Rula kembali melangkah menuju ranjangnya. Ia duduk di sana, lalu menjangkau ponselnya yang ada di meja nakas. Ia akan mencoba untuk menghubungi Arthur kembali. Ia harap-harap cemas, semoga malam ini ponsel Arthur sudah aktif. Dan harapan itu langsung terkabul, panggilannya tersambung ke ponsel Arthur. Dan harapan selanjutnya, ia ingin Arthur mengangkatnya. Di panggilan pertama, Arthur tidak mengangkat telponnya. Rula tidak menyerah, ia kembali menelepon Arthur, dan responnya masih sama. Ia kembali mencoba, dan ya... dideringan ketiga Arthur mengangkat panggilannya. Rula reflek berdiri dari duduknya. "Kau mengangkat teleponku." ucapnya dengan kedua mata yang membulat sempurna. "Kau dimana? Kenapa seharian ini ponselmu mati? Kau tidak apa-apa kan? Apa tubuhmu terluka? Kau sudah makan? Tol

