EPISODE-5

1804 Words
Beri Love dan Komentar ya supaya bisa baca part selanjutnya secara gratis :* SELAMAT MEMBACA!! _____________________________ Malam hari menyapa, gelap tentunya. Dae Eun Jung berada di dalam mobil van berwarna hitam bersama timnya yang berjumlah tiga orang. Semuanya pria. Hanya dirinya yang perempuan. Ketiga laki-laki itu, jika dilihat usianya sepertinya terpaut cukup jauh darinya. Awalnya Dae Eun Jung kira mereka bertiga ketus, dingin, dan juga galak. Ternyata dua diantaranya ramah dan konyol. Dan tak salah apa yang ia kira untuk satu orang yang sedari tadi diam. Dari aktivitas beberapa menit di dalam mobil, Eun Jung bisa mengambil kesimpulan, bahwa Yerom dan Balgom terkenal konyol dan banyak makan. Sedangkan Jerome, pria itu lebih pendiam. Seperti apa kata Hyun Sik, mereka adalah sebuah tim yang dibentuk untuk saling melengkapi. Mereka punya peran masing-masing. Yerom bertugas menyetir mobil dan mencari lokasi strategis untuk sembunyi. Pria berkulit sawo matang dengan rambut keriting itu memang mahir mengendarai mobil. Balgom sendiri bertugas mengawasi dari luar mobil dengan cara bersembunyi. Memberi kabar kepada Dae Eun Jung lewat pesan. Balgom cukup tampan, tapi sayang otaknya berkapasitas kecil. Dan terakhir, Jerome, sosoknya sempurna. Meski cuek tapi sebenarnya pria sebagai hacker itu peduli terhadap sesama meski caranya berbeda. Jerome lebih tampan di antara Yerom dan Balgom. Rahangnya tegas hidungnya mancung. Tingginya juga pas. Satu hal yang membuat mereka sama yakni, ketiganya adalah mafia lajang. Mereka bertiga belum ada yang menikah, apalagi punya kekasih. "Jerome-ya, Apa kau sudah melacak posisi wanita majalah dewasa itu?" tanya Yerom pada Jerome. "Hm," guman Jerome. Benar kan, betapa juteknya Jerome. Ia fokus pada kaca jendela di sisinya. Barangkali, seseorang dalam foto genggamannya akan lewat sebentar lagi. Pasalnya, di daerah yang sepi penduduk ini Jerome sudah mengirim pesan kepada model itu. Tentunya dengan menghack salah satu akun pria yang kata Balgom akhir-akhir ini sedang dekat dengan model tersebut. Kemampuan memata-matainya itu memang cukup berguna. Jerome yang sudah berhasil menghack segera mungkin mengirimkan pesan pada wanita tersebut. Pesan yang mengajaknya pergi ke tempat di mana mereka sekarang. Ya, tentu tujuannya hanya untuk melancarkan rencana mereka. Setelah mengirim pesan itu, tentu Jerome tak menghapusnya dari akun pria yang katanya juga sering mabuk. Semuanya dilakukan, agar tuduhan diajukan ke pria tersebut, bukan ke Eun Jung atau bahkan mereka. Ini salah satu trik agar mereka tak terbongkar. "Babi merah di sini!" suara Balgom terdengar di radio mobil yang memang tersambung dengan ponsel milik Balgom. "Target sudah datang. Sesuai pesan, wanita itu sendirian. Memakai sweter warna cokelat s**u!" terang Balgom, setelah itu suaranya tak terdengar lagi. Dae Eun Jung memasang tudung switer hitamnya, memasukan pisau kecil yang sudah ia siapkan. Tapi sebelum itu, ia memasang sarung tangan agar jejaknya tak tertinggal. "Berikan aku korek apimu," pinta Dae Eun Jung pada laki-laki di sebelahnya, menengadahkan tangannya. Jerome tak menyahut tapi langsung memberikan korek yang gadis itu minta. Bahkan Jerome tak mau repot untuk bertanya akan diapakan korek itu. "Cepatlah keluar! Kau akan kehilangan dia jika kau tidak bergegas!" seru Yerome tak sabaran. Dae Eun Jung mendengkus kasar. Andai saja dia bukan senior maka Dae Eun Jung sudah menyayat kulitnya. Ia keluar dengan terburu. Kemudian berjalan santai seolah tidak akan melakukan apapun. Dae Eun Jung melirik Balgom yang sembunyi di balik pohon. Laki-laki itu mengacungkan jempolnya, dan ia mengangguk tak kentara sebagai tanggapan. "Hai, kau menunggu siapa?" tanyanya terdengar canggung. Wanita itu nampak terkejut. Tapi setelahnya, memandangi Dae Eun Jung dari atas sampai bawah. Memberi tatapan menilai. "Aku sedang menunggu seseorang," jawabnya singkat sembari mengalihkan pandangannya dengan tangan yang masuk ke dalam saku sweternya. "Seseorang? Sendirian?" Wanita itu tak mengindahkan pertanyaan Dae Eun Jung. Gadis sembilan belas tahun itu, melirik ke kanan dan ke kiri. Setelah di rasa aman, ia berpura-pura jalan di belakang gadis itu. Dan tentu tanpa aba-aba pisau kecilnya menacam dalam di leher gadis itu yang untungnya tidak memakai tudung sweter nya. CREEET!!! Darah segar mengucur dari bekas tusukan itu. "GGGRRRRRRHHH." Wanita itu hanya mengeluarkan suara yang tertahan di tenggorokannya , dan kemudian terkulai lemas di bawah kakinya. Setelah wanita itu tergeletak, Dae Eun Jung ribuan kali menusuk tubuhnya dengan pisau kecil miliknya. CREEETT!!! CREEETT!!! CREETT!!! Setelah di rasa cukup dan wanita itu sudah tak bernyawa. Dae Eun Jung mengeluarkan korek dalam saku sweternya, membakar rambut gadis itu. Dae Eun jung juga merobek-robek celana gadis itu. SREEK!! SREEEK!! SREEKK!! Dengan kobaran api karena rambut gadis itu yang terbakar sehingga menimbulkan bau khas tersendiri, Dae Eun Jung membuka celana dalam yang wanita itu gunakan, memasukan tiga jemarinya ke dalam liang kewanitaan wanita yang sudah tak bernyawa. Ah, mual sendiri rasanya Dae Eun Jung melakukan ini. Kalau bukan agar kasus ini seolah-olah gadis itu diperkosa, Dae Eun Jung tidak akan melakukannya. "Hei! Apa yang kau lakukan!!" teriak Balgom yang sudah mendekatinya. Laki-laki itu nampak terkejut dengan apa yang Dae Eun Jung lakukan. Ya, apa yang ia lakukan memang tidak ada direncana mereka. Ini hanya inisiatifnya. "Aku hanya ingin membuatnya o*****e," jawab Dae Eun Jung asal. Padahal, mungkin tak akan bisa. Balgom mengipas-ngipasi udara di sekitarnya yang penuh asap dari rambut wanita itu. Diraihnya celana yang tergeletak tak cukup jauh dengan menggunakan pena yang selalu ada di kantung celananya. Balgom mematikan api yang menyala dengan celana itu. "Kau gila, dia tidak akan mendesah, dia sudah tak bernyawa!" Balgom tak habis pikir dengan Dae Eun Jung. Mana mungkin gadis itu bisa merasakan o*****e sedangkan gadis itu sudah tak bernyawa. "Aku tau. Tapi, ini sangat sempit. Apa kau mau bergantian denganku?" tawarnya menggoda Balgom. Siapapun tahu, wanita ini memiliki tubuh yang seksi dan tentu akan memuaskan laki-laki manapun. Awalnya Balgom tampak tak tertarik, tapi Dae Eun Jung terus menggodanya. Dan justru ia sendiri yang mendesah. "Ahhh, ini nikmat sekali..." Ia terus menggerakan jarinya maju-mundur. Balgom berusaha tak tertarik. "Ngghh, aaahh kau yakinnhh?" Lagi, Dae Eun Jung menggodanya. Sesekali meremas p******a wanita itu yang sudah tak tertutup kain. Besar dan sintal. "Hei! Kau!" teriakan Yerome itu membuat Balgom mendorong Dae Eun Jung kasar. Pikirnya, Balgom melakukan itu agar Yerome tak marah karena Dae Eun Jung melakukan suatu hal diluar rencana. Tapi ternyata, Balgom mengeluarkan kemaluan nya yang sudah tegak itu. Mengeluarkan bungkusan kecil dari saku celananya yang ternyata adalah alat kontrasepsi. Astaga, sejak kapan laki-laki itu menyiapkan nya?!! "Yak!! Apa yang kau lakukan!" bentak Yerome. Dae Eun Jung terkekeh, melihat Balgom yang sepertinya menikmati aktivitasnya. Sampai-sampai laki-laki itu mendongak untuk menyalurkan euforianya. "Aaaahhrg." Geraman itu keluar dari mulut Balgom di sela hentakannya bertubi-tubi. "Yak!" Yerome menarik bahu Balgom dari belakang. "Kau juga tidak ingin, Yer?" godanya. Yerome menatap Dae Eun Jung dan Balgom secara bergantian. "Tentu aku mau!" "Hahahaha...." tawa Dae Eun Jung menggelegar. Ah, ternyata laki-laki juga bisa terpuaskan oleh mayat. Lalu, siapa yang akan memuaskannya malam ini? Dae Eun Jung meninggalkan dua lelaki yang sedang asik dengan mayat tersebut, setelah memberi pesan bahwa mereka tidak boleh berlama-lama. Rasanya hampa juga, tidak ada seseorang yang dapat ia ajak bermesraan. Ingin sekali ia memiliki satu orang yang takut kehilangannya. Ataupun, yang bisa memusatkan hasratnya. Yang pastinya, harus orang yang dapat memikat hatinya. Bukan Kang Dae tentunya. Ia hanya menganggap lelaki itu sebagai temannya. Tak lebih. Bayangkan saja, diusiannya sekarang, ia belum pernah merasakan hubungan intim dengan lelaki. One night stand saja tidak pernah. Apa ia akan menjadi perawan tua?!! Ah, tidak ia tidak akan membiarkan itu terjadi. Dae Eun Jung kembali ke mobil Van, duduk di sebelah Jerome yang sedang memakan roti isian keju sepertinya. "Apa kau tidak ingin bergabung dengan ... Mereka?" tanya Dae Eun Jung hati-hati. Jerome tak menanggapi, lelaki itu tak mengindahkannya. Fokusnya hanya pada roti isian yang dimakannya dengan lahap. Dae Eun Jung semakin berpikir yang tidak-tidak tentang Jerome. Memangnya ada ya, lelaki yang tidak tertarik akan hal begitu? Apa ... Jerome tidak normal? Yak! Apa dia menyukai sesama jenis?!!! Melirik Jerome sekilas dengan perasaan takut. Jika itu benar, apa Jerome pernah melakukan hal itu kepada Balgom dan Yerome? Ah, menagapa ia justru merinding membayangkannya. "Apa, kau tidak ..." Tiba-tiba, Jerome menyudutkannya, mengukung gadis itu dengan tubuh Jerome yang kokoh. "Aku tidak suka sejenis." Tatapan Jerome menyorot, perkataannya seakan menjawab isi kepala Dae Eun Jung. Dari mana lelaki ini tau?!! Apa dia juga bisa membaca isi pikiran orang? "Akan kuperlihatkan ...." Perkataannya ambigu. Namun sedetik kemudian ia paham apa maksudnya setelah lelaki itu menempelkan bibirnya pada bibir Dae Eun Jung yang sayangnya sedikit terbuka. Memudahkan Jerome untuk berbuat lebih. Shhht! Kurang ajar! Ini ciuman pertamanya! Gadis berhoodie hitam itu mencoba mendorong Jerome agar menjauh, tapi laki-laki itu justru menarik tangannya dan menyatukannya menjadi satu. Lalu menahannya di atas membuat Dae Eun Jung membulatkan mata karena Jerome menahannya kuat-kuat. Bibir Jerome terus melumatnya dengan ritme permainan yang bagus. Semula lembut lalu berakhir dengan lumatan bak dikejar anjing gila. Sepertinya laki-laki di depannya ini sangat berpengalaman. Apalah Dae Eun Jung, ia justru kewalahan membalas ritem Jerome. Eh, apa-apaan, mengapa ia justru menikmati ini?!! "Mmmphhh," gumamnya di sela ciuman mereka. Mata Dae Eun Jung kembali membulat, setelah kedua tangan nya hanya ditahan oleh satu tangan Jerome sedangkan yang satunya bergerak turun. Menyusuri paha, bagian dalamnya.Yang mau tidak mau, terpaksa membuat Dae Eun Jung melebarkan kedua kakinya. Haruskah Dae Eun Jung pasrah saja? Minimal ia terpuaskan untuk pertama kalinya. Toh, Jerome tidak terlalu buruk. Yang penting, lelaki itu tidak sampai memasukinya. Ia belum mau hamil di usianya sekarang. "Aahhh...," desahnya saat bibir Jerome sedikit menjauh dan tangan sialan lelaki itu menggesek liang kewanitaannya yang masih tertutup selimut. Bodohnya Dae Eun Jung mendongak, menikmati elusan itu yang semakin lama membuat telapak kakinya memanas, membuat kakinya lemas dan getaran aneh di perutnya. Ia mendongak, dengan mata terpejam, mulut sedikit terbuka. Berulang kali meracau tak jelas. Karena melihat Dae Eun Jung sudah menikmati, Jerome melepas tangan gadis itu dan. Laki-laki itu menyunggingkan senyumnya, saat jemari Dae Eun Jung mengarahkan jemari Jerome agar menggeseknya lebih cepat. Ia menikmati, walau hanya seperti ini. "Jerhhh nghh, kumohhonn lebih cepat...," pinta Dae Eun Jung sembari menggeliatkan badannya. Siapapun yang melihat ini akan tergoda. Jerome mengangguk. Menuruti kemauan juniornya itu. Menggeseknya lebih cepat, walau liang gadis itu tertutup kain jeansnya. Sesekali Jerome menusuk-nusuknya tepat di lubangnya. Dan sesekali mengecup gadis itu. Jerome semakin bergerak lebih cepat lagi, hingga Dae Eun Jung bergetar hebat dan menggoyangkan pinggulnya karena akan mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuhnya. "Aaahhhh....," desahnya hebat, sembari mengeluarkan cairan dari dalam liangnya untuk pertama kalinya. ___________________________ Hai guys! kembali lagi di part sekian :* Semoga kalian suka dengan part ini ya :* Have A Nice Day! Best regards Zaynriz?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD