25

1010 Words

         Kenan menyugar rambutnya frustasi, rasa bersalah masih terasa tak nyaman di dadanya. Demi Ben dia harus mengorbankan nyawa lain. Kenan terisak pelan di sudut ruangan sepi di kantornya, tatapan anak yang berkorban untuk Ben masih jelas terlihat di matanya. "Om ga usah nangis, Aku emang akan mati kok. Soalnya aku sakit.." polos anak itu saat di temui Kenan sebelum operasi di langsungkan. Kenan yang saat itu menangis tanpa bisa di cegah, anak itu begitu tegar dan pasrah. Kenan janji, dia akan membahagiakan orang yang di sayangi anak itu. *** Berlin memasang wajahnya dingin, perasaan hangat, keinginan untuk tersenyum. Semua hilang. Berlin mati rasa. Tangannya meremas jaket kesayangan Renal dengan kuat, tangannya memutih pias saking kuatnya. Renal benar - benar sudah pergi, suda

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD