4

1265 Words
      Kenan dan Kara sudah sampai di rumah Kenan. Acara pun berjalan begitu lancar. Kara masih belum mau menatap Kenan, gadis itu malu karena ciumannya bersama Kenan. " Kok mas masih aja di cuekin.. Kamu masih malu? Maaf mas kesenengan jadi hilang kendali.." Kenan mengulum senyumnya, Kenan sangat tak bisa menahan kebahagiaannya saat sadar kalau Kara sudah menjadi istrinya. " Kara masih malu.." Akunya dengan tetap fokus pada koper. " Kenapa malu? Kita suami - istri dek, ada tahap selanjutnya masa kamu malu.." Kenan memeluk Kara dari belakang." kita lagi honeymoon, jangan malu dong.." lanjut Kenan mesra. Kenan membalik tubuh Kara perlahan, di tatapnya mata yang berbinar polos itu dengan senyum." Kamu ga niat bikin mas nunggu lagikan dek? " Kara menunduk." Kara terserah mas Kenan aja.." jawabnya pelan. *** Kenan mengecup kening Kara dalam, keduanya sudah tampak siap di bawah selimut itu. Kenan menatap Kara, mencoba meyakinkan gadis itu agar tidak usah takut. " Mas akan pelan - pelan.." Kara hanya mengangguk, dia sudah tidak bisa berpikir. Sentuhan Kenan membuatnya hanyut sehanyut - hanyutnya. Kenan mencium leher Kara dengan perlahan, membuat gadis itu menggeliat pelan. Ciuman Kenan naik ke atas, meraih bibir yang terbuka sedikit itu dengan rakus.  Kara mendesah di dalam kuluman Kenan, pengalaman pertama yang terasa luar biasa. Kenan begitu ahli walau sebenarnya dia pun pengalaman pertama. Sentuhannya begitu memabukkan. " Mas ah.." Kara mencoba menahan gerak tangan Kenan di bawahnya, Kara tak sanggup membendung rasa baru yang menyapanya. Kenan semakin terangsang, desahan manja yang keluar dari mulut Kara membuat Kenan semakin tidak sabar untuk melanjutkan ke sesi berikutnya. " Mas masukin ya.. Kamu kalau sakit bilang, biar mas pelanin.." Kara hanya mengangguk, menatap Kenan sayu. Perlahan Kara mulai merasakan sakit, repleks Kara meremas bahu Kenan cukup kuat. " Sakit sayang? " Kenan tampak khawatir, gerakannya pun Kenan hentikan.  " Kara ga papa, lanjut aja mas.." Kara melempar senyum tulus. Karena sudah resiko bagi setiap wanita merasakan sakit saat melakukannya pertama kali. Kenan kembali memasukan miliknya pada inti Kara, Kenan menahan mati - matian gairahnya. Kenan tak ingin menyakiti Kara. " Ahk! Mas.." pekik Kara saat sepenuhnya Kenan berhasil mengoyak kewanitaan Kara.  Kenan bisa melihat air mata di sudut mata gadis itu. Dengan penuh cinta Kenan mengecup kening Kara." Makasih, maaf bikin kamu sakit.." bisik Kenan di depan wajah Kara. Kenan merapatkan tubuhnya dengan Kara, perlahan Kenan menggerakkan miliknya dengan sangat hati - hati. Kenan menggeram nikmat, pantas saja banyak orang gila karena hal ini. " Ah.. Mas.. Ah " Kara mendesah pelan di samping telinga Kenan membuat Kenan semakin di buat gila. Kenan menatap Kara dengan terus membuatnya mendesah, gadisnya kini sudah menjadi wanitanya. Begitu seksi dan cantik, Kenan semakin menggerakan miliknya dengan tempo sedang. Kara tampak semakin gelisah, Kenan menjamah apapun yang ada pada Kara. Kara menahan tangan Kenan yang meremas kuat dadanya." Pelan mas.." lirih Kara dengan semakin gelisah kenikmatan. Kenan mengecup d**a Kara dengan gemas, di rasanya tubuh Kara yang kini bergetar hebat. Pelepasan pertama yang luar biasa. Kenan menghentikan gerakannya lalu mencium rakus bibir Kara yang tampak bengkak. Kenan membingkai wajah Kara lalu kembali menggerakan miliknya membuat Kara kembali di buat mendesah, Kenan akan merekam wajah Kara saat ini dalam ingatannya. Kara yang begitu luar biasa. *** Kara mengistirahatkan tubuhnya di atas tubuh Kenan dengan penyatuan belum di lepaskan. Kenan mengusap punggung Kara dengan senyum terus merekah di bibirnya. " Kamu pasti capek ya dek.. Mas ketagihan " Kenan terkekeh pelan, Kara tampak tak bisa meresponnya.  Kenan mengusap p****t berisi Kara dengan gerakan lembut, tubuh mungil kara berisi sekarang, membuat Kenan semakin suka. Kara terlalu kurus waktu itu. " Mas mau nambah boleh? " bisik Kenan di teling Kara. Kara mendongkak." Mas udah keluarin dua kali, masih belum puas? " Kara menatap Kenan tak percaya. " Sekali lagi ya.." pinta Kenan yang tak mungkin Kara tolak. Kenan menggerakkan miliknya dengan posisi Kara di atas memeluknya. Kara semakin merasa nikmat dalam posisi itu. Desahan pun kembali bersahutan. " Enak? " Kara mengangguk kecil membuat Kenan semakin semangat menggerakan miliknya. Kara memeluk Kenan semakin kuat saat merasakan tubuhnya akan merasakan getaran hebat. " Jangan di tahan sayang.." bisik Kenan dengan nafas memburu. " Ahk Mas.." erang Kara dengan tubuh bergetar. *** Keara menatap Kara dengan tatapan menggoda." Cie yang abis malam pertama, lesu banget kayaknya.." sindir Keara. Kara tak meresponnya, dia masih malu saat mengingat malam panas itu. Kara sangat malu dengan desahan dan sentuhannya di tubuh Kenan. Kara merasa seperti perempuan yang haus sentuhan. " Enak ga Ra? " tanya Keara usil. " Apa sih Ke, jangan tanya soal itu, karena itu privasi.." Kara menggeram gemas. " Ah kamu pelit, punya mas Kenan pasti besar ya " Keara cekikikan. " Ih KEARA! " pekik Kara melengking dengan wajah merah padam. " Ada apa dek? " tanya Kenan di ambang pintu. Kara gelagapan, dia masih belum bisa menatap Kenan." Engga kok mas.." Kara tampak salah tingkah. " Itu mas Kara katanya mau ngulang malam pertama lagi " Kara sontak membungkam mulut yang asal ceplos itu." Engga mas Keara bohong.." Kara tampak kalut. Kenan mengulum senyum." Oh soal itu, kita bahas malem aja.. Yuk sarapan kamu butuh tenaga.." Kara menunduk malu seraya melepaskan bungkamannya dari mulut Keara, Keara sontak terbahak. Kara berjalan menuju Kenan lalu menoleh dengan meruncingkan matanya menatap Keara dengan kesal. Keara yang di tatap seperti itu malah semakin terbahak. *** " Ben kapan kita jemput mas? " tanya Kara seraya menarik selimut.  " Kita honeymoon seminggu, mas cuti juga seminggu, setelah itu kita jemput Ben.. Maaf ya mas ga ajak kamu liburan honeymoonnya, mas ga bisa jauh - jauh. Kantor takutnya mendadak butuhin mas kayak tadi siang, kantor mas lagi ada masalah.." Kara mengangguk, dia memaklumi kesibukan Kenan." Mas harus jaga kesehatan, biar Kara besok belanja bahan makanan ya.." Kenan mengangguk dengan senang lalu memeluk Kara." Buat malam ini kita tidur biasa.. Adek pasti capek.." bisik Kenan sebelum mengecup kening Kara. " Mas Kenan juga.." " Hm.. Besok belanjanya mas ikut ya? " pinta Kenan dengan mata terpejam, menikmati rasa nyaman memeluk Kara. " Iyah.." *** Besoknya Kenan dan Kara berada di mini market, tampak sibuk memilih apa saja yang akan di beli. Kara mendongkak pada Kenan. " Mas, Kara boleh beli lulur mandi sama sabun muka? " Kenan mengulum senyum." Mas tahu, kamu cantik pasti buat mas, mas tentu aja bolehin.."jawab Kenan begitu mesra. Kara sontak tersipu." Makasih mas.." cicit Kara. " Sama - sama sayang.." Kara berdehem pelan." Mas mau beli apa, biar Kara masukin ke keranjang.." " Mas ga beli apa - apa, masih ada semua.." " Oh ya udah.. Belanja sayuran udah, daging udah, bumbu udah.. Kita pulang aja" " Ga beli cemilan?" Kenan meraih beberapa cemilan dan minuman." buat kita kalo nonton.." lanjutnya lalu menuntun Kara menuju kasir. *** " Mas sampe kemaleman gini, maaf ya bikin adek sendirian di rumah.." Kenan membiarkan Kara mengambil jas dan tas kerjanya. " Kara tahu mas kerja, Kara ga papa kok.." Kara tersenyum manis. " Kok cantik banget sih, pantes mas suka sama kamu dari lama.." Kenan merangkul Kara, menuntunnya ke kamar. " Air hangat udah Kara siapin mas, mas mandi dulu.." Kenan mengecup puncak kepala Kara." Mas mau di temenin.." bisik Kenan di telinga Kara yang sontak membuat Kara merona seketika. " Ka-Kara udah mandi mas.." " Mandi lagi aja.. Ga baik lo tolak keinginan suami.." Kenan mulai merajuk. Kara pun tak bisa untuk menolak." Yaudah Kara temenin mas.." jawab Kara pelan saking malunya. Pengantin baru memang sedang lengket - lengketnya, memadu kasih sampai melupakan kalau dia lelah menghadapi dunia. Kenan yang berniat istirahat menjadi urung setelah melihat Kara, staminanya seolah melesat kembali dalam satu kedipan mata. Sebelum arus deras menghampiri rumah tangganya, Kenan tidak ingin menyia -nyiakan semua kesempatan. Kenan pun ingin segera memberi Ben adik tanpa menunda - nunda. Kenan mungkin akan lembur demi kebahagiaan keluarga kecilnya, walau lelah setelah bekerja sekalipun. Kenan benar - benar bahagia menikah dengan Kara. Kalau saja dari pertama mendengarkan ucapan Keara mungkin sekarang dia sudah memiliki banyak anak dengan Kara. Tapi balik lagi, semua kehendak sang pencipta, Kenan tak bisa tahu apa yang akan terjadi kedepannya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD