MERRY CHRISMAS

1841 Words
Perayaan Chrismas, bagiku biasa saja, yang istimewa karena hari ini aku libur kerja, aku bisa memasak untuk anak-anak, memasak semua makanan request anak-anak, sebisanya aku masakin, atau pergi keluar jalan-jalan, atau makan di luar. Karena aku muslim aku tidak merayakan Chrismas. Di jalanan aku melihat gereja-geraja penuh suasana khidmat, dengan nyanyian-nyayian untuk menyambut chrismas itu. Jalanan tampak sepi, karena semua gereja yang ada di kotaku banyak dijaga polisi-polisi yang menjaga gedung gereja, ada di jalan-jalan , barangkali terjadi pengeboman atau kerusuhan apapun . Aku bisa menikmati jalanan yang sepi dan aku juga mendapatkan kue kue dari seorang chinese yang beragama Kristen, kenalan suamiku. Hari ini , kami sekeluarga berencana untuk pergi ke luar kota, berburu makanan yang sedang viral sekarang ini, makanan kesukaan anak muda yaitu mie gacoan dan yang ada hanya di luar kota. Di kotaku yang nota bene kota kecil tidak ada yang menjual mie gacoan seperti itu. Kemarin ketika aku dan anak-anak pergi ke Semarang, aku mencoba mencicipi mie gacoan tapi waktu itu makannya di mobil karena waktu itu aku sudah harus buru-buru pulang ke rumah karena besok aku sudah mulai ngantor lagi. Rasanya enak memang dan makanan itu konsumennya untuk anak-anak muda seperti kedua putriku yang menginjak remaja dan berdua sedang kuliah di kota Semarang. " Enak ya Mah, mie nya ? " tanya anakku yang sulung, ketika aku sudah mulai mencicipi mie gacoan di dalam mobil dalam perjalanan pulang ke rumah. " Iya enak, kapan-kapan kita nyoba mie kayak gini, makan di tempat...tapi adanya dimana ya mie kayak gini ? enak banget, pedesnya yahuud. " ujarku memuji anak perempuanku yang pinter memilihkan makanan untuk mamaknya. Lalu anak perempuanku menunjukkan suatu tempat yang bisa untuk makan mie gacoan dengan sahabat-sahabat mienya , tetapi di luar kota, tapi tidak terlalu jauh dari kotaku. Lalu hari ini, aku dan keluargaku menuju ke luar kota untuk menikmati mie gacoan, makan di tempat sambil menikmati hari libur bersama keluarga dan aku start sehabis sholat maghrib. Mobil berjalan dengan canda tawa dua anak perempuanku.Melihat mereka berdua bercanda, bergurau di dalam mobil kakak beradik yang sama-sama masih kuliah di kota besar Semarang, rasanya kebahagiaanku lengkap sebagai seorang ibu yang sudah melahirkan mereka dan menginginkan mereka mendapatkan pendidikan yang layak, agar sama dengan anak-anak yang lain. " Sampai sana nanti kita tidak kebagian tempat gimana Mbak ? " tanyaku pada anak perempuanku yang paling besar. " Tenang aja Mamakku, pasti kita bisa makan di tempat yang viral itu yah... " jawabnya sambil bergelayut pada pundak adiknya sambil memainkan handphonenya. Perjalanan memakan waktu hampir satu jam. Udara malam sehabis maghrib, rasanya sejuk aku merasakannya. Di luar mobil-mobil besar, truck-truck besar melibas roda mobil kami, sehingga mobil kami ketinggalan jauh di belakang, tetapi tidak apalah, yang penting sampai tujuan dan bisa makan bareng-bareng anak-anakk dan ini tidak setiap hari bisa dilakukan bersama keluarga. Kami memarkir mobil agak kesusahan begitu sampai di tempat Mie Gacoan itu, tempatnya sangat ramai walaupun hari sudah malam. Kami akhirnya bisa memarkir mobil di luar area tempat itu alias di pinggir jalan agak jauh dan aku bersama anak-anakku harus berjalan agak jauh untuk menuju ke tempat Mie Gacoan yang viral itu. Anakku berjalan lebih dulu di depan dengan adiknya, memastikan bisa memesan tempat duduk untuk empat orang. Aku dan suamiku jalan belakangan. Sampai di tempat, aku begitu kagum dengan tempatnya. Tempatnya sangat luas dan strategis sekali tepat di pinggir jalan besar sehingga banyak pengunjung yang bisa memantau dan melihat tempat yang ramai itu secara langsung.Gemerlap lampu-lampu kecil, memancarkan lampu kekuning-kuningan, menyebarkan aura hangat, berjumlah ratusan, berkelap kelip di tiang-tiang tempat itu, menambah indah tempat itu dan tampak sangat estetik, ditambah lagi banyaknya pengunjung, sampai membludak di tepi dan pinggiran tempat bahkan ketika aku sudah menginjakkan ke lantai tempat itu, aku melihat di sebelah kanan banyak orang-orang yang duduk berjajar, seperti antrian di sebuah bank karena akan mendapatkan bantuan sembako. Heeee...persis seperti itu. Tetapi kali ini beda orangnya, kebanyakan anak-anak muda, cantik-cantik dan ganteng-ganteng dan untuk orangtua jarang yang antri di tempat itu. Aku hanya tersenyum. Mungkin hanya aku dan suamiku yang ngantri di tempat itu ? ups...no...Ferguso, ternyata ada juga loh yang seumuran denganku ngantri di tempat itu untuk menikmati Mie Gacoan.Alamak ! " Mak....kita bisanya beli dibungkus, tidak bisa dimakan di sini Mak. " tiba-tiba anak perempuanku muncul dari balik kerumunan sambil memperlihatkan sobekan kertas kecil, tanda dia sudah memesan makanan. " Jadi tidak bisa dimakan di sini Mbak ? " jawabku penasaran pada anak perempuanku , padahal aku ingin sekali makan bareng-bareng dengan keluargaku di tempat ini. " Iya Mak, tidak bisa. Nunggu yah Mak. " ujar anak perempuanku lagi dan menyuruhku untuk duduk di antrian , sementara dia dan adiknya menyeburkan diri di kerumunan dekat penjualnya. Ya ampun...jaman apakah sekarang ini ? mau makan mie saja antriannya ribuan.Aku tidak habis pikir dengan fenomena anak muda sekarang ini. Beli mie gacoan saja, antriannya minta ampun.Sungguh terlalu... Lalu tidak berapa lama kemudian, kedua anakku menarik tanganku dan tangan bapaknya untuk menuju ke meja yang telah dipersiapkan untuk kita berempat.Sementara orang-orang yang sudah selesai makan, sudah meninggalkan kursinya, lalu diganti dengan orang yang baru, demikian juga seperti keluargaku, menempati tempat duduk untuk makan yang baru saja orangnya pergi meninggal kan meja makan karena telah selesai menyantap makannya. Aku dan kedua anakku akhirnya bisa duduk di meja makan. Meja makannya kecil, hanya cukup untuk menaruh makanan saja, dan tidak bisa untuk menaruh barang lainnya misalnya tas atau barang apalah, kesannya mejanya kecil tapi tingkat kemewahannya memikat luar biasa.Tidak berapa lama kemudian, mie gacoan datang, dibawakan seorang pelayan laki-laki sambil membawa beberapa mangkuk mie gacoan dan beberapa gelas berisi jus , es buah dan es teh. " Hmmm...makanannya asing buat Emak.... " ujarku sambil menyendok mie gacoan ke dalam mulut. " Enak kan Mak? " tanya anak perempuanku yang sulung lagi. Aku manggut-manggut. Bapaknya yang duduk di sampingku juga aku lihat asyik menikmati mie gacoan. Kali ini tidak ada makanan pantangan buat dia penderita diabetes karena telah disuplay obat dengan meminumnya setiap hari. Sehabis makan makananmini, suamiku pasti akan meminum obatnya, sesudah itu dia akan ngantuk dan tertidur.Aku sudah memakluminya dan sudah mengerti kebiasaannya. Aku j dan kedua anak perempuanku makan dengan lahap. Mie gacoannya rasanya sangat special dan sangat enak sehingga tidak sempat untuk ngobrol lagi. .. Selesai menyantap, akhirnya kami sekeluarga pulang, di malam hari, naik mobil dengan menempuh jarak sekitar 1 jam an dengan mengebdarai mobil. " Hiiii.....Merry Christmas..... Hadijah... " sebuah pesan singkat meloncat masuk ke dalam handphoneku, ketika aku sudah sampai di rumah dan malam hari aku mencoba untuk membuka handphoneku , barangkali ada pesan yang masuk untukku, dan ternyata benar dari Ramil London. Sebagai seorang muslim, ketika aku mendapat ucapan salam chrismas dari seseorang yang juga muslim, tentu saja aku menjawab seadanya. Aku balas Yeees..... itu saja. Aku apresiasikan kepada Ramil karena masih mau memberi salam Chrismas di hari natal ini, dan harusnya dia juga tahu kalau namaku berbau muslim, tetapi sebagai manusia yang tinggal di bumi, aku tidak menolaknya dan aku mengucapkan terimakasih pada Ramil karena dia masih mengingatku di moment chfusmas yang dirayakan seluruh umat kristen di dunia . " How are you there ? health ? " sapaku lagi pada Ramil. Setelah kami berdua berantem kemarin, lost contac berbulan bulan kita baikan lagi, saling sapa lagi dan seperti tidak pernah terjadi sesuatu yang membuatku kemarin marah, sekarang biasa saja. Itulah kelebihan Ramil yang aku suka. Dia tidak akan tega meninggalkan aku. Blokar bolak-balik, tetapi tetap dipulihkan lagi. Heee... " Good thanks. " jawabnya. Lalu aku menanyakan lagi, apakah dia tidak liburan ? tidak cuti kerja buat liburan ? " Not holiday on Christmas and new year ? " tanyaku pada Ranil. Di sana aku tahu Ramil baru pulang kerja dan dia sedang berbaring di atas ranjangnya sambil memainkan handphonenya dan berkomunikasi denganku. " From tomorrow.... " jawabnya kalem. Ternyata Ramil menikmati libur natal dan tahun baru juga di London. " Ooow.... go to your home's ur Mom yah ? " tanyaku lagi pada Ramil . " Yeah..." jawab Ramil dan aku merasa aku dan Ramil sudah tidak akan bersama lagi, sehingga aku tidak memperpanjang obrolanku dengan Ramil. Enough..... Akhirnya aku akhiri obrolan ini karena aku merasa Ramil sudah bukan milikku lagi, Ramil sudah mempunyai kekasih cantik yang lebih muda dariku dan itu pilihan Mommynya. " Ok...take care. Keep health and eat don't forget yah.... " balasku untuk mengakhiri percakapanku dengan Ramil malam ini. Sepertinya Ramilb juga merasakannya, Dia merasa sudah tidak akan bersamaku lagi dan Ramil sepertinya menyadari kekesalanku. " Yeah...thanks.... " jawab Ramil singkat.. " U too... " jawabnya lagi. " Yeees..." jawabku sedih sambil aku bubuhkan emotion orang sedang menangis, berharap Ramil tahu sekarang, apa yang sedang aku rasakan, apa yang bergejolak dalam hatiku. " Why you sad ? " tanya Ramil lagi, sehingga ketika obrolan akan diakhiri, diperpanjang lagi. Aku menjawab pertanyaan Ramil dengan perasaan yang dalam. Entah kenapa aku demikian melankolis malam ini, padahal aku adalah wanita yang kuat yang tidak pernah berharap sekalipun pada Ramil maupun suaniku.Tidak pernah mengeluh atau meminta apapun pada suamiku apalagi.pada Ramil.Semua aku lakukan sendiri karena aku sudah terbiasa mandiri sejak kecil.. Atau mungkin karena suasana malam yang dingin, membuat mataku ingin menangis saja bawaannya ditambah lagi Ramil menghubungi aku lagi, tatkala hati aku sedang tertata dengan baik setelah dipatahkan Ramil.. " I feel like losing you. " jawabku seadanya, jujur apa yang keluar dari mulutku, berasal dari jiwaku. " But please understand. " jawab Ramil menerangkan kepadaku dengan mimik mukanya yang selalu dikernyitnya alisnya ke atas atau mulutnya yang sering dimonyongkan ke atas dan ke bawah, mengekspresikan keadaan jiwanya lewat mimik wajahnya. " You don't satisfy me enough. During yours on video call. You don' t do what i ask you. " jawan Ramil selanjutnya kepadaku. Ramil berharap bisa memahami apa yang diinginkan dari hubungan ini, tapi kukira Ramil masih menyayangiku, dilihat dari block and buka lagi, berulang ulang, lalu kata-katanya yang lembut selalu menghiburku, apalagi ketika aku bersedih, Ramil seolah tidak ingin aku bersedih. " Please...don' t be sad.. Ok. " hiburnya kepadaku. Ya Tuhan...kata-katanya begitu membuat hatiku haru dan airmataku tambah mengalir membasahi pipiku. Kenapa aku bisa secengeng ini sekarang ? Ah...tidak mungkin,,,ini bukan aku ! " Ok.... " akhirnya aku menjawab dengan lemah. dan untuk mengalihkan kesedihan hatiku saat ini, aku mengalihkan perbincangan ke tempat lain, supaya airmataku berhenti menetes. " Hey...jus come home Ramil ? " tanyaku untuk mengalihkan perhatiannya agar Ramil juga tidak ikut sedih merasakan kesedihan yang aku rasakan. Aku ingin semuanya It's oke.....walaupun Ramil bukan sebagai kekasihku tetapi setidaknya dia bisa menjadi best friendku yang ada di London. " Yeah...i'm home. Sorry was at work. " jawabnya. " It's oke Ramil. Happy new year yes. Hope you always health and happy yah... " ujarku menebarkan aura ceria dan bahagia pada Ramil . " Dont be sad OK. " ujar Ramil menenangkan hatiku lahi. Sepertinya Ramil tahu hatiku sedang sedih, kacau dan gelisah. " Yeees.... i always loves you. Atleast you not loves me. heeee..... " jawabku kalem sambil tersenyum agar Ramil juga bisa tersenyum lagi dan tidak terpengaruh dengan kesedihanku. Dan malam ini berakhir dengan sweet dream ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD