Aku menggeliatkan badanku perlahan. Kepalaku terasa nyeri berdenyut. Astaga apa yang terjadi kemarin? Aku melihat sekelilingku. Ini bukan kamarku. Lalu aku di mana? Tapi, aku merasa familier dengan ruangan ini. Sesuatu yang berat terasa menggenggam dadaku dari belakang. Crap! Dadaku?!
Aku langsung menendang orang yang memelukku -yang aku belum tahu siapa- hingga dia terjatuh dari tempat tidur.
"Damn it! Kenapa kau menendangku?!"
Ouh suaranya sangat sexy setelah bangun tidur membuatku harus menelan salivaku.
Shit! Jessica! Sadar dia adalah pria asing yang tidur memeluk dadamu! Kuulangi DADAMU!
"Kau siapa hah?! Dasar p*****t!!"
"What?!"
Orang itu langsung berdiri dari posisi jatuhnya dan menatapku tajam.
Holy s**t! Dia shirtless dengan hanya memakai celana panjang putih bahan katun. Badannya sangat sempurna ditambah rambutnya yang acak acakan membuat dia tambah sexy.
"Well, suka dengan yang kau lihat Ms. Willan?"
Aku menggelengkan kepalaku cepat dan kembali menatapnya marah.
"Kau! Apa yang kau lakukan padaku kemarin malam hah?! Kenapa bajuku sudah berganti dengan sestel baju tidak berstyle yang menenggelamkan badanku ini?!"
Aku memang bangun dengan sebuah kaos abu kebesaran sepaha dan celana panjang kelebaran yang aku yakin pasti akan melorot kalau aku berjalan.
"For your information, baju tidak berstyle dan menenggelamkan badanmu itu adalah bajuku. Aku memakaikannya padamu untuk menggantikan baju murahan kekurangan bahanmu itu"
What?!
"APA KAU BILANG?! BAJU MURAHAN KEKURANGAN BAHAN?! HARGANYA 170 DOLAR!"
Aku melemparinya bantal, guling, semua yang ada di dekat jangkauanku. Laki laki gila!! s***p!! Sin... Eh, tunggu tadi dia bilang menggentikan bajuku?
"Hah. Akhirnya kamu berhenti berkelakuan seperti monyet yang melempari kacang"
"KAU BILANG KAU MENGGANTIKAN BAJUKU?! DASAR LAKI LAKI SINTING!!!!"
Aku kembali melemparinya dengan semua yang ada di jangkauanku. Termasuk weker, lampu nakas, handphone yang ada di nakas dekat kasur. Tapi sialnya dia malah menghindar dengan lihai.
Dia lalu mendekat ke arahku dan menindihku. Tangannya menahan badannya dengan memegang kedua pergalangan tanganku. Wajahnya terasa sangat dekat denganku.
Blush
Shit!! Kenapa di saat seperti ini aku blushing?!
"Akhirnya kau berhenti juga"
"Kau tidak menyentuhkukan kemarin?"
Aku bersusah payah dengan terus menatap matanya padahal aku sudah ingin lari tunggang langgang karena malu.
Joseph malah tertawa kecil.
"Tidak. Aku hanya menggantikan bajumu."
Hah syukurlah.
Wait?! Berarti dia sudah melihat asetku?!
"KAU SUDAH MELIHAT ASETKUKAN?!"
"Damnit Jessica! Teriakanmu membuat gendang telingaku terasa akan sobek! Lalu kau berharap apa?! Aku membiarkanmu tidur dengan baju penuh muntah gitu?"
Hah?! Muntah?
"Emm, apa yang terjadi?"
Joseph melihatku dengan pandangan seperti aku memiliki 7 kepala. s**t!
"Jangan bilang kau lupa!"
Aku nyengir tidak bersalah.
"Oh astaga aku benar benar harus meminta James untuk tidak membiarkanmu masuk lagi ke clubnya"
"Apa?! Aku tidak boleh masuk skyclub?! KAU GILA!!!"
"Argh!! suaramu benar benar membuat gendang telingaku pecah!!"
"Oke, let's make a deal. Aku tidak akan membuat gendang telinga tidak berhargamu itu pecah dengan imbalan kau memberitahuku dengan lengkap apa yang terjadi kemarin"
"Lengkap? It's a long story"
"Oke intinya saja"
Tiba tiba Joseph menatapku menimbang nimbang hingga akhirnya sebuah seringaian yang mungkin kata orang alay tampan tapi menurutku dia mengingatkanku pada dewa kematian. Emmm oke aku akui, dia memang tampan. Tapi aku tidak alay.
Joseph semakin mendekatkan wajahnya ke arahku. Hangat nafasnya terasa menyapu wajahku. Wajahnya tetap menyeringai tam-menyeramkan.
"Kau lupa saat kau menarik rambut Beannette? Saat kau menciumku dengan sangat rakus? Saat kau menempelkan badanmu dengan erat di badanku? Di depan semua orang?"
...
...
...
HAHHHHH?!!!!! Telingaku salah dengarkan?! Iakan?! Gamungkin banget aku ngelakuin itu?!
"Heh?! Cowok s***p menyebalkan.."
"Yang tampan"
Zzzz
"Yah what ever! Kamu kalau mau ngarang yang logis dikit dong?! Kamu kira aku bakal percaya kalau hanya dengan segelas vodka aku bisa melakukan hal alay di luar nalar seperti itu?!"
Joseph mendekatkan wajahnya ke arahku. Membuatku terus menekankan kepalaku ke kasur. Wajahnya terus mendekat hingga hidung kami bersentuhan.
"Ini.. Ter..la..lu dekat"
Bibirnya tersenyum miring.
"Tidak sedekat apa yang kau lakukan padaku malam itu sayang. Kau bahkan membuat juniorku bangun"
What the F....
Aku langsung menendang badannya hingga badannya terpental ke lantai.
"Damnit! JESSICA?! INI KEDUA KALINYA KAU MENENDANGKU!!!!"
Aku langsung berlari ke dalam kamar mandi kamar dan membanting pintu dengan keras.
*************************************
Aku mengintip dari pintu kamar mandi yang kubuka sedikit. Memastikan kalau si sinting Joseph tidak ada. Haaah aman.
Aku berjalan mengendap endap hanya dengan handuk berwarna putih yang beraroma tubuh Joseph.
Aku membuka pintu bertuliskan wardrobe di salah satu sudut.
Saat kubuka, ini kedua kalinya aku terperangah melihat walk in closet. Pertama milik Kathy dan Theo. Dan kedua milik laki laki sinting ini. Gila aja walk in closet sebesar butik ini penuh dengan semua atribut Joseph. Bajuku mungkin kalah banyak dari miliknya. Dari salah satu dinding yang berkotak kotak berisikan sepatu dari sport hingga formal dengan label MAHAL oh ada juga beberapa sandal. Lalu pintu kaca geser dengan buanyak baju bermerk dari tuksedo hingga kemeja. Hei! Itu bukannya kaos dalam?. Hah! Kaos dalem aja digantung dasar aneh!
Oh itu, mataku menangkap laci berusun dari kaca berisi jam jam mahal yang menyilaukan mata. Wih gaya tuh cowok setengah waras.
Aku membuka pintu kayu bergaris garis. Di sana banyak kaos kaos dilipat rapi.
Sepertinya dia termasuk pria metropolitan. Cih! Banci!
Aku mengambil sepotong kaos berwarna putih besar dari kick denim.
Setelah memakai bajunya, aku menatap diriku di cermin berukuran besar di tengah tengah walk in closet. Well, harus kuakui dengan baju kebesaran sepanjang pertengahan paha ini membuatku terlihat lebih hot. Pasti si sialan Joseph akan terpana melihatku hihihi. Eh, enggakan deng kan tuh cowok ga waras.
Aku menggeledah semua isi closetnya. Untuk mencari kalau kalau ada baju perempuan. Liat aja kalau sampai ada, akan kubakar semuanya sekalian baju miliknya. Huahahahaha.
Setelah memastikan tidak ada satupun baju perempuan, aku berjalan keluar kamar sambil mengeringkan rambutku.
Tiba tiba tercium wangi manis seperti pancake dari arah dapur.
Emmm wangi. Nyummy aku jadi lapar.
Aku berjalan dan melihat pemandangan yang hampir membuatku ngiler kalau tidak ingat si pria tampan dan sexy yang sedang memasak hanya menggunakan celana katun hitam dan bertelanjang d**a dengan headset di telinganya dan rambut yang ehem acak acakan basah itu adalah laki laki yang sama yang ingin aku cekik sampai kepalanya menggelinding.
Aku berjalan lalu duduk di meja dapur kecil yang menjadi sekat antara ruang makan dengan dapur itu.
Hemm sepertinya melihatnya memasak seperti ini akan menjadi hobby baruku nanti setelah kami menikah. Hey! Stupid Jessica! Tadi aku bilang apa? Setelah menikah? Dengannya? Amit amit!
Dia akhirnya membalikkan badannya dan wajahnya itu tampak terkejut melihatku.
"Hi udah jadi ya? Oke sana bawa ke meja aku lapar"
Aku berjalan mendahuluinya dan duduk di salah satu kursi meja makannya.
"Kau lapar tuan putri?"
"Yap"
Aku memandang pria itu ehm maksudku memandang pancake dengan coklat yang meleleh itu dengan penuh minat.
Joseph lalu berjalan membawa pancake itu dan duduk di depanku.
Wajahnya yang tamp em maksudku menyebalkan itu menampilkan senyum yang oh astaga sejak kapan dia memiliki senyum seindah itu?!
Joseph memotong pancakenya dan menyendoknya. Coklat yang meleleh terlihat keluar keluar dari sendok. Astaga! AKU LAPAR!
Joseph mengarahkan sendoknya ke arahku.
"Aaaaa"
Aku mengangakan mulutku.
"Ammm"
What the f...
Si sialan Joseph malah memakan sendiri pancake penggoda iman itu!
"Aku lapar Joseph!!!!"
"Itu gunanya dapur"
"Aku lapar! Kau mau aku memakan pisau dan penggorengan hah?!"
"Berapa IQ mu sih?! Sana masak lalu makan sendiri"
"Josephhh!!! Kau mau aku membakar dapurmu hah?! AKU TIDAK BISA MEMASAK!!"
"Apa?!"
Aku merebut paksa pancake itu dan memakannya rakus.
"Bagaimana bisa kakek menjodohkanku dengan perempuan barbar yang tidak bisa memasak?!"
"Untuk informasimu saja aku adalah anak design fashion terbaik di kelas, aku memiliki wajah yang cantik, aku kaya, aku menarik, banyak laki laki mengantri untuk mendapatkanku"
"Ia mendapatkanmu untuk diawetkan dan dijadikan pajangan rumah. Kembalikan pancakeku! Aku lapar"
"NO!"
Joseph menarik tanganku yang memegang sendok dan menyuapkannya ke mulutnya sendiri dengan paksa. Biar kuulangi DENGAN PAKSA!!
Aku menarik paksa lagi, tapi dia terus melawan. Sialann!!!
************************************
Aku menatap dengan kesal orang yang berada di depanku saat ini. Setelah acara perang makan pencake tadi, aku dan dia hanya diam dan saling memandang tajam.
"Oke, Jessica mari jujur saja. Aku tidak menyukaimu"
Cih! Lo kate gue suka sama elo?
"Kau jangan bohong Tuan menyebalkan setengah waras, kau mencuri ciumanku dua kali. Biar kuulangi 2X !! Itu sebagai tanda kau menyukaiku"
Joseph tiba tiba tertawa. Cih benar ternyata otaknya sudah tidak berfungsi.
"Apa setiap laki laki yang mencium wanita itu dianggap suka?"
"Ya. Em.. Engga juga sih.. Tapi.."
"Nah biar kuluruskan satu hal. Aku menciummu di lobby perusahaan Theo untuk membalasmu saat malam itu. Kau ingat saat kau pura pura mabuk karena kalah taruhan"
Whaaaaaatttt???? Kuat kali ingatannya????
"Em, anu itu.. Em.. Gimana yaa.."
Sialan baru pertama kalinya aku mati gaya gini!!!
"Dan yang kedua untuk membungkammu di depan seluruh orang orang skyclub"
Aku jadi mengingat kembali malam kemarin. Dia memang menciumku saat aku ingin memakinya di depan semua orang SkyClub.
"Dan kau juga mencuri ciumku dengan panas nona"
Argh aku merasakan wajah hingga telingaku memanas karena ucapannya.
Ini bukan saatnya aku untuk kalah!
"Tapi, ciumanku lebih dahsyat dari pada kau itu sudah jelas!"
Shit! Apa yang kukatakan! Mulut bodoh!
Joseph memandangku dengan alis sebelah terangkat dan tatapan seperti -are you serius- ? Argh! Jelas aku bohong ciumannya benar benar membuat lututku seperti jelly! Tapi aku tidak boleh mengakuinya!
"Ap kam.."
"Azzzzz! Jadi apa yang ingin kau bicarakan sebelumnya?"
Kumohon jangan bahas ciuman bodoh itu. Kumohon.
"Ini tentang perjodohan kita"
Ahh thanks God, thanks Dewi Fortuna, thanks fans. Shhhuuut! Ga boleh protes!
"Jujur saja aku tidak bisa menolak permintaan kakek. Karena kakek yang meminta ayah untuk tidak memberikanku sedikit pun bagian perusahaan bila aku menolak perjodohan ini."
"Aku juga tidak bisa menolak. Si Tua bang em, maksudku Grandpa akan mengirimku ke Afrika bila aku menolaknya."
"So, kita ada di posisi yang sama. Ya sudah biar kita sepakati saja perjodohan ini. Hanya di depan para orang tua itu. Setelah aku mendapatkan perusahaan. Kurasa kita bisa bebas."
"Lalu bagaimana denganku?"
"Ya, kurasa bila kau menyutujui perjodohan ini dan membiarkan waktu yang membuat seolah olah kita terpisah, Grandpamu tidak akan bisa berbuat apa apa lagi"
Benar juga si sinting ini. Ternyata otaknya bukan tidak beres tapi kapasitasnya kecil saja. Tapi aku tidak boleh menyutujuinya secepat itu bisa kebesaran kepalanya nanti.
"Bagaimana dengan kekasihku? Aku ini punya pacar tidak seperti kamu jomblo ngenes"
Aku memang masih harus meminta Jimmy menikahikukan?
Joseph tertawa kecil.
"Itu diluar hakku. Lagi pula aku tidak mungkin menyukai perempuan berisik, pemarah, bawel, ga bisa masak, tukang teriak ,..."
Sombong kali dia!
"Shut! Jangan diteruskan! Liat saja kalau kau suka padaku tidak akan kuladeni!"
"Dan bila kau suka padaku. Akan kujamin kau tidak akan bisa melirik yang lain nona"
Hiiii aku merinding melihat seringaian menyeramkan itu.
"Kurasa pembicaraan kita sudah selesai"
Aku lalu berdiri dan berjalan melewatinya. Tiba tiba tangan kiriku dicekal olehnya. Dia menarikku hingga aku terduduk di pangkuannya. Dia mengalungkan tangannya di pinggangku. Dan langsung mendekatkan bibirnya dengan bibirku.
Bibirnya menyesap bibirku atas bawah bergantian dengan sangat lembut. Lidahnya membelai bibir bawahku dengan hati hati seolah olah aku adalah benda yang sangat rapuh.
Tangannya entah yang mana mengelus punggungku dengan perlahan menghantarkan getar getar yang tidak bisa dijelaskan pada diriku.
Secara refleks aku membalas ciumannya.
Dia menggigit bibir bawahku perlahan membuatku membuka bibirku memberikannya akses.
Lidahnya menjalar masuk ke dalam mulutku. Menggoda setiap s***p yang kupunya. Astaga aku merasa celana dalamku mulai lembab.
Untung aku sedang dipangkunya kalau tidak aku pasti sudah terjatuh karena aku merasa lututku melemah.
Lidahnya menggoda lidahku untuk mengikuti permainannya.
Tidak sengaja aku mendesah.
Dia langsung melepaskan ciumannya. Hangat nafasnya terasa didekat telingaku. Bibirnya mengecup telingaku kecil.
"Sudah terbuktikan? Ciumanku lebih hebat daripadamu. And btw, kau sungguh sexy memakai bajuku"
What the Fu*k!! Cowok stres sialan!
Dia langsung tertawa melihat wajahku yang pasti sudah sangat merah.
Dengan kesal aku menghempaskan tangannya lalu berjalan sambil menghentakkan kakiku ke kamarnya.
Oh tidak lupa aku membanting pintuku keras.
************************************
"Kau mau ke mana?"
Aku menghentikan langkahku yang akan pergi membuka pintu keluar.
"Tentu saja pulang. Aku bukan pengangguran sepertimu"
Joseph menatapku tajam.
"Untuk informasimu saja ya Nona Willan, aku adalah pewaris tunggal Alwena Group."
"Yayaya Alwena Group pemilik perusahaan interior dan design terbesar di dunia ditambah banyak saham perusahaan lain yang dibelinya. Tapi untuk informasimu juga Tuan Alwena. Kau tidak akan bisa menjadi pewaris kalau aku tidak menerima perjodohan ini"
Hah! Makan itu. Aku tersenyum menang saat melihat wajah kesalnya.
Oow. Aku tidak suka ini. Tiba tiba sebuah seringaian kembali terukir di wajahnya.
"Kau akan menerimanya Jessica. Itu sudah pasti."
Joseph berdiri dan melaluiku lalu membuka pintu apartement.
Sementara aku? Masih mematung mencoba mencerna kalimat penuh maknanya.
"Kau mau pulang tidak? Ayo aku antar. Aku tidak mau dianggap calon tidak tahu diri apalagi setelah pengakuanku kemarin.
"Hey! Kau yang mengatakannya di depan semua orang kemarin! Bukan aku!"
Enak saja dia seenaknya menyalahkanku. Orang dia yang dengan lempengnya mengatakan aku adalah calon pendampingnya di depan semua orang terus sekarang nyalahin aku gitu?
Eh? Ko dia malah pergi?
"Eh? Kau mau ke mana? Tunggu aku"
************************************
"Setiap pulang kampus jangan lupa telpon aku. Pulang telat dari jam 5 telpon aku. Kasih kabar minimal sehari sekali. Kalau ada hal hal mendesak telpon aku. Jaga prilakumu. Karena sekarang banyak orang yang tahu kalau kau adalah calon pendamping pewaris Alwena Group. Ka.."
"Heeeeepppppp!!!! Kau ini calon pendampingku atau bodyguard cerewet sih?!! Seingatku Grandpa mencarikanku jodoh bukan bodyguard. Lalu apa maksudmu hah nyuruh nyuruh seenak jidat?! Keluarga bukan, temen bukan, pacar bukan, tapi gaya kamu udah kaya orang penting aja. Papaku aja ga pernah nyuruh nyuruh aku ka.."
Ckkiiiiitttt
Mobil berhenti dengan tiba tiba di tengah jalan. Aku bahkan merasakan jantungku hampir loncat dari sarangnya. Suara klakson berterbaran di sekitar kami.
"APA KAU SUDAH GILA?!!! AKU TERLALU CANTIK UNTUK MATI KONYOL BERSAMA ORANG KONYOL SEPERTIMU!!!"
"Bisakah kau hentikan suara melengkingmu itu hah?! Sepertinya sekarang aku harus sering control ke THT"
"BODO AMAT!"
"Dengar Nona Willan yang cantik tapi tidak ada otaknya. Aku adalah orang penting. Karena dari itu, penting untukmu menjaga sikap. Aku terikat janji dengan Grandpamu dan kakekku, jadi aku harus menjagamu. Dan apakah kau lupa kalau aku memiliki 3 permintaan hah?!"
....
...
...
Tiga permintaan?
Tiba tiba semua re-run mengenai malam di mana aku tiba tiba menjadi ginnie yang memberikan 3 permintaan pada laki laki sableng di sebelahku.
Sepertinya dia melihat ekspresiku yang mulai mengingat kejadian semalam karena sebuah seringaian tercetak di bibir seksi em maksudku bibir sialannya itu.
"Permintaan pertamaku. Selama kita terikat dalam perjodohan ini, kau akan selalu menurutiku"
WHAAAATTTT?!!!! Oh s**t! Sekarang hidupku serasa di neraka.
************************************
"Jess"
Hemm aku terpana melihat wajah tampan Logan Lerman memanggil namaku dengan sangat lembut. Dia hanya memakai celana khaki katun dari pinggang. Dia sangat sexy.
"Jessica"
Aku memberikan senyuman tiga jari andalanku ke arahnya.
"JESSICA BANGUN!!"
What?!
Aku mengerjapkan mataku saat melihat sosok wanita yang tetap cantik di usianya yang menginjak 52.
"Mam! Mama ngeganggu date aku sama Logan Lerman tau!"
"Siapa Logan Lerman? Mama ga kenal! Lagian kamu mama panggil berkali kali bukannya bangun malah senyum senyum ga jelas. Udah sana mandi. Udah jam 7 kamu ada acarakan di kampus pagi ini?"
Hah?! Jam 7!!
"Mama!!!! Acaraku jam 8, mama baru bangunin aku jam 7?! Aku pasti telat"
Aku langsung bangun dari kasur dan berlari ke kamar mandi.
Setelah mandi kilatku selesai, aku berjalan ke walk in closet mengambil sebuah kaos oblong kebesaran setengah paha berwarna hitam bergambar perempuan yang sedang mengacungkan jari tengahnya bertuliskan B*TCH PLEASE dan sebuah celana pendek selutut.
Setelah berganti pakaian, aku berjalan ke meja rias dan mulai memoleskan make up tipis lalu mencepol rambutku tinggi .
Aku mengernyit heran melihat mama masih duduk manis di atas kasurku dan tersenyum jahil padaku.
"Kenapa ma?"
"Ciee yang udah nerima cowok yang dipilihan Grandpa ciee ciee"
Hah?????
"Apa sih mama"
"Ciee yang luluh juga karena cowok yang dipilihin grandpanya cakep ciee"
"Mama udah ah jangan godain Jessi terus"
Aku merasakan pipiku memanas mendengar godaan mama. Tidak terasa bibirku terangkat menyunggingkan senyum.
Eh? Kenapa nih mukaku masa digodain mama tentang si cowok setengah waras itu aku langsung salting gini? Kayanya aku harus ke psikolog.
"Ya udah mama tunggu di ruang makan ya. Joseph juga udah nunggu"
"Ia ma"
...
...
...
Joseph?
Udah nunggu?
Hah?
Apa?!!! JOSEPH UDAH NUNGGU?!! Mau ngapain tuh cowok setengah waras pagi pagi udah nongol?!
************************************
"Mau apa kau hah?!"
Aku menampilkan wajah jutekku yang terjutek dari yang terjutek saat melihat wajah tamp em maksudku songongnya sedang tersenyum menyilaukan padaku.
Dia sedang berada di ruang makan bersama Grandpa, Papa dan Mamaku. Dan hal yang menyebalkan adalah dia memakai kursiku!!
"Menjemputmu tentu saja honey. Kau kan calonku"
Uhh aku tidak suka dengan nada bicaranya yang seolah mengingatkanku akan pembicaraan kami seminggu yang lalu di apartementnya.
"Duduklah sini honey, mari kita sarapan bersama"
Kalau saja berbeda keadaan mungkin aku sudah menari selebrasi bola saat seorang tampan sepertinya memanggilku honey dan mengajak sarapan bersama. Tapi masalahnya adalah dia ini laki laki tampan menyebalkan setengah waras! Biar kutegaskan SETENGAH WARAS!
Dengan senyum dipaksakan aku lalu duduk di sebelahnya, berhadapan dengan mamaku. Papa berhapan dengan Joseph. Dan as we guess si tua bangka duduk di kursi utama.
Kami lalu mulai makan dalam diam. Aku memakan baconku dengan tidak berselera. Seluruh mood laparku hilang digondol maling saat laki laki menyebalkan ini nongol di rumahku.
"Joseph? Kata Gema, kapan pertunangan kalian akan dilaksanakan?"
...
...
...
Burrrrr
Aku menyemburkan orange juice yang sedang kuminum ke arah meja makan.
WHAT?! TUNANGAN?!
"JESSICA!"
Aku mengabaikan teriakan marah papa, mama dan grandpa. Mataku tertuju pada laki laki setengah waras di sampingku yang dengan tenangnya masih melanjutkan sarapan.
"Apa apaan ini? Tunangan?! Aku belum mau tunangan!"
Joseph menghentikan makannya dan menatapku dengan sangat sangat sangat lembut membuatku sekejap lupa kalau dia adalah malapetaka dalam hidupku.
"Kitakan sudah pernah membahasnya honey. Ingat saat di apartementku pagi itu?"
Uww suaranya sangat lembut selembut beledu pagi. Aku bahkan sampai terhipnotis dan menganggukan kepalaku.
Sial! Apa yang terjadi padaku?!!!
"Sudahlah Grandpa, jangan terlalu keras pada Jessica. Dia anak yang baik kok."
Joseph menepuk nepuk kepalaku sambil menatap Grandpa.
Argh! Aku tidak suka saat dia memperlakukanku as a puppy tapi aku tidak berkutik.
"Maafkan Grandpa ya Na Joseph karena mempunyai cucu seperti Jessica"
What?!!! Jadi salah aku gitu?! Azzz
Joseph terkekeh kecil.
Oh s**t! Tawanya sangat merdu membuat hatiku tiba tiba menghangat dengan kupu kupu menari di perutku. Hey! Apa yang terjadi padamu Jessica?!
Bukan salahku. Liat mama saja sampai terhipnotis pada Joseph. Mari salahkan pesona pria sinting itu.
"Aku sebenarnya bersyukur, karena cucu Grandpa adalah wanita secantik dan semanis Jessica"
Joseph beralih padaku dan tersenyum sangat lembut.
Oh no! Kumohon jangan melting di sini.
Bagai kerbau dicucuk hidungnya aku hanya bisa menatapnya terpesona dan tidak mengatakan apapun.
Grandpa tertawa kencang.
"Aku senang akhirnya ada pria khilaf yang menyukai Cucuku"
Dasar perusak suasana!!!! Tua bangka sialan!!!
Grandpa menghentikan tawanya.
"Jadi, Na Joseph, kapan pertunangan kalian?"
"Lebih cepat lebih baik. Dua minggu lagi kurasa bagus"
Bunuh aja gue sekarang!!
************************************