Masih di ruangan khusus VIP, Chris memelototi ponselnya yang berpendar. Ada segelas whiskey yang telah lama teronggok. Serta botol-botol bekas yang tak perlu dijelaskan bagaimana mereka menghabiskannya.
Masih bersama Januar dan gadis penghibur—yang saat ini berusaha melepas kancing kemejanya, Chris berusaha memusatkan fokus ke ponsel. Ada nama Risma di sana.
Saya masih UAS, Pak. Maaf telat bales
Itu pesan terakhirnya. Dua hari yang lalu.
Well, mau tak mau Chris harus memahami aktivitas gadis-nya sebagai mahasiswi. Kegiatannya pasti padat mengingat dirinya dulu juga tak punya waktu tidur. Namun, kali ini berbeda, sudah beberapa hari mereka tak bicara. Pengap di dadanya telah mencapai maksimal.
“What’s wrong?” Januar menyundut rokok ke asbak. “Soal Risma lagi?”
Chris gelisah. Ia hanya
