IMPG-08

1117 Words
Dae Eun Jung memarkirksn sepeda motornya. Berjajar dengan motor-motor yang lainnya. Ya setidaknya cukup baguslah punya kendaraan sendiri. Jadi ia tidak perlu menyusahkan orang lain.  Dae Eun Jung berbalik. Matanya langsung mendapati barisan mobil di depannya yang terparkir rapi. Ia memandangi nya sesaat. Dan bertekad dalam hati, bahwa ia akan segera membeli kendaraan serupa dengan yang ia lihat. Tapi untuk saat ini, ia harus bersyukur punya sepeda motor.  Baru saja kakinya akan melangkah, tapi Kang Dae menghampirinya. "Kau kemana saja? Aku mencarimu di rumah tapi kau tidak ada?!" kesal Kang Dae, napasnya memburu. Seperti habis berlari.  Dae Eun Jung memperhatikan Kang Dae lekat-lekat.  Kang Dae berkacak pinggang. "Yak! Kau berangkat dengan siapa?"  "Aku mengendarai sepeda motorku." Dae Eun Jung menoleh ke belakang lalu menepuk-nepuk sepeda motornya dengan pelan. Tak lupa, ia menampilkan senyum bahagia.  Kang Dae segera mendekati sepeda motornya. Kemudian mengamatinya sambil mengelus bodi motor tersebut. "Wish kau membelinya?" tanyanya sambil menatap Dae Eun Jung. Ia mengangguk.  "Wish keren sekali." Kang Dae berdiri di samping Dae Eun Jung. "Tapi, dari mana kau mendapatkan uang?" tukas Kang Dae sambil memincingkan kedua matanya.  Sebenarnya, Dae Eun Jung malas jika ditanya seperti ini. "Kau masih ingat kan, saat aku ditawari pekerjaan oleh seseorang?" Kang Dae mengangguk.  "Kau benar-benar jadi wanita penghibur?"  Dae Eun Jung mengeplak kepala Kang Dae pelan. Tapi laki-laki itu tetap saja meringis kesakitan.  "Jika mulutmu berbicara sembarangan, aku akan memotong jari-jarimu," ancam Dae Eun Jung kemudian melangkah setelahnya.  Kang Dae bergidik di tempatnya. Seram juga mendengar hal itu. Ia berlari kecil menyusul langkah Dae Eun Jung. "Lalu, kau bekerja sebagai apa? Aku tidak yakin gajimu di pejagalan...."  "Kau bisa diam tidak?" Dae Eun Jung menurunkan paksa lengan Kang Dae yang senenaknya nangkring di pundaknya.  Ekspresi Kang Dae cemberut. Siapa peduli, karena Dae Eun Jung tetap berjalan tanpa berniat meminta maaf.  Halaman kampus sudah cukup ramai. Semua orang berlalu lalang dengan gembiranya. Dengan pakaian yang bagus. Sedangkan dirinya, tidak telanjang saja ia sudah untung. Dae Eun Jung menghela napasnya pelan melihat pakaiannya sendiri.  "Dae Eun Jung?!"  Semula Dae Eun Jung menunduk, kini menegakan kepalanya untuk melihat siapa yang meanggilnya dengan suara seperti terkejut itu.  "Hai, Ryeon!" seru Dae Eun Jung akhirnya. Ryeon mendekati Dae Eun Jung yang sedang kebingungan.  Apa yang Ryeon lakukan di universitasnya?  "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Dae Eun Jung memastikan.  Ryeon berbalik, kemudian laki-laki itu berdiri sejajar dengan Dae Eun Jung. Jika dilihat-lihat, bibir Ryeon selalu tersenyum dan itu manis sekali.  "Kalau begini ceritanya, aku sangat senang," ujar Ryeon. Dae Eun Jung mengernyit, semakin tidak tau apa maksud laki-laki di dekatnya ini.  "Apa yang kau lakukan dengan pacarku?" tukas Kang Dae, tiba-tiba sudah berdiri di depan mereka berdua. Kedua bola mata Dae Eun Jung membulat, kurang ajar sekali Kang Dae seenaknya mengeklaim dirinya.  "Kalian berdua?" Ryeon melihat Kang Dae, kemudian bergantian melihat Dae Eun Jung.  Ia menggeleng keras yang disambut tatapan tak suka dari Kang Dae. "Bukan, dia hanya temanku. Perkenalkan, dia Kang Dae. Dan Kang Dae, ini Ryeon."  Syukurlah, Ryeon mengangguk paham. Kemudian dengan ramahnya Ryeon mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Kamu Dae. Tapi Kang Dae dengan malas-malasan menerima uluran tangan tersebut.  "Senang bertemu denganmu," ujar Ryeon ramah. Kang Dae mengangguk singkat dengan ekspresi datar.  "Ya Dae Eun Jung ayok ke kelas, kau tidak tau sebentar lagi Dosen akan datang."  "Kang Dae, maafkan aku. Tapi aku punya urusan dengan Ryeon. Kau bisa kan ke kelas sendirian?" Mendengar itu, Kang Dae menatapnya tak percaya.  "Kau meninggalkanku dan memilih jalan dengan laki-laki lain?" tukasnya dengan kesal.  Dae Eun Jung menggeleng. Membuat uaraian rambutnya bergoyang-goyang. "Kita tidak berangkat bersama kan?" "s**t! Baiklah jika itu maumu!" putus Kang Dae kesal. Akhirnya meninggalkan Dae Eun Jung bersama Ryeon.  "Aku merasa bersalah," ujar Ryeon sembari memandangi kepergian Kang Dae.  Memukul pelan lengan Ryeon. "Ck, santai saja. Dia memang begitu." Ryeon menatapnya, kemudian tersenyum. "Oiya, kau belum memberitahuku, apa tujuanmu kemari?"  "Tentu menemuimu."  Dae Eun Jung terkejut tapi kekehan kecil dari mulut Ryeon membuatnya sadar bahwa laki-laki itu bercanda.  "Aku pindah di sini. Senang rasanya, kita akan sering bertemu."  "Aku tidak yakin."  "Kau tidak percaya?"  "Bukan. Aku tidak yakin kau akan sering menemuiku. Kemungkinan, kau akan lebih tertarik dengan gadis yang lebih baik dariku." Dae Eun Jung tersenyum tipis. Semua laki-laki sama, bukan? Mereka hanya melihat gadis dari fisik dan bagaimana cara mereka bermain di ranjang.  "Tidak, asal aku boleh mendatangi rumahmu nanti malam."  "Kau membuat suatu penawaran?" tanya Dae Eun Jung kemudian terkekeh pelan. Tidak menyangka, seorang Ryeon seperti ini.  Ryeon mengangguk. "Tentu. Dengan satu syarat. Aku akan membawakanmu makanan." Dae Eun Jung terkekeh, memukul lengan Ryeon pelan. Bisa-bisanya Ryeon membuat kesepakatan dengan syarat yang membuat dirinya sendiri rugi.  Dae Eun Jung menggeleng-geleng pelan, giginya senantiasa terlihat. Ia tidak percaya dengan pemikiran konyol Ryeon. "Kau lucu juga." Dae Eun Jung menunjuk-nujuk Ryeon sembari menahan tawanya.  "Aku baru tau, jika mau tertawa lebih cantik dari kelihatannya," puji Ryeon membuat Dae Eun Jung menghentikan tawanya karena speechless. "Ayo ke kelas. Kemungkinan kita mengambil jurusan yang sama."  "Kau mengambil jurusan apa?" Mereka berjalan beriringan. Terlihat cukup mencolok karena Ryeon tampil keren dengan pakaiannya yang terlihat rapi dan bermerek sedangkan Dae Eun Jung. Ia terlihat kusut dengan penampilannya. Mungkin ini sebabnya, beberapa pasang mata menatap kedekatan mereka penuh tanya dan rasa tak suka.  "Psikologi, kau?"  Dae Eun Jung menyipitkan kedua bola matanya. "Kau ingin mengikutiku ya? Kenapa kau mengambil jurusan psikologi juga."  "Jadi, benar?" Ryeon nampak senang. Dae Eun Jung mengangguk.  "Wah, aku tidak sabar."  "Tidak sabar apa?"  "Ingin duduk di sebelahku setiap hari," goda Ryeon. Anehnya, Dae Eun Jung tersipu malu karenannya. Biasanya, ia sangat tidak bisa tersipu malu karena gombalan laki-laki. Ia justru risih dang ingin muntah, tapi kali ini berbeda.  Dae Eun Jung berdeham, tenggorokannya sepertinya tiba-tiba kering dan serak. "Bergegaslah, kita bisa terlambat." Dae Eun Jung mengalihkan pembicaraan kemudian berjalan cepat mendahului Ryeon agar laki-laki itu tak melihat pipinya yang sudah pasti merona.  Ryeon terkekeh kecil, ternyata gadis seperti Dae Eun Jung menarik juga untuk di dekati. Ya, tekatnya bulat. Untuk menjadikan Dae Eun Jung sebagai kekasihnya, tapi untuk saat ini ia masih butuh waktu. Kurang etis, menyatakan cinta di waktu yang terlampau dini pertemuan mereka.  *** Kedua mata Ryeon memandangi ke sekeliling ruangan kelasnya. Memang sangat berbeda dengan kampusnya sebelumnya. Tidak tau mengapa, Ayahnya justru memindahkannya di kampus seperti ini. Terbilang biasa saja, tapi memang cukup luas areamya.  Sampai sekarang, Ryeon heran dengan tatapan orang-orang yang menatapnya seperti tak pernah melihat orang seperti dirinya saja. Terlebih para gadis, mereka sampai berbisik-bisik tak jelas dengan teman di sebelahnya.  "Kau tau, ada apa dengam mereka?" tanya Ryeon kepada Dae Eun Jung yang duduk di sebelahnya.  Dae Eun Jung mencondongkan kepalanya ke samping untuk membisikan kepada Ryeon yang duduk di bangku berbeda. "Mereka kagum padamu. Kau tampan."  "Aku?" Ryeon menunjuk dirinya sendiri dengan tak percaya. "Itu katamu, atau kata mereka?" tanya Ryeon memastikan.  Dae Eun Jung mendengkus. "Tentu kata mereka."  "Padahal aku berharap, itu katamu."  "Fokuslah kedepan, Dosen akan marah jika kita terus mengobrol," tegur Dae Eun Jung. Ryeon mengangguk.  "Setelah kelas, kita makan bersama," ajak Ryeon. Lagi-lagi pipi Dae Eun Jung bersemu, kali ini lebih parah reaksinya karena jantungnya juga ikut-ikutan andil. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD