New Student

978 Words
Alexa tertawa bersama teman-temannya di taman. Sepulang sekolah, Alexa biasanya menghabiskan waktunya bersama teman-temannya. Karla, Daren dan juga Henry. Seperti biasanya, Karla terus saja menebarkan kemesraannya bersama Daren. Jemarinya sedari tadi bertautan dengan tangan Daren. "Seriously dude!" Ujar Alexa ketika menyadari tingkah daren. Daren dan Karla hanya tertawa menanggapi Alexa. Namun, ucapan gadis itu ternyata hanya angin lewat saja bagi mereka. Mereka terus saja melancarkan aksinya dan mengabaikan Henry dan Alexa. Tentu saja! Mereka tidak lebih seperti pasangan yang merasa dunia adalah milik mereka berdua. Sementara Henry? Ia tidak pernah berhenti dan terus berusaha merayu Alexa. Di lain sisi, seseorang sedang mengamati Alexa dan teman-temannya. Ken memandangi gadis itu. Hari ini, Alexa memakai jeans navy dengan baju hitam tanpa lengan. Terlihat elegan dan manis di saat yang bersamaan. "Dude, jangan mimpi!" Ken menoleh mendapati nial menatapnya dengan tatapan bersimpati. Nial, siswa biasa Western Senior High School. Kehidupannya terlalu datar, belajar dan anti-party. Tidak juga! Sebenarnya, Nial tidak pernah diundang ke pesta. Nial terlalu sopan. "Why?" Tanya ken sambil meneruskan langkahnya. "Alexandra Grignard, gadis paling diinginkan disini. Hampir semua cowok menyukainya dan tentu saja mengharapkan mendapatkan gadis itu" jelas Nial dengan nada yang ditekan. Ken memperhatikan perempuan yang duduk disana. Jelas saja jika banyak laki-laki yang menyukainya. Bahkan hanya dengan duduk disana saja, Alexa sudah menarik perhatian banyak orang disana. "Jadi?" Ken tidak memahami arah pembicaraannya. "Kabarnya, mereka selalu ditolak" ujar Nial dengan nada tidak percaya. "Semuanya?" Ken mengulangi ucapan Nial tidak percaya. Nial mengangguk dengan pasti. Keduanya memperhatikan Alexa yang sedang duduk bersama teman-temannya. Namun, keduanya memiliki pemikiran yang berbeda. Nial dengan kekagumannya terhadap Alexa. Tentu saja! Nial juga mengagumi kecerdasan otak seorang Grignard. Sementara, Ken? Ken sepenuhnya percaya dengan ucapan Nial. Dan itu, memberinya alasan yang lebih kuat untuk menjauhi Alexandra Grignard. "Ayo cepat! Kita harus menemui Mrs. Anderson" ujar Nial membuyarkan lamunan Ken. ***** Alexa menajamkan penglihatannya. Sekilas, dirinya melihat anak laki-laki yang semalam berkunjung ke rumahnya. Apa laki-laki itu juga siswa Western? Kini, ia sedang duduk di mobil Henry di kursi depan sementara Karla dan Daren menempati kursi belakang. Seperti biasanya. Keduanya selalu memilki ruang untuk mereka berdua. Alexa sendiri heran kenapa ia bisa bersahabatan dengan Karla. Tapi, yeah. Hati Karla adalah jawaban yang sebenarnya. "Cowok itu...." Alexa bergumam. "Kenapa, xa?" Henry menghidupkan mesin mobilnya. "Hanya mengenali seseorang" ujar Alexa acuh. Ia kira laki-laki itu lebih tua darinya. Siapa namanya semalam? Henry tertawa menanggapi ucapan Alexa. Gadis itu biasanya mengabaikan tatapan mendamba para lelaki dan mengabaikan keadaan sekitarnya. Mendengar Alexa mengenali seseorang adalah sesuatu yang baru terlebih jika berkaitan dengan gadis itu. "Tumben" ujar Henry geli. Alexa memilih mengabaikan ucapan Henry sementara Laki-laki itu segera melajukan mobilnya menuju pusat perbelanjaan. Seminggu sekali, teman-temannya akan menemani Alexa belanja keperluan rumahnya. Baik dari makanan hingga pakaian. ***** Alexa turun dari mobil Henry. Segera saja Henry membantu menurunkan belanjaan Alexa yang cukup banyak. Henry ingin sekali membantu Alexa, membawakan belanjaannya ke dalam rumah. Hanya saja, Henry telah ditelpon oleh ibunya. "Babe, aku ingin sekali membantumu. Tapi..... " Alexa tertawa mendengar ucapan Henry. "Don't worry! I can handle it by myself. Dan, berhenti memanggilku babe" Henry tertawa melihat ekspresi kesal alexa. Segera saja ia mencubit hidung mancung gadis itu. "Kamu manis banget! Padahal kan, aku berharap mendapat pelukan darimu sebagai bayaran aku telah membantumu" ujar Henry sambil berkedip. Well, Henry selalu bisa menjadi seorang penggoda untuk Alexandra Grignard. Alexa memutar bola matanya lalu mendorong d**a Henry, memperingatkan laki-laki itu agar tidak melakukan hal bodoh. "Henry, kau tau jawabanku! So, please... berhenti mengatakan hal itu" ujar Alexa serius. Henry terdiam sesaat. Lalu, matanya memandangi Alexa yang berdiri balik memandangnya. Entahlah, hanya saja Henry tidak bisa menyerah. Tidak untuk saat ini! "Come on... mungkin saja seorang Grignard akan luluh melihat usahaku" jawab Henry seadanya. Alexa kelihatan hendak menjawab ucapan Henry namun laki-laki itu segera memotong ucapan gadis itu. "Bye, babe!" Ujar Henry sambil memasuki mobilnya. Alexa melambaikan tangannya sambil menatap mobil Henry yang mulai mengecil. Alexa berharap Henry akan menyerah suatu hari nanti. Henry memang berteman dengan Alexa sejak kecil. Tapi, tetap saja. Alexa tidak bisa merasakan sesuatu yang lebih terhadap Henry. Henry adalah teman dari teman pertama Alexa. Meskipun saling mengenal, mereka baru berteman di sekolah menengah pertama, setelah teman kecilnya Alexa pindah ke Los Angeles. Alexa segera mengalihkan perhatiannya. Begitu ia hendak mengangkat barang belanjaannya, matanya menangkap sosok seseorang yang sedang bermain skateboard di halaman rumahnya. Laki-laki itu lagi. Alexa tidak tau apa yang ia pikirkan namun reflex ia menyeberangi jalanan meninggalkan barang belanjaannya. Alexa sendiri tidak yakin kenapa ia melakukan hal tersebut. "Hai" sapanya. Ken menghentikan permainannya lalu menatap Alexa. Matanya memperhatikan Alexa dengan cepat. Ken baru menyadari Alexa memiliki tubuh semampai yang langsing. Tubuh yang ideal untuk menjadi seorang model. Tapi, Ken berusaha untuk terlihat biasa saja. "Hai" balas Ken sambil memandangnya singkat. Ken harus bisa mengendalikan dirinya di hadapan gadis itu. "Aku melihatmu di Western" ujar Alexa sambil menggosok lengan kirinya. Demi apapun, kenapa laki-laki ini terlalu biasa kepadanya? Itu aneh. Alexa terbiasa dengan perlakuan istimewa dari lelaki di sekitarnya. "Ya! Aku memang masuk sekolah itu" ujar Ken. Kakinya menginjak ujung skateboard lalu tangan kanannya segera menangkap papan beroda itu. "Aku siswa di Western" ujar Alexa sambil menggigit bibirnya. Garing! Garing! Garing! Kenapa percakapannya bisa jadi sangat membosankan? Alexa terus menggigit bibirnya merasa payah. "Ya! Sampai bertemu nanti! Kurasa aku mau masuk" ken menunjuk rumahnya. Alexa mengangguk dan membalikkan tubuhnya. Ia menggigit bibirnya merutuki dirinya sendiri. Apa tadi memalukan? Seharusnya Alexa tidak perlu repot-repot menegur ken. Sementara itu, Ken memperhatikan cara berjalan alexa. s**l! Dengan berjalan saja, alexa sudah terlihat sangat sexy. Damn! Gadis itu memang sangat sexy tanpa ia coba. Entah mengapa, Ken merasa ketertarikan yang intense dengan perempuan itu. Alexandra Grignard memiliki pesona yang bahkan tidak bisa ditolak oleh Ken. s**l! Ini berbahaya. Ken tau ini berbahaya. Perempuan seperti Alexa, harus segera dijauhi. Ken segera membalikkan tubuhnya. Sementara itu, Alexa menghela napas dan mengutuk dirinya lagi. Kenapa ia sekaku robot? Alexa menoleh, melihat ke rumah di belakangnya. Halaman itu sudah kosong. s**l! Laki-laki itu benar-benar sesuatu. Dengan kesal alexa membawa kantung belanjaannya ke dalam rumah. Laki-laki itu, sebenarnya apa yang membuat Alexa repot-repot memperhatikannya? Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD