Kesetiaan merupakan pondasi utama dalam sebuah hubungan. Begitulah yang selama ini Claretta Damayanti anggap. Ia mengira bahwa kesetiaan mampu membuat sebuah rumah tangga bertahan abadi. Tapi ternyata ia salah. Rumah tangganya yang baru berjalan empat tahun harus terombang ambing, membuatnya tak lagi tinggal satu atap bersama sang suami. Kalau kebanyakan pasangan harus berpisah karena adanya orang ketiga atau KDRT, tapi itu tidak berlaku bagi Clareta dan suami. Mereka sangat menjungjung tinggi kesetiaan. Tapi tetap saja hal itu tak mampu membuat mereka bertahan dalam satu atap. Lantas kalau begitu dalam rumah tangga apa yang lebih penting dari kesetiaan?. Jika kesetiaan tidak bisa menjamin keutuhan sebuah rumah tangga, lalu adakah yang bisa dipastikan hal apa yang bisa menjamin sebuah rumah tangga itu utuh?
Tidak mudah baginya bangkit dari keterpurukan. Hingga akhirnya di tengah tekanan keluarga dan cibiran orang, ia mampu tetap berdiri kokoh.
Pada akhirnya, saat Claretta benar-benar merasakan fase dimana ia terlalu menikmati hidup, tidak peduli dengan penilaian orang lain, tidak mementingkan perihal sakit hati atau jatuh cinta. Sebab ia benar-benar sudah berada pada titik betapa ia menyayangi dirinya sendiri. Takdir seakan kembali mempermainkannya. Secara tidak sengaja ia kembali dipertemukan dengan seseorang dimasalalunya, Arven Arion Narendra, Orang yang paling ia benci karena pria itu termasuk dalam kategori playboy, yang tidak bisa menjaga kesetiaan dan mengerti apa itu ketulusan cinta.
Lantas apakah sebenarnya tujuan Arven kembali muncul dikehidupan Claretta? Benarkah pertemuan itu hanya sebuah kebetulan belaka?