Part 1

999 Words
Disebuah ruangan rumah sakit, terdapat seorang gadis yang sudah seminggu menghadapi koma. Dalam seminggu itu pula, hanya wanita paruh baya yang selalu ada di sampingnya. Dia adalah Anjelina Bunda Ale. Dan gadis itu ialah Alexia Amora William. Sudah seminggu, sejak kejadian Ale ditabrak lari. Saat itu ia di nyatakan koma. Flashback "Tuhan.. Ale capek. Ale pengen istirahat." Gumam Ale lalu menutup matanya. Disaat itu, Ale dibawah kerumah sakit oleh warga sekitar yang melihat. Dan segera menghubungi keluarganya. Drtt.. Drtt... Handphone Lina a.k.a Bunda Ale bergetar menandakan telfon masuk. Nomor yang tak dikenal. "Halo? dengan siapa ini?" Ujar Lina. "dengan keluarga Alexia?" Tanya orang diseberang sana. "Iya, saya Bundanya. Ada apa ya?" Ujar Lina, perasaannya mulai tak karuan. "Anak ibu.. kecelakaan." Ucap orang ditelfon. Deg "Halo? ibu? Alexia ada di RS xxx yah bu. Saya matikan dulu telfonnya." Ujar orang disebelah sana. Lina masih mematung. Sedetik kemudian, ia berlari menyambar kunci mobilnya lalu turun kebawah tanpa berniat untuk memberitahu keluarganya. "Bun.. mau kemana?" Ujar Andika William Putra kedua atau Kakak kedua Ale. "Mau kerumah sakit." Ujar Lina tanpa menoleh dan terus berjalan keluar. Tangannya di cekal oleh anak pertamanya. "Siapa yang sakit?" Ujar Anggara William Kakak pertama Ale dengan nada khawatir. Ia fikir, bundanya yang kenapa napa. Setelah bundanya berucap, ekpresinya kembali datar. "Ale kecelakaan." Ujar Lina dengan nada khawatir. Angga melepas celakan tangannya lalu ber'oh' ria. Lina merasa miris dengan keluarganya. Bahkan suami sekaligus Ayah Ale tak memperdulikannya. Lina segera memasuki mobilnya, setelah cekalan putra pertama nya lepas. Ia menangis tersedu sedu, mengingat bahwa dalam keadaan beginipun. Mereka tak peduli pada Putri satu satunya. Setelah sampai di rumah sakit, ia tergesa gesa menuju UGD. Ia yang baru datang, berpapasan dengan dokter yang baru keluar. "Dok, pasien didalam bernama Alexia? Anak saya gak papa kan dok?" Ujar Lina khawatir, bahkan ekpresi wajahnya memelas. "Iya, pasien bernama Alexia. Ia baru saja selesai di operasi. Lengan kirinya cedera, dan akibat benturan di kepalanya kemungkinan mengakibatkan ia Amnesia." Ujar dokter tersebut. Lina menegang. Bagaimana ini? Fikirnya. Tak amnesia saja, Ale tak memperdulikannya. Bagaimana jika amnesia. Tapi, sedetik kemudian ia bernafas lega setelah mendengar kata dokter. "Tapi, itu hanya bersifat sementara. Tidak permanen. Jangan terlalu memaksanya untuk mengingat sesuatu dalam waktu dekat dulu. Itu akan mengakibatkan Pasien mengalami Amnesia total." Ujar Dokter tersebut. Ale yang selesai operasi, dipindahkan keruang VVIP sesuai permintaan Sang Ibunda. Dan selama itu juga, tak ada anggota keluarganya yang menjenguk sama sekali. Flashback off. Disaat sedang menyiapkan makanan untuk dirinya, Lina melihat pergerakan jari anaknya. Ia langsung berlari duduk disamping brankar. "Sayang, kamu udah bangun?" Ujar Lina dengan mata berkaca kaca. Setelah sekian lama ia menunggu. Akhirnya putri tanpa makeupnya itu terbangun Lina juga sempat kaget melihatnya. Ia kira ia salah masuk kamar, namun di brankar benar tertulis nama Alexia. 'Pasti anak ini bermakeup untuk menarik perhatian Ayah dan Kakaknya, kasihan kamu nak.' Batin Lina saat itu. "Eughh..." Lenguhan Lea terdengar. "Sayang, apa ada yang sakit? mau duduk aja? mau apa sayang?" Tanya Lina beruntun. Ia sangat bahagia sekarang Putri satu satunya yang ia sangat sayangi telah sadar dari komanya. "Ha-haus." Ujar Lea berusaha duduk. Lina yang melihat itu membantu Ale untuk duduk. Setelah duduk, Lina mengambilkan minum yang berada di atas nakas rumah sakit. Ia membantu Lea untuk minum. Karna tangan kirinya masih di gips, dan tangan kanannya masih tertancap infus. "Ini dimana..?" Gumam Lea yang masih didengar Lina. "Kamu dirumah sakit sayang, kamu kan kecelakaan. Makanya kalau jalan itu liat li---" Ucapan Lina terpotong oleh ucapan putrinya. "Kamu... siapa?" Ujar Lea memiringkan kepalanya. Pasalnya, ia tak pernah melihat Maid sepertinya. Dan bajunya juga barang yang branded. 'Apakah Ayah sudah tak ingin dengan uangnya. Hingga membelikan Maid baju yang branded ini.' Batin Lea. Iya, yang ada diraga Ale adalah Lea. Bukan lagi jiwa Ale. Lea pun tak sadar bahwa ia diraga lain. Hingga matanya melotot karna menyadari bahwa ia saat itu melempar bom. Tak mungkin ia bisa selamat dari sana. "Saya bunda kamu, Ale." Ujar Bunda Lina tersenyum sambil menyiapkan bubur untuk putrinya. Lea semakin melotot. Tidak! Tidak mungkin. Ia menoleh kearah kaca. Dan betapa terkejutnya ia melihat wajah yang berbeda dari wajahnya dulu. Wajah ini, memiliki pipi chubby, pipi merah alami, bibir tipis, hidung mancung, mata sedikit berair. Sedangkan wajah Lea dahulu. Wajah yang tegas, dan pipi tirus, bibir berisi yang sangat cantik, alis yang tegas. 'Kenapa gue jadi kyut gini' Batin Lea. Baru ingin bertanya kepada orang yang mengaku menjadi bundanya. Tiba tiba kepalanya sangat sakit. "AARRRGGGHHHHHHH!!!!" Teriak Lea. Lina yang mendengar itu terkejut dengan cepat ia berlari kearah putrinya. "Kamu kenapa sayang? Jangan di tarik rambutnya, Aduhh!! DOKTERRRRRR!!!! DOKTERRRRRR!!!!!" Dengan tangan yang gemetar, ia berusaha melepas cengkraman Putrinya dari kepalanya sendiri. Ia terus menakan tombol untuk menganggil dokter itu. "Sa-sakitt ba-bangetttttttt!!! Arghhhhh!!" Ucap Lea menahan sakit yang terasa amat menusuk nusuk. Hingga, kilasan memory memory itu muncul. Sampai akhirnya, ia tenang dan tertidur. Karna dokter datang dan menyuntikkan obat bius. Setelah tidur, Lina merasa lega. "Anak saya kenapa, dok?" Ujar Lina tanpa menoleh kearah Dokter. Ia terus memandangi wajah polos anaknya. "Itu biasa. Kemungkinan dia mengingat kejadian kejadian yang membuat kepalanya sakit. Kalau begitu, saya permisi dulu." Pamit dokter itu, Lina hanya menganggukkan kepalanya. 'Kenapa hidup kamu begitu banyak cobaannya, sayang? Maafin bunda yah yang gak bisa bantu kamu selama ini." Batin Lina menatap sendu wajah polos anaknya. Ale a.k.a Lea. Tertidur sangat pulas. Sampai dialam bawah sadarnya ia bertemu dengan pemilik Raga ini. "Ini dimana.. Surga kah? wah bagus dong, udah bunuh banyak orang tapi tetep aja masuk surga. Aaaaaaa~~~." Ujar Lea memainkan air sungai yang ada disana. Tanpa ia sadari, ia tak sendirian disana. "Ekhm" Dehem Ale. Ia tak habis fikir, bisa bisanya dalam keadaan seperti ini Lea berkata seperti itu. "Eh.. ada orang? HAHH!!!! Lo kan, yang mukanya gue pakai tadi?!! Sorry yah gue juga gak tau kenapa bisa ada disana. Gue salah alamat kali." Ujar Lea setengah berteriak. Ale terkekeh mendengar penuturan Lea yang menurutnya absurd itu. "Lo gak salah kok.. Lo bertransmigrasi ke raga gue.." Ujar Ale tersenyum kearah Lea. "APAAAAAAA!!!!!!?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD