WITHOUT YOU

1432 Words
Hari-hariku setelah ini, berjalan seperti biasa. Hari dan waktu tak bisa menoleh ke belakang, akan terus maju dan maju dan jika masih meratapi keterpurukan dan kenangan pahit di belakang, waktu tidak akan mendampingimu, waktu tidak akan menghiraukanmu. Walaupun kamu sedih, kamu kecewa, waktu akan pergi meninggalkanmu. Tidak pandang bulu kamu siapa, seorang pejabatkah, seorang yang kayakah, seorang yang miskinkah, seorang yang cantik, ganteng....itu semua tidak akan mempengaruhi waktu sedikitpun untuk terus meninggalkanmu. Tidak ada waktu yang berhenti sebentar untuk menengok ke belakang, maka kiamatlah dunia. Aku tidak terlalu bersedih dengan kata-kata Ramil terakhir kalinya itu, karena aku sudah sudah mempunyai keluargs dan aku hafal betul dengan wajah Ramil dengan mimik dan cara Ramil memperlakukan aku. Aku pikir Ramil sangat menghormati dan menghargai aku, hanya saja aku tidak suka jika Ramil hanya menginginkan napsu saja, dan ini kelemahan Ramil dan ini juga kelemahan aku, jadi tidak nyambung satu sama lain. Aku tidak mau mempertaruhkan harga diriku untuk kepentingan orang lain yang bertemupun belum pernah, karena aku tahu banyak sekali kejahatan kejahatan digital yang terus akan meninggalkan jejak digital. Jadilah Aku dan Ramil putus hubungan dengan nyamuk. Heeee... Dan tiba-tiba ...setelah beberapa hari tidak ada tegur sapa dari Ramil dan Ramil telah memperlihatkan poto profil whatsapnya dengan nol poto, jadi aku berpikir, Ramil sudah memblokir aku dan sudah tidak menginginkan aku. Aku juga tidak berusaha untuk menghubunginya lagi. Tapi feeling aku masih merasakan dan mengatakan kalau Ramil pasti akan kehilangan aku. Dia begitu soft, lembut dan sering mengalah aslinya dalam pembicaraan ketika video call aku bisa melihat karakternya. Dan pagi ini, ketika aku membuka ponselku, ketika aku baru tiba di kantor, sudah menjadi kebiasaanku, sebelum aku beranjak tidur, aku akan mematikan handponeku lalu aku akan menyalakannya lagi pas aku sampai di kantor. Aku tidak mau pagi-pagi ribet mengurusi dan melayani pesan-pesan yang masuk. Aku harus mempersiapkan keperluan anak-anak di rumah, ke dapur, memasak, bersih-bersih rumah. Itu yang harus aku prioritaskan dan ponsel serta chat-chat dengan orang lain sekedar have fun saja, hanya bumbu-bumbu dalam kehidupan saja agar lebih berwarna. " How are you ? " ada notifikasi pesan yang tiba-tiba terbang menuju ke dalam ponselku. Aku membukannya di pagi hari, saat aku sudah berada di kantor. Ah...ini pasti Ramil benar saja feelingku, dia tidak benar-benar akan meninggalkan aku. Aku sudah tidak komunikasi lagi hampir satu bulan dan aku biarkan saja karena aku tidak bisa ngapa-ngapain karena whaatshapku diblokir Ramil. Sepertinya lucu banget hubungan aku dan Ramil.Salah sedikit blokir, salah sedikit blokir, ada masalah sedikit juga blokir, ah...kamu kayak anak kecil saja Ramil. Bagaimana rasaku ? tentu saja aku senang banget lah....dapat pesan lagi dari seorang Ramil, bule Rusia yang sedang bekerja di London. dan lihatlah , bagaimana aku membalas pesannya Ramil dengan begitu cepat dan penuh suka cita, saking senangnya. Aku membalasnya dengan mata yang berkaca-kaca, air mata di sudut pelupuk mataku hampir jatuh karena menahan berat beban air mataku.Aku merasa tersanjung.Aku merasa terharu, Ramil masih mau menghubungi aku. Ramil masih mau mengirim pesan terlebih dahulu. Kenapa dia lakukan hal seperti itu kepadaku? feelingku karena ada satu kata , yaitu kangen di dalam doa dan dia merasakan sendirian di apartementnya. " Ya Allah Ramil ......iam very glad you contac me again. I trust my feeling...there is still love for me, i always miiiis you. " balasku dengan emotion tanda orang berciuman dua kali. Heee.... " I'll call you tonight be ready. " sambung Ramil gagah sekali di London, kelihatan sekali dari sini sedang memakai seragam kerjanya. " Ok..." balasku cepat " When every time i wanted enjoy with you after work. " sambungnya lagi " You did'nt want. " sambungnya lagi.Terus Ramil nyerocos lagi. " You always did'nt have time for me. " sambungnya lagi. Sepertinya aku rasakan di London sana Ramil sedang merasakan melow denganku. Mungkin dia merasakan rasa rindu yang amat sangat, tetapi aku tidak pernah mau untuk diajak have fun yang berbau napsu.. Iam so so sorry.... " I shy...how are you Ramil ? was married ? " tanyaku lagi mengalihkan perhatiannya agar tidak fokus membahas hal hal yang tidak aku sukai, karena kemarin Ramil mengatakan akan menikah dengan gadis yang lebih muda usianya darinya. Gadis itu masih berusia sembilan belas tahun dan momynya Ramil menginginkan untuk segera menikah dengan gadis muda dari Kazakhstan. " Why shy of me ? " Ramil balik bertanya kepadaku. "No...no maried... " tambahnya lagi membalas pertanyaanku. Aku hanya ingin mengatakan apakah Ramil sudah menikah dengan gadis belia itu atau belum ? aku hanya ingin mendapatkan jawabannya. " You lie me.... " jawabku sambil tertawa sambil menunjuk hidungnya yang super mancung. Hidung orang pinggir timur tengah. Aku pernah mengatakan hal ini pada Alex kalau orang-orang yang berasal dari Rusia memiliki tempurung kepala yang lebih besar dari badannya, bagian kepala dan keningnya itu rata-rata lebar. Apakah ini menunjukkan bahwa orang-orang dari Rusia itu pintar dan cerdas. Matanya bulat dan pandangan matanya tajam. Jadi dari sini aku bisa membedakan mana orang-orang yang berasal dari negara Rusia, dan negara-negara eropa lainnya. Aku kemudian mengalihkan pembicaraannya dengan Ramil.. " How ur holiday at Rusia ? " tanyaku menanyakan liburan Ramil ke Rusia kemarin, dia mengatakan satu bulan holiday dan dia akan pulang ke negaranya Rusia. " Very cold. " jawabnya sambil menunjukkan gambar orang yang sedang kedinginan terkena salju dingin. " And now, you in London ? " tanyaku lagi, . Aku ingin tahu sebenarnya dia aslinya dari mana karena Rusia sekarang sudah terpecah-pecah menjadi negara-negara bagian termasuk Tajikistan, Kazakhstan, usbekistan, Ukrain ...... " And now, lets honest with me." tambahku lagi. Aku berharap ini kali terakhir Ramil memblokir whaatsapku, kalau tidak aku yang akan memblokirnya! " No...Kazakhstan. " jawabnya. " Will you meet me, if i go Indonesia soon ?" tanya Ramil lagi kegirangan. " And everyday with you... " ini biasa kelakuannya porn terus Ramil. " Want make you pregnant... " lagi-lagi yang dipikirkan napsu melulu. Memang laki-aki itu mahluk visual, dia akan melihat dari matanya dulu, keindahan bodynya, cantik wajahnya dan baru hatinya. Jika hatinya bagus mirip wanita, maka akan lanjut, jika hatinya mirip waria...yah, pergi aja ke laut sana !! Aku langsung balas keinginannya " I will pick you up at the Airport, We will marry religioustly first, so that if we make love it is not sinful. " balasku dengan bahasa Inggris yang kacau. " I still stroooong for you. " balasku lagi sambil tertawa berharap ini hanyalah joke semata. " Lets make plan Ramil..... " sambutku dengan suka cita. Tapi aku tahu pasti ini adalah percakapan online, bertemupun belum pernah, masih absurd menurutku, tidak sungguh-sungguh, mungkin hanya candaan saja antara aku dan Ramil, dan itu sudah biasa. Aku menunggu balasan Ramil agak lama kali ini, mungkin dia lagi sibuk bekerja.Aku pernah mencoba menggoda Ramil dengan menelpon duluan.Aku ingin melihat Ramil sedang di kantor sungguhan atau bohongan, ternyata setelah Ramil mengangkat telponku, aku melihat Ramil sedang berada di kantornya.Wajahnya tampak grogi dan salah tingkah dan berkali kali ia menempelkan ujung tangannya ke bibirnya, pertanda dari jauh dia mencium aku. " Ok... sorry for late reply. Cos in office. " balas Ramil lagi. " Yes, i understand. i'll waiting you. " balasku lagi, dan akhirnya Ramil menelponku. Beberapa hari yang lalu aku diblock dan ketika aku melihat matanya, melihat wajahnya, dia tampak tirus seperti orang yang kekurangan gizi. Heeee...apakah dia tidak napsu makan setelah memblokir aku ? apakah Ramil tidak bisa tidur setelah kehilangan aku ?apskah..apakah banyak sekali pertanyaan yang mengelilingi otakku mengapa Ramil tampak kurus.Sakitkah ? Ramil tampak berbeda seperti biasa yang sering aku lihat ketika video call. " Are you sick ? " tanyaku padanya. Aku kaget melihat perubahan wajah Ramil yang tampak lebih tua dari biasanya. Ramil menatap mataku, lama banget. Dia tersipu malu dan aku merasakan dia merasakan kerinduan yang hebat karena kehilangan aku. " You look so skinny. " lanjutku lagi " I want to make you happy Ramil.Here close to me, i want to hugh you. " sambungku lagi dengan bahasa Inggris yang terbata bata. Dan kami berdua seperti sedang bergejolak perasaan antara aku dan Ramil. Merasakan puncak emosi yang tinggi setelah sekian lama berpisah, banyak perubahan yang terjadi pada Ramil. Jujur saja aku merindukan Ramil dan Ramil juga merindukan aku. Kisah inipun terus berlanjut....entah sampai di titik mana, kami berdua akan selesai.Kami berdua sana sekali tidak tahu.Terakhir kali Ramil ingin melihat p***y milikku dan aku tentu saja. noooooo.. " Want see p***y when you go to your room... " skntak aku kaget mendengar keinginan Ramil dan ini yang terakhir Ramil inginkan dariku. dan tentu saja keinginan ini merupakan hal yang terberat bagiku dan dengan tegas aku menolaknya.Begitulah laki laki, Skhirnya aku di blokir Ramil lagi. Aku sendirian lagi ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD