Rencana Baru

1065 Words
Maudy masih saja menangis sejak kejadian tadi. Ia sekarang sedang berada di kamarnya menelungkupkan wajah ke bantal dengan Tita yang masih mengelus elus pundaknya. Tita merasa bersalah tentu saja rencananya gagal total. Tadi saat melihat Maudy lama di dalam ruang musik, Tita berfikir kalau rencana mereka berhasil. Tapi saat Tita melihat segerombolan teman Mahen yang baru kembali ia malah di kagetkan dengan keberadaan Mahen diantara mereka. "Loh loh itukan Mahen? Terus yang didalam siapa dong" Saat mengetahui itu Tita segera menuju ruang musik. Dia bahkan menghiraukan panggilan Aryan, salah satu teman Mahen. Dan saat tiba di depan pintu masuk ruang musik yang terbuka, dia malah melihat adegan romantis antara Maudy dan... Orlando? WHAT ko bisa? Tita mematung karena kaget, bahkan ia tidak bisa mengeluarkan kata kata melihat apa yang ada di depannya. Maudy dan Orlando ciuman? Apa apaan ini. Belum sempat sembuh dari rasa terkejut, Tita serta kedua orang di depannya itu tersentak saat mendengar sorak sorak dari belakang. Semua teman teman Mahen tersorak melihat adegan romantis ala Maudy dan Orlando, sedangkan Mahen hanya terlihat diam saja dengan wajah datar. Maudy? Wajahnya sudah memerah menahan tangis, Maudy segera menyentakan tangan Orlando yang masih menggenggamnya dan dengan mudah terlepas. Ia segera berlari keluar bahkan menubruk Tita yang sepertinya juga baru sadar dari keadaan yang terjadi di depannya. Tita segera mengejar Maudy saat itu juga. Ia masih belum mengerti mengapa jadi Orlando yamg berada di dalam. Tita yakin betul saat tadi dia memastikan hanya ada Mahen di ruang musik itu. Ia belum berani bertanya pada Maudy, karena sejak tadi Maudy belum juga berhenti menangis. *** Cape menangis hampir dua jam akhirnya sekarang Maudy dan Tita sedang duduk di kasur. Maudy masih sesegukan karena baru berhenti menangis. Ia menceritakan apa yang terjadi di ruang musik tadi termasuk kesalah pahaman yang mengira Maudy dan Orlando sedang berciuman tadi. Mereka tidak berciuman , hanya saja tadi wajah Orlando memang menunduk dan sangat dekat dengan wajah Maudy sehingga kalau dilihat dari jauh mereka terlihat sedang berciuman. Apalagi Maudy juga tengah mendongakan wajahnya ditambah sebelah tangannya yang di genggam Orlando menambah kesan romantis. Padahal tak ada romantis romantis nya sama sekali. Maudy memikirkan bagaimana nasib kisah cinta nya pada Mahen yang bahkan belum kesampaian. Sial sekali nasibnya ini. "Terus gimana hiks nasib gue Ar hiks tita? Gue hiks gamau pacaran sama hiks Orlando. Mana hiks tadi ayang Mah hiks hen lihat lagi hiks hiks" Dengan susah payah Maudy berbicara. Tita masih diam saja ia juga sedang berfikir mencari jalan keluar. Keduanya lama terdiam, dengan fikiran masing masing. "Tapi bentar deh" Sial, Tita mengagetkan saja tiba tiba berbicara begitu "ko bisa berubah orang gitu ya? Jelas jelas gue lihat yang di dalam itu Mahen bukan Orlando". "Ya mana gue tahu Artita, mata lo juling kali pas mastiin". "Ye enak aja, orang gue beneran lihat itu Mahen. Mata gue juga masih normal" Tita menoyor kepala Maudy. "Ya terus kenapa yang sama gue tadi itu bisa berubah ah jadi Pemuda Orlando, Artita" Maudy balik menoyor kepala Tita. Dia sudah benar benar sembuh dari cegukannya. "Ya mana gue tahu Maudya, kalo gue tahu gue ga akan nanya sama lo gimana sih" Tita balik menyolot pada Maudy. "Ah tau ah pokoknya lo harus nyari jalan keluarnya, karena ini terjadi karena gue ngikutin saran dari lo" Maudy mencak mencak memikirkan nasibnya dengan Mahen. Mereka berdua kembali terdiam. "AHHA" Tita kembali membuat kaget. Maudy hanya menaikan alisnya sebagai respon. "Lo lanjutin aja pacaran sama Orlando". "Gila ya lo.. " Tita menutup mulut Maudy tiba tiba yang segera di sentak oleh Maudy. "Dengerin dulu Maudya" Maudy menurut dia kembali diam "gini lo lanjutin pacaran bohongan (Tita membentuk tanda kutip kedua tangannya) sama Orlando, ya daripada lo maksa mutusin juga tuh bocah songong ga akan mau. Lo tahu sendiri kan seberapa songong nya dia? Maksud gue adalah dengan lo pacaran sama Orlando Otomatis lo kan akan banyak moment sama Mahen juga. Nah lo bisa pepet aja tuh si Mahen, gimana? " Tita menaik turunkan alisnya. Merasa bangga dengan ide cemerlangnya itu. "Ya mana mau Mahen nya Tita, mereka itu bestfriend banget yakali Mahen mah nikung pacar sahabatnya" Maudy tak setuju dengan usulan Tita. Yakali dia deketin Mahen saat pacaran sama Orlando, yang ada juga Mahen menjauhi dia. "Ck ya lo pepet nya juga jangan nunjukin banget gitu, maksud gue ya lo manfaatin moment yang ada gitu" Maudy mulai berfikir. "Seenggaknya lo bakal lebih banyak moment sama Mahen kan? Ya siapa tahu aja tiba tiba Mahen khilaf mau nikung sahabat songongnya itu" Tita semakin memanas manasi Maudy. "Bener juga sih, gue bisa manfaatin moment ini, okedeh gue setuju sama saran lo ini. Sambil gue nego masa pacaran gue sama si Pemuda siapa tahu tuh anak berubah fikiran" Maudy mengembangkan senyumnya. Yasudahlah mau bagaimana lagi. Untuk sementara ini yang bisa Maudy lakukan daripada lama lama bersedih juga sangat merugikan. Maudu dan Tita memilih untun jajan keluar dan melupakan masalah yang terjadi tadi. Semudah itu menjalani hidup kawan. Nikmati saja. *** Liburan semester dua minggu ini, Maudy dan Tita manfaatkan untuk menyusun siasat siasat licik untuk mendekati Mahen secara tak tersirat. Selama dua minggu itu juga Orlando tak mengganggu nya seakan tak ada apa apa diantara mereka. Maudy sangat bersyukur dan berharap Orlando sudah melupakan kejadian dua minggu lalu. Lagipula mana ada orang pacaran tanpa komunikasi begini, sangat aneh sekali. Dan Maudy sama sekali tidak peduli. Selama libur, Maudy lebih senang memantau akun sosial media Mahen seperti sekarang. Ia sedang memperhatikan foto yang beberapa menit lalu di posting oleh pemuda itu. Mahen terlihat tampan dengan rambut basah dan senyum manisnya. Dia sedang liburan ke Bali bersama teman temannya. Di foto itu juga ada Orlando yang mau tak mau harus Maudy akui terlihat tampan sekali ckck disampingnya berdiri seorang gadis cantik yang merapatkan tubuhnya kepada Orlando. Itu Mia yang Maudy ketahui sebagai mantan cari cowo itu. Ck mana ada orang pacaran malah mesra mesraan sama mantan begitu. Tapi Maudy tak peduli, ia lebih peduli dengan foto Mahen saja. Aah ia tak sabar untuk bertemu Mahen dua hari lagi di sekolah. Semoga si songong Orlando sudah lupa dengan Maudy dan Maudy do'akan semoga dia dan Mia balikan saja. Jadi Maudy bisa bebas deh. Maudy mematikan ponselnya setelah puas memandangi foto ayang Mahen. Ia bergegas mematikan lampu kamar dan segera pergi tidur untuk segera berkhayal menjadi kekasih Mahen dan berharap bermimpi indah. Selamat malam ayang Mahen sampai bertemu di mimpi, dan sampai bertemu dua hari lagi. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD