BAB 14 – TARUHAN BERBAHAYA
Ruangan gala yang mewah dipenuhi suara obrolan dan dentingan gelas sampanye, tetapi bagi Exelina, hanya ada dua pria yang memenuhi pikirannya—Grayson dan Liam.
Grayson menggenggam pinggangnya erat, seperti ingin menegaskan kepada semua orang bahwa Exelina adalah miliknya. Sementara itu, Liam berdiri di sudut ruangan dengan senyum yang terlalu santai untuk seseorang yang baru saja menantang Grayson Walker secara terang-terangan.
Exelina meneguk sampanye dalam diam.
"Nonaku, kau terlalu diam," bisik Grayson di telinganya.
Exelina menoleh padanya, menampilkan senyum tipis. "Aku hanya sedang menikmati permainan ini."
Grayson mengangkat alisnya. "Permainan?"
"Ya," Exelina melirik sekilas ke arah Liam yang masih menatapnya dari kejauhan. "Aku ingin tahu siapa yang akan menang."
Grayson tertawa kecil, tetapi matanya menyipit. "Kau meragukan aku?"
"Bukan meragukan," Exelina menyentuh d**a Grayson dengan ujung jarinya, merasakan denyut stabil di balik jas mahalnya. "Aku hanya ingin melihat bagaimana seorang Grayson Walker bermain ketika lawannya bukan hanya pebisnis biasa."
Grayson menarik napas panjang, lalu mencondongkan tubuhnya, membisikkan sesuatu yang membuat darah Exelina berdesir.
"Sayang, permainan ini bukan tentang menang atau kalah. Ini tentang siapa yang bertahan sampai akhir. Dan aku jamin, Liam tidak akan bertahan lama."
Exelina tersenyum kecil, tetapi sebelum ia bisa membalas, suara seseorang menyela mereka.
"Walker, sepertinya kau terlalu sibuk menjaga tunanganmu hingga melupakan tuan rumah."
Exelina dan Grayson menoleh.
Seorang pria lain kini berdiri di hadapan mereka—Alexandre Moreau, salah satu pebisnis terkuat di Eropa. Ia memegang segelas anggur dengan santai, tetapi matanya menilai Exelina dengan penuh minat.
"Kau pasti Exelina," katanya dengan nada ramah. "Aku sering mendengar namamu disebut belakangan ini."
Exelina tersenyum sopan. "Aku harap yang kau dengar adalah hal yang baik, Tuan Moreau."
Alexandre tertawa kecil. "Oh, tentu. Tapi aku penasaran… seorang wanita sepertimu pasti punya banyak pengagum, bukan?"
Grayson yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara dengan nada dingin. "Dia tidak membutuhkan pengagum lain, Moreau. Aku cukup."
Alexandre mengangkat tangan seolah menyerah. "Tenang, Walker. Aku hanya ingin mengenal tunanganmu sedikit lebih baik."
Grayson semakin mengeratkan genggamannya di pinggang Exelina. "Sayangnya, aku bukan pria yang suka berbagi."
Alexandre tertawa pelan, tetapi sebelum ia bisa berkata lebih banyak, Liam mendekat ke arah mereka.
"Jika Grayson tidak ingin berbagi, mungkin aku bisa menawarkan diri," ujar Liam dengan senyum miring.
Grayson langsung menatapnya tajam. "Jaga ucapanmu, Liam."
Liam mengangkat bahu, tetapi tatapannya tetap terkunci pada Exelina. "Aku hanya mengatakan fakta. Seorang wanita seperti Exelina terlalu berharga untuk dikurung dalam sangkar emas, bukan?"
Exelina bisa merasakan ketegangan di udara semakin memuncak. Dua pria ini benar-benar menikmati permainan berbahaya mereka.
Namun, ia bukan pion dalam permainan ini.
Ia adalah pemainnya.
Dengan langkah santai, Exelina mengambil segelas anggur dari pelayan yang lewat, lalu meneguknya sebelum berbicara.
"Jika aku memang berada dalam sangkar emas, maka aku pastikan itu adalah sangkar yang kubuat sendiri."
Liam tersenyum kecil. "Benarkah? Kalau begitu, aku akan menunggu saat kau bosan dengan sangkar itu."
Sebelum Grayson bisa bereaksi, Exelina sudah melangkah maju, berdiri sangat dekat dengan Liam. Ia menatap pria itu langsung, matanya penuh tantangan.
"Jangan menunggu sesuatu yang tidak akan pernah terjadi, Liam."
Liam menatapnya selama beberapa detik, sebelum akhirnya tersenyum penuh arti. "Kita lihat saja, Exelina."
Grayson segera menarik Exelina kembali ke sisinya. Napasnya terdengar lebih berat dari biasanya, jelas menahan amarah.
"Cukup permainan ini. Kita pulang."
Exelina hanya tersenyum samar, menikmati bagaimana Grayson menunjukkan sisi lain dirinya.
Karena dalam permainan ini, bukan hanya Grayson yang mengendalikan segalanya.
Ia juga memiliki kendali.
Dan ini baru permulaan.
---
TO BE CONTINUED…