TAKE CARE AT WORK

1955 Words
Ramil baru saja memarkir mobilnya di tempat parkir kantornya. Hari ini dia sangat sibuk. Ada agenda acara peninjauan lapangan ke tempat lokasi terjadinya penembakan di sekitar bandara di London, bersama dengan rekan kerjanya. Sepagi ini Ramil harus menuju ke absen finger dan bertemu dengan beberapa rekan kerjanya yang semuanya serba tergesa-gesa karena jadwal pekerjaan yang sudah tertata sejak seminggu yang lalu. Ramil memang bekerja sebagai security force officer yaitu sebagai petugas team keamanan di Bandara Internastional London. Ia harus bisa menjamin keamanan baik itu di dalam bandara dan sekeliling di tempat kerjanya. Kerjanya kebanyakan menggunakan fisik, peninjauan ke lapangan, mengamankan apa yang harus dijaga dan diamankan. Sebelum melaksanakan tugasnya, sementara rekan kerjanya sudah memanggilnya dari kendaraan di luar kantornya, Ramil menyempatkan membuka ponselnya hanya untuk sebentar. May be one minute itu sudahlah cukup. Tentu saja Ramil akan menunggu pesan dariku. " At work ? " pesanku di sini. Yah, sehabis aku pulang kerja aku baru bisa menyapa Ramil. Terkadang sapaan terlebih dahulu itu juga it's oke asalkan tidak meminta untuk membalas pesan dengan cepat. Dan Ramil baru membalasnya setelah dua puluh lima menit dan aku paham akan kinerja dalam pekerjaannya karena dia begitu sibuk. Aku mengirim pesan tidak terlalu berharap lebih, hanya ingin mengetahui keberadaannya. Ramil masih hidup atau tidak ya? barangkali dia sudah mati mungkin pesanku ngeblock sampai di sini saja dan cerita ini akan the end... " Yeah... " jawab Ramil disana. Mungkin Ramil tergesa-gesa membuka ponselnya karena rekan kerjanya sudah berteriak-teriak memanggilnya dari jalan untuk segera bergabung dengan team keamanan bandara. " Sorry for late reply. " jawabnya lagi. Aku mengerti... yah sangat mengerti kamu Ramil. Aku sebenarnya tidak enak bila menganggu pekerjaanmu. Sesudah itu aku tahu diri, kubiarkan saja pesan Ramil mengambang tanpa kelanjutan.dan setelah beberapa menit, aku meluncurkan pesanku kepada Ramil. Aku berharap ini jadi pesan yang terakhir untuk hari ini agar Ramil terus mengingatnya. " Miss you... " lemparku lagi pada ponsel Ramil di seberang benua sana. " Too... " langsung Ramil membalas pesanku dengan emotion bibir merah yang merekah. " Call you night ? " ajaknya disela-sela pekerjaannya. Mobil menderu dengan kecepatan tinggi di jalan raya. Hari ini Ramil dan rekan-rekannya akan meninjau lokasi dimana terjadi penembakan semalam. Ia akan mencatat beberapa hal yang diperlukan untuk kepentingan kepolisian setempat. Aku senang sekali di sela-sela kerjanya yang padat dan sangat sibuk, Ramil membuat janji untuk menelponku nanti malam sepulang kerja, sekitar maghrib so di Indonesia jam dua belas malam. Aku harus menunggui Ramil pulang kerja semalam itu! " Emuuuuaaaach.... take care yah. " balasku manja pada Alex. Rona pipiku memerah semerah delima, Demikian perhatiannya Alex kepadaku, sampai-sampai di sela-sela pekerjaannya yang super sibuk, dia masih menyempatkan membuka ponsel hanya demi aku. " God willing. " jawabku lagi. Aku harus mengatakan kata Insyaallah, sebab aku tidak tahu nanti malam aku bisa atau tidak ngobrol dengannya. Sebab biasanya aku akan tertidur nyenyak atau tidak. Jika bisa tidur nyenyak, tentu saja God willing akan berlaku, tetapi jika tidak bisa tidur, aku akan menungguinya sampai Alex pulang kerja menjelang maghrib. " Be ready... " balas Alex lagi dengan tambahan gambar bunga merah dan bibir yang merah merekah. " Want bite your lips. " lemparnya lagi ke ponselku. " And neck. " sambung Alex lagi pada ponselku. " Oke...only bite yah." balasku senang. Aku takut Alex akan menggigit aku beneran, nanti ponselku jadi keropos...heee.. " And kisss... " sambung Alex lagi. " Ya...ya...ya... " jawabku untuk menentramkan hatinya. dan aku berharap aku tidak mengganggu Alex hari ini karena dia sedang sibuk bekerja. Telpon segera aku tutup. Aku khasihan nanti Alex bisa dimarahi rekan kerjanya bila terus memegangi ponselnya. Aku bersiap menyambut Alex nanti malam, menunggui Alex pulang kerja. Maghrib berlalu, malam-malam rasanya semakin panjang dalam penantianku menunggu kekasih pulang kerja. Saat orang-orang sudah tertidur pulas, aku harus meronda agar bisa ngobrol dengan kekasihku yang jauh di sana di kota London. Terkadang jika dalam penantianku, aku sudah tidak tahan lagi merasakan beratnya kelopak mataku, maka aku tertidur saja. Aku biarkan saja Alex yang gantian menungguku. Aku tidak mau memenjara diriku sendiri dengan kegiatan yang konyol ini, kecuali aku merasa fresh, tidak ngantuk, maka aku akan menunggu Alex sampai dia pulang kerja. Dari beberapa catatan yang aku baca, jika kamu sedang LDR dengan siapapun di luar sana teruatama LDR dengan bule, jika dia meluangkan waktu untukmu sehabis pulang kerja, maka dia benar-benar bule sejati, tetapi jika pulang kerja dia tidak menelponmu, maka dipastikan dia lebih senang menghabiskan waktunya dengan wanita lain atau dengan teman-temannya dan kamu bukan prioritasnya. mementingkan teman-temannya di sana atau sedang pacaran dengan bule beneran di benua sana. Itu adalah resiko LDR dengan bule yang jauh. Jadi, jangan terlalu berharap lebih yah ladies, santai aja...... kalau ternyata kamu bukan prioritasnya. kamu hanya sekedar penghibur di waktu luang, hanya untuk happy fun saja. Jangan sedih yah Ladies, cari lagi, bule banyak kok. Kamu bisa action lagi di beberapa group dating atau site pencarian bule, kali-kali ada yang nyantol lagi. Sebaiknya jika kamu bukan prioritasnya, langsung hempaskan saja ya Ladies !!!! Satu lagi nih Ladies, untuk mendeteksi bule kekasihmu itu sudah menikah atau belum, kamu bisa mengecek saat dia telpon ke kamu. Jika kamu mendengar suara wanita di luar sana, atau suara anak-anak, tertawa cekikikan, atau gemuruh berantakan rumah, dipastikan bule kamu itu adalah seorang daddy dengan anak dan istrinya yang sedang serumah. Satu lagi Ladies yang bisa kamu deteksi agar terhindar dari kebohongan bule, jika dia ngaku masih single atau lajang atau jomblo ( jomblo Indonesia nggak usah ngiri yah....heee... ) perhatikan saat kekasih bulemu itu sedang menelpon. Biasanya dia akan memegang handphone dengan tangan kanan, lihat jari jemarinya ! jika ada cincin yang melingkar di jari manisnya, itu tandanya bule kamu sudah ada yang punya ya.... ladies. Dan ini...dan ini.... " Hiiiii...... " Aku melihat pesan masuk di ponselku. Aku masih tiduran karena memang aku sedang menunggui Alex. Suasana terasa sepi. Mobil-mobil dan sepeda motor sudah tidak aku dengar lagi menderu di jalanan. Nasi goreng dan bakmi rebus di depan jalan, juga lampunya sudah mulai redup, paling tidak separuh dagangannya telah habis dan bersiap-siap untuk menutup dagangannya. Orang-orang sudah tidak ada yang lalu lalang lagi di jalan, Embunpun mulai turun, suasana semakin malam akan semakin dingin. Embun-embun mulai berjatuhan di dedaunan, memancarkan cahaya putih berkilauan diterpa sinar lampu dari teras depan rumah. " Iam already at home. " sambung Alex lagi. Duh...duh....inilah kekasih sejatiku, bule beneran. heee.... pulang kerja dia menyempatkan diri untuk bercengkerama denganku. I like it ! Aku langsung bangun dari tiduranku. Aku pegang ponsel dan menata bantal empuk di belakang punggungku, agar aku bisa ngobrol comfortable dengan Alex , malam-malam yang romantis seperti ini, dan aku berhandai-handai seandainya malam ini aku sedang berada di Apartemen Alex, lalu aku mendengar deru mobil masuk ke halaman depan, aku mengintip dari jendela apartemen dan aku akan melihat Alex tampak gagah dengan baju seragam keamanan force nya. Alex akan turun dari mobil, mengambil ransel hitamnya lalu menutup pintu mobil pelan-pelan, takut istrinya akan terkaget-kaget jika dia menutup pintu mobil dengan kasar. Pelan-pelan Alex akan menuju pintu Apartemen dan aku akan segera menyambutnya. Aku berdiri di ambang pintu lalu aku akan membukakan pintu Apartemen untuk suamiku tercinta. Aku akan langsung memeluk Alex dengan eratnya dengan caraku dengan kedua tangan aku lingkarkan erat-erat ke leher Alex. " Bagaimana kamu di rumah sayang ? kamu baik-baik saja ? " Alex akan menanyaiku sambil menciumi pipi dan bibirku. Aku akan mengangguk sambil membawa tas ranselnya lalu aku gantungkan di dinding, tempat seperti biasa Alex menempatkan tas ranselnya. Aku akan segera menyiapkan dinner dan Alex akan langsung ke kamar mandi untuk mandi. Selesai mandi, Alex terlihat sangat tampan, dengan handuk yang masih terlilit di sekitar pinggangnya, tampak olehku , dadanya yang tinggi atletis dengan bulu-bulu d**a yang menyebar dari puser ke atas sampai ke d**a. Terkadang bulu-bulu itu membuatku terasa geli jika bersentuhan langsung , but sometimes... membuat aku begitu sangat h***y. Suamiku Alex benar-benar sangat tampan dan selalu menyempatkan waktu untuk berdua. Begitu romantisnya hidup aku dan Alex !! Aku akan menunggu dan duduk di meja dinner kecil Apartemen yang berwarna putih gading, sambil menunggu Alex memakai baju rumahannya, celana pendek dengan kaos oblong tipis kesukaannya. Perabotan di apartemen Alex banyak didominasi dengan warna putih. Dinding kamarnya penuh dengan wall paper bunga-bunga cantik seperti ukiran dari Kota Jepara, menghiasi seluruh ruangan kamar dengan AC yang selalu dingin. Selimut bulu warna coklat sudah terpampang di atas tempat tidur Alex. Selimut bulu dari Persia , dulu dibelikan mommynya ketika Alex pertama kali akan berangkat bekerja ke Kota London. British ,UK. " Ini selimut terbaik dari Kazakhstan. Lihat bahannya sangat lembut. Aku sangat menyukainya. " ujar Alex suatu saat , saat aku dan Alex masih pendekatan dan aku melihat selimutnya bulu berwarna coklat begitu indah.Aku mengaguminya. Aku menyiapkan makan malam untuk Alex. Satu piring Asian pilaf kesukaanya. Sebenarnya Asian Pilaf ini adalah nasi kebuli seperti kebanyakan makanan di Indonesia. Nasi Pilaf akan bertambah lezat rasanya jika menggunakan beras Basmanthi. ulala....sedap ...gilaaaa.... Nasi Pilaf ini adalah makanan kesukaan Alex dan Alex pernah berandai-andai, ingin sekali aku memasakkan nasi pilaf di pagi hari dan menghidangkannya saat Alex baru bangun dari tempat tidur. Alex berharap aku akan menghidangkan Asian Pilaf saat dia bangun tidur, setiap hari. Nasi Pilaf adalah hidangan dari bulgur yang ditumis bersama rempah-rempah di dalam minyak atau biasanya mentega hingga kekuningan dan dimasak dengan air kaldu yang gurih. Hidangan ini umum sekali dihidangkan di Timur tengah seperti di tempat kelahiran Alex yaitu Kota Kazakhstan , bagian dari Negara Rusia. Pilaf dapat memakai sayuran bercampur dengan daging ayam, domba dan kambing. Makanan laut biasanya udang dan kerang atau hanya sayuran saja bagi vegetarian. " Asian Pilaf ini adalah masakan yang berasal dari Persia Kuno,. " demikian Alex menjelaskan segala hal yang berkaitan dengan makanan kesukaannya itu. Nama hidangan ini berasal dari kata Pilau yaitu dari bahasa Turki yang artinya memasak nasi setelah terlebih dahulu ditumis dengan lemak daging atau miyak goreng untuk memperkaya aroma dan menghasilkan nasi yang bertekstur pera. Beras ditanak dengan kaldu daging atau ayam dengan bumbu-bumbu yaitu Mentega, bawang putih dicincang halus, bawang bombay, daun bay tiga lembar, air kaldu, garam, chiken stock, black papper atau rainbow peppercorn dan terakhir sayur campur. Pokoknya nikmat.... Alex menggeser kursi makan kecil, mendekatiku. Dia langsung memakan Asian Pilaf dengan lahapnya dan satu cangkir teh panas sudah aku suguhkan juga bersama Asian Pilaf. Aku sendiri hanya minum sedikit teh panas dan beberapa potong roti untuk menemani Alex dinner. Tiba-tiba aku tersedak.Ya Tuhan, ternyata aku sedang minum teh juga sambil membayangkan kehidupan yang akan aku lalui nanti bersama Alex di London. " Yes , iam here. " jawabku. " Just come home ? " tanyaku lagi pada Alex. Alex sedang bersiap-siap untuk membuka semua bajunya, menarik selimut bulunya dan ngobrol bersamaku. Entahlah, apakah memang kebiasaan orang Kazakhstan setiap istirahat atau akan tidur harus telanjang agar tidurnya nyaman atau karena cuaca yang saat ini sedang summer, sehingga membuat gerah semuanya. dan i don't know. sampai sekarang nggak ngerti mengapa Alex selalu telanjang jika sudah di tempat tidur. " Yeah...." jawab Alex dari seberang benua sana. Heee... " Dinner ? " tanyaku nyambung lagi. Maksudku apakah Alex sudah dinner. Dinner itu penting loh sepulang kerja, bayangkan tubuhmu seharian bekerja apalagi Alex aktifitas fisiknya tinggi di tempat pekerjaannya sehingga membutuhkan makanan untuk mengganti energi yang terbuang tadi siang. " Eat what ? " tanyaku lagi, seperti orang ndeso yang sedang menanyai orang ndeso lain yang baru pulang kampung. Makan saja ditanyakan segala. Sepertinya Alex bingung dengan pertanyaanku lalu ujarnya, " Ok, i will have my dinner and call you. " jawabnya. " Ok... " jawabku. dan beberapa saat kemudian handphonku mati., karena Alex segera akan dinner. Tetapi sebelum pergi, Alex berucap, " Want you so much.... " bisiknya di telingaku dengan mesra. Ah...Alex. Kamu pasti sedang h***y****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD