"Sepertinya alkohol sudah merusak otakmu!" Rula menggertakkan giginya saat mengatakan itu. Baru kali ini ia marah mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Arthur. "Kalau tidak tau apa-apa, lebih baik tutup mulutmu!" ujar Rula lagi dan berniat ingin pergi dari sana. "Tinggal jawab iya atau tidak, apa susahnya?" Kaki Rula seketika berhenti bergerak ketika mendengar ucapan Arthur. Kedua tangannya terkepal di samping tubuh. Apa pria itu sedang memancing amarahnya? Ada apa dengannya malam ini? Pagi tadi ia bersikap seolah-olah tidak mau berhenti menyentuhnya dan terus berbicara dengan nada yang lembut, lalu malam ini, sikapnya yang biasa kembali muncul. Rula memutar tubuhnya kembali ke arah Arthur. Tatapan mata pria itu masih seperti sebelumnya, tajam dan mengintimidasi. "Apa aku seredah

