae Eun Jung sudah sampai di ruangan pria tesebut. Gelap yang mendominasi. Hanya ada lampu remang-remang sebagai pencahayaan. "Apa kau yakin? Dan semudah itu mempercayaiku? Bagaimana jika aku gagal?" Sadar diri, Dae Eun Jung tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Dan dia bukan orang terlatih. Jadi kemungkinan untuk gagal lebih besar pastinya. Hyun Sik berdiri dari duduknya. Berjalan mengelilingi meja di depannya dan berdiri di samping Dae Eun Jung. "Lakukan sepenuh hatimu...." "Ba-bagaimana jika aku tidak bisa?" "Selama ini apa yang memotivasimu untuk membunuh hewan-hewan?" "Karena aku tidak mau kelaparan." "Lakukanlah hal sama. Kau akan mendapatkan uang lebih banyak. Kau tidak hanya akan bisa makan tapi membeli pakaian pun bisa kau lakukan." Rasanya setelah sampai sini, Dae Eun Jung menjadi ragu. Keberaniannya untuk membunuh orang menciut seketika. "Tapi ini berbeda...," lirihnya. Membunuh orang dan hewan jelas berbeda. "Selain itu apa yang membuatmu berani membunuh hewan tanpa rasa bersalah?" Dae Eun Jung kembali teringat masa lalunya. Saat kedua orang tuanya dibunuh hidup-hidup oleh orang suruhan. "Itu tentang masalalu keluargaku." Hyunk Sik kembali duduk di tempatnya. Menautkan jari jemarinya di atas meja. "Bisa kau ceritakan padaku?" Dae Eun Jung menghembuskan napasnya kasar. Dalam hati ia tidak ingin mengingat masa lalunya. Apalagi menceritakannya pada orang lain. Tapi pada Akhirnya ia menceritakan semuanya pada Hyun Sik. Hingga membuat air matanya menetes. Semua tentang kedua orang tuanya menang selalu membuatnya sedih dan berakhir menangis. Orang tuanya adalah tipe orang tua yang sangat bertanggung jawab. Menyayangi Dae Eun Jung dan selalu berusaha membuatnya tersenyum. Kesulitan ekonomi ataupun hal yang lain, orang tuanya selalu menyembunyikan pada Dae Eun Jung. Namun pada akhirnya, Dae Eun Jung kala itu gadis yang manja harus kehilangan kedua orang tuanya. Gadis manja itu harus hidup mandiri tanpa orang tua. Sulit saat awal-awal. Mencoba bertahan hidup di tengah zaman yang seperti ini tentu teramat sulit. Tapi hari-hari berlalu Dae Eun Jung mulai belajar akan kehidupan, menjadi mandiri dan lebih dewasa. Sekarang tekatnya bulat. Ia akan mencari uang yang banyak dengan cara seperti ini. Setidaknya dari surga kedua orang tuanya akan bahagia melihatnya sukses. "Apa kau sungguh tidak tau siapa yang membunuh orang tuamu?" "Kalimat yang kudengar sebelum pembunuh itu membunuh kedua orang tuaku adalah nama Daeshim. Tapi aku tidak tahu siapa dia." "Daeshim?" Dae Eun Jung mengangguk. "Apa kau mengenalnya?!" tanya Dae Eun Jung antusias. "Tidak. Dan aku akan membantumu membalaskan dendamu jika berhasil membunuh satu target kali ini." "Apa kau serius?!" Dae Eun Jung tertarik dengan tawaran itu. Hyun Sik mengangguk sekali. "Bahkan aku akan membunuhnya juga." Dae Eun Jung berdiri. "Katakan padaku siapa targetnya?!" Hyun sik menyunggingkan senyumnya. Dia mengeluarkan selembar foto dari kantung jaket kulitnya. Menyerahkannya pada Dae Eun Jung. Matanya cukup melebar. Seorang perempuan anggun menjadi targetnya kali ini? "Bukankah dia model majalah dewasa?" Dae Eun Jung cukup tau tentang wanita dalam foto tersebut. Sebagai gadis yang suka sekali mengoleksi majalah dewasa Dae Eun Jung jelas tahu. "Ah rupanya kau banyak pengetahuan juga," puji Hyun Sik. "Benar sekali, dia model majalah dewasa." "Apa alasanku membunuhnya?" "Apa kau yakin memerlukan alasan itu?" "Aku tidak mungkin membunuh orang yang tidak bersalah." "Hah! Rupanya kau lupa. Aku sudah mengatakan bahwa hanya orang jahat yang akan dibunuh." "Orang tuaku tidak jahat tapi mereka dibunuh." Dae Eun Jung mengingatkan satu fakta. "Di Organisasi ini, hanya orang jahat yang akan dibunuh." "Baiklah. Apa aku punya tim atau melakukannya sendiri?" "Kau punya tim. Temui timmu di depan. Mereka sudah siap." Dae Eun Jung mengangguk. Mungkin ini akan terasa mudah jika bersama timnya. _______________________ Halo guys! gimana part ini? Tinggalkan komentar dan love kalian ya! Karena dua hal itu adalah kunci supaya Author lebih semangat lagi :* Have A Nice day guys!! Best regards Zaynriz?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD