9

1223 Words
    Keara menepis tangan Abi dengan kuat, wajahnya semakin di tekuk marah. Keara tidak mengerti jalan pemikiran Abi. Keara juga tidak tahu apa yang sedang Abi mainkan. " Mau apa? " sewot Keara. " Jadi ceweknya Abimanyu.." jawab Abi dengan senyum manis yang menyebalkan di mata Keara. Keara meringis risih." Dih, Keara ga suka buaya ya! " ketusnya lalu melirik Kenan dan Kara." mas ga usah khawatir, aku akan jamin kalau Kara ga akan di ganggu sama dia lagi.." lanjut Keara lalu setelahnya menyeret Abi agar keluar. " Jadi ga mau nih? Oke, aku akan main kotor biar hubungan mereka pecah.." ancam Abi begitu santai. Keara menghempaskan lengan Abi dengan kesal." Berengsek! Ternyata mas Abi, sosok yang di kagumi orang - orang buruk aslinya! " cemoih Keara. " Jadi kamu juga kagum? " tanya Abi seraya mendekati Keara yang sontak mundur itu. Keara terkekeh sinis." Aku ga segila itu.." balasnya santai. " Apa karena kejadian dulu kamu kayak gini? Apa karena penolakan waktu itu kamu sebenci ini sama aku? " tanya Abi masih dengan senyum menyebalkan. " Bukan, aku emang udah ga suka aja sama mas Abi apalagi pake cara kotor kayak gini, ancam mengancam itu pengecut.." Abi mendatarkan wajahnya, tatapannya menyorot Keara tak terbaca. Keara sontak gugup. Abi menggendong Keara ke bahunya membuat Keara memekik kaget. " St.. Ini rumah sakit.." ujar Abi santai mengabaikan pemberontakkan Keara. *** Kara mengunyah roti dengan pikiran gelisah. Keara tidak kembali ke ruangan. " Mas, Keara kemana? " tanya Kara khawatir. " Sama Abi, mas percaya Keara baik - baik aja.." jawab Kenan sedikit ragu sebenarnya. Ingin mengecek Keara tapi tidak bisa meninggalkan Kara yang masih sendirian. " Nunggu yang lain datang biar setelah itu mas cari Keara.." sambung Kenan. " Kenapa juga ponselnya mati, Keara bikin khawatir aja.. Walau aku tahu kalau Abi baik tetep aja khawatir.." " Ga papa, Keara akan baik - baik aja.." Kenan mengecup bibir Kara sekilas. *** " Jangan gila mas Abi! Keara teriak ya kalau mas macem - macem.." Keara mengamati rumah itu. " Ini rumah mas Abi yang baru, kamu harus sering ke sini ya.." Abi melilitkan paksa tangannya di pinggang mungil Keara. " Mas jangan gini, Keara harus pulang nanti mas Kenan cariin.." Keara yang galak tiba - tiba takut. " Main sebentar sama aku.." bisik Abi. Keara sontak menegang saat merasakan mulut Abi di lehernya. Hisapan yang membuat Keara menjerit ketakutan. " Mas Abi! Keara bukan perempuan nakal! " pekik Keara kelabakan. " Aku tahu sayang.." bisik Abi seraya mengangkat Keara dan membawanya ke kamar. " Mas Abi Keara mohon, Keara mau jadi ceweknya mas Abi tapi lepasin. Keara mau pulang mas.." mohon Keara dengan mata yang mulai basah. *** Kara turun dari kasur rumah sakit, namun entah bagaimana awalnya Kara terjatuh di lantai dingin itu. Kara meringis kesakitan, harusnya dia menunggu Kenan yang tengah membeli roti keinginannya. Perawat dan dokter pun mulai menangani Kara. Kenan yang baru datang sontak kaget, roti yang di belinya bahkan di lempar asal. " Istri saya kenapa dok? " tanya Kenan kalut. " Pendarahan, akan saya tangani mohon tunggu di luar.." Kenan hendak menolak namun urung. Kenan tidak ingin membuat kericuhan di saat istrinya butuh di tangani serius. Nathasia yang baru datang pun kaget." Ada apa Nan? " tanyanya cemas. " Kara ma, Kenan ga tahu. Kara mau roti, Kenan pikir mama ga akan ke jebak macet jadi Kenan putusin buat berangkat aja karena tokonya deket.." sesal Kenan dengan gelisah. Semua keluarga berdatangan, menunggu dengan harap - harap cemas. Semua berdoa agar Kara dan bayinya baik - baik saja. " Bisa bicara dengan suami pasien? " " Saya dok.." *** Keara terisak, mengabaikan rasa sakit di intinya yang sudah di bobol Abimanyu. b******k memang, Abi melakukannya tanpa menyesal. " Dengan ini cuma aku yang bisa nerima kamu, ga semua laki - laki terima ceweknya yang ga virgin.." di usapnya peluh di kening Keara. Keara semakin terisak. Pikirannya bercabang ke sana - kemari. Keara merasa sangat kotor sekarang. Abimanyu memeluk Keara erat seraya menggerakkan pinggulnya perlahan. Keara meringis di sela - sela isakannya. Abi menggeram gemas, Keara begitu sempit. Di ciumnya bibir yang terisak itu dengan lembut, mengabaikan pemberontakkan Keara. Abi melepas pagutannya lalu beralih menyesap leher dan d**a Keara. Keara terisak dengan sesekali mendesah. Keara tidak bisa menahan rasa baru yang menyapanya. " Mas hiks ah, Keara mohon ah udah.." pinta Keara gelisah. Abi semakin mempercepat gerakannya, memeluk Keara semakin erat. Di kulumnya telinga Keara, di ciumnya acak wajah Keara yang membuatnya semakin gila itu. Tidak pernah senikmat ini, Abi yang memang ahli dan sering melakukan hal itu, baru pertama kalinya melakukannya dengan seorang gadis. Keara gemetar hebat di bawah Abi, matanya meredup sayu kenikmatan. Abi memandang wajah itu dengan tidak berkedip. Abi perlahan melepaskan penyatuannya lalu meraih kamera yang merekamnya sedari awal. Abi mematikannya, tidak boleh semuanya terekam pikirnya memutuskan. Keara terisak lagi, merasa semakin kotor karena dirinya pun menikmatinya. Abi kembali mengukung Keara, meraih bibirnya dengan rakus, lidahnya masuk untuk mengabsen gigi - gigi mungil milik Keara. Tangannya Abi gerakkan untuk kembali melakukan penyatuan. Keara meremas bahu Abi dengan kuat dan kembali terisak. " Udah mas.." mohon Keara yang lagi - lagi di abaikan Abi. *** Abi menyandarkan tubuhnya di kepala kasur. Tangannya yang besar memegang kamera yang kini memutar klip video awal persetubuhannya dengan Keara. Abi mengusap punggung Keara yang kini tengah duduk di pangkuannya. " Kamu ga maukan video ini sampe ke sebar? " tanya Abi mulai melakukan aksinya. Tidak dapat Kara maka Keara gantinya. Abi tidak akan melepaskan lagi perempuan yang menarik perhatiannya seperti yang sudah - sudah. Cukup dengan Kara dia gagal. Dengan cara apapun dia akan membuat Keara yang keras kepala itu patuh dan terikat dengannya. " Jangan mas.." lirih Keara tidak bertenaga. Gairah Abi dan Keara jelas berbeda. Abi terlalu bersemangat. " Panggil kakak, aku ga seumuran sama mas kamu.." Abi kembali fokus menatap video yang berdurasi pendek itu. Keara begitu cantik di bawahnya. Isakannya dan desahannya begitu manja. Abi tidak pernah melihat sosok Keara yang manja. Abi melempar pelan kameranya di atas kasur lalu memeluk Keara gemas. " Kalau kamu ga mau itu kesebar, kamu harus nurut.." bisik Abi dengan mengecup bahu Keara. Suara dering ponsel kembali berbunyi. Abi berdecak lalu meraih ponselnya dengan jengkel. " Hallo! " sapa Abi ketus. " Kara Bi, dia keguguran lo ke sini kita semua udah kumpul buat ikut anter ke pemakaman anaknya.." Abi menatap Keara yang terlelap di pangkuannya. Wajahnya terlihat pucat dan kelelahan. " Iyah gue ke sana, kirim alamatnya.." Abi mematikan ponselnya lalu mengangkat Keara ke kamar mandi. Keara membuka matanya repleks. " Kara keguguran.." Keara terkejut tak lama terisak, kesedihan yang datang di waktu yang sama pikir Keara sedih. *** Kara masih menyendiri, kenan yang di depan pintu pun semakin cemas. Kenan sama sedihnya dengan Kara. " Keluar sayang, kita harus anter anak kita ke tempat_" Pintu pun terbuka, wajah Kara terlihat berantakan." Maafin aku mas.." ujar Kara lalu terisak pilu. Kenan memeluk Kara." Mas juga maaf, ga bisa jagain kalian.." balas Kenan berbisik. Abi merangkul pinggang Keara yang kini keduanya tengah berjalan memasuki rumah Kenan. Keara mengabaikan rasa tidak nyaman di intinya. Keara hanya ingin cepat - cepat memeluk Kara dan menguatkannya. " Di sini aja, biarin Kara sama Kenan dulu.." bisik Abi seraya menahan Keara agar tidak melanjutkan langkahnya. Keara tidak melawan, mata Keara jatuh pada mayat sangat mungil yang di kelilingi keluarganya. Tengah di doakan. Keara menghapus air matanya. " Duduk.." Abi mengangkat pelan tubuh Keara lalu mendudukkannya di sampingnya. Abi menatap Kara dengan sendu, wanita yang di cintainya tengah bersedih. Abi ingin rasanya menggantikan Kenan di samping Kara. Abi melirik Keara yang masih terisak pelan itu. Abi mengusap punggung Keara, Abi akan mencoba fokus dan berhenti bermain perempuan demi Keara. Keara menjadi wanita yang Abi yakini akan bisa menjadi wanita terbaik di hidupnya melebihi Kara.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD